Logo
>

Emiten Batubara Kian Tertekan di Musim Bagi Deviden

Ditulis oleh KabarBursa.com
Emiten Batubara Kian Tertekan di Musim Bagi Deviden

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Prospek kinerja emiten batubara hingga pertengahan tahun ini belum menunjukkan kebangkitan yang signifikan. Dari segi harga saham, pergerakannya bervariasi, meskipun mayoritas berada dalam tren penurunan.

    Emiten batubara dengan kapitalisasi pasar terbesar, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), masih termasuk dalam saham laggard yang menggerus indeks. Beberapa saham batubara mengalami penurunan setelah momentum pembagian dividen, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

    Emiten besar lainnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), mengalami penurunan harga saham dalam empat perdagangan berturut-turut. PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) juga mengalami tren penurunan minggu ini.

    Meskipun harga saham turun, 2024 ini, PT. Adaro Energy berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan operasional yang signifikan sepanjang tahun 2024. Pendapatan utama didorong oleh divisi pertambangan batubara, yang terus menjadi penyumbang terbesar bagi total pendapatan perusahaan.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:ADRO",

    "interval": "D",

    "timezone": "Etc/UTC",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Selain itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih berusaha untuk kembali naik. Sebaliknya, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menunjukkan performa yang cukup baik didorong oleh momentum pembagian dividen dan dividen interim.

    Pada tahun 2024, United Tractors (UNTR) memperkirakan akan mengalami beberapa dinamika dalam kinerjanya. Untuk tahun ini, UNTR telah menetapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 21 triliun, yang sebagian besar akan dialokasikan untuk segmen kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, serta segmen pertambangan emas​.

    Dari sisi penjualan, UNTR menargetkan penjualan batu bara sebesar 12 juta ton, meningkat dari estimasi penjualan tahun 2023 yang mencapai sekitar 11 juta ton. Selain itu, penjualan emas ditargetkan sebesar 235.000 ounce, naik dari estimasi penjualan 2023 sebesar 175.000 ounce​ ​.

     

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:UNTR",

    "interval": "D",

    "timezone": "Etc/UTC",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "allow_symbol_change": true,

    "calendar": false,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

     

    Lalu PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada 2024 ini menunjukkan kinerja yang signifikan dalam sektor pertambangan batubara. ITMG menargetkan peningkatan produksi dan penjualan batubara dengan memperkirakan produksi batubara mencapai 16,9 juta ton dan penjualan 21,1 juta ton. Perusahaan ini mengalokasikan belanja modal (capex) untuk berbagai proyek, termasuk tambang Trubaindo, Bharinto, Indominco, dan Jorong, serta proyek energi terbarukan dan greenfield​.

    PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menunjukkan kinerja yang mengesankan sepanjang tahun 2024. Perusahaan ini merencanakan peningkatan produksi batubara, dengan target produksi mencapai 50 juta ton, meningkat dari realisasi tahun 2023 sebesar 46 juta ton. Peningkatan ini mencerminkan upaya GEMS untuk mempertahankan kinerja keuangan yang kuat di tengah tantangan pasar​.

    Selain itu, GEMS juga meningkatkan proyeksi belanja modal mereka untuk tahun 2024, dari USD 46 juta pada tahun sebelumnya menjadi USD 60 juta. Dana ini akan digunakan terutama untuk fasilitas pelabuhan, jalan angkut, dan fasilitas pendukung operasional lainnya, menunjukkan komitmen perusahaan dalam memperkuat infrastruktur untuk mendukung peningkatan produksi​.

    Rizal Nur Rafly, Equity Research Analyst dari Panin Sekuritas, mencatat bahwa setelah musim pembagian dividen dan rilis laporan keuangan kuartal I-2024, belum ada katalis signifikan bagi saham batubara. "Kinerja emiten batubara di kuartal II masih akan tertekan akibat perlambatan permintaan dari Tiongkok," jelasnya dikutip Minggu 9 Juni 2024.

    Muhammad Wafi, Analis RHB Sekuritas Indonesia, juga memperkirakan kinerja kuartal II emiten batubara belum akan menunjukkan perubahan signifikan. Harga batubara dan volume penjualan belum banyak meningkat. Namun, dari sisi pembukuan, bisa jadi ada perbaikan karena pergerakan kurs dolar dan rupiah.

    Wafi menyoroti dua faktor yang mengganjal kinerja emiten batubara pada semester pertama. Pertama, harga batubara yang tertinggal dibanding komoditas tambang lainnya, terutama logam. Kedua, kendala persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari pemerintah yang mempengaruhi tingkat produksi. Namun, kondisi diperkirakan membaik pada semester II seiring dengan periode La Nina yang meningkatkan curah hujan dan mengurangi suplai.

    Meski harga batubara masih di atas level US$ 100 per ton, belum bisa stabil menembus level US$ 140. Merujuk TradingEconomics, harga batubara berada di posisi US$ 135,90 per ton hingga akhir pekan ini.

    Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas, mencatat bahwa dalam timeframe mingguan, harga batubara masih berada dalam fase downtrend jangka pendek dengan rentang pergerakan US$ 130 - US$ 135 per ton.

    Sukarno Alatas, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa katalis lain yang bisa menggerakkan harga saham adalah aksi korporasi dari emiten. Ia menyarankan untuk wait and see terlebih dulu terhadap saham batubara. Rizal juga merekomendasikan wait and see sembari menunggu kabar terbaru mengenai pulihnya permintaan dari China.

    Untuk jangka pendek hingga menengah, pelaku pasar dapat selektif untuk trading buy, terutama melirik saham ADRO, ITMG, INDY, dan UNTR. Herditya menyarankan buy on weakness pada saham ITMG, PTBA, dan UNTR dengan target harga tertentu. (Dev/*)

     

     

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi