KABARBURSA.COM - Sejak sebulan terakhir, saham sejumlah emiten farmasi menunjukkan kinerja positifnya. Di awal September 2024, misalnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan kenaikan harga saham paling tinggi.
Berdasarkan data RTI Business pada 3 September 2024, saham farmasi KAEF membukukan pertumbuhan harga tertinggi sebesar 24,79 persen dalam sebulan terakhir, dengan harga saham dibanderol Rp730.
Pada hari ini, 27 September 2024, saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kembali menunjukkan pergerakan yang menarik di pasar saham Indonesia dengan potensi kenaikan menuju level 865 dan 1070, setelah harga sahamnya mengalami lonjakan signifikan. Pada penutupan terbaru, KAEF tercatat di angka 815, dengan keuntungan sebesar 50 poin atau 6.54 persen dari harga pembukaan di 765.
Kinerja Saham dan Volume Perdagangan
Dalam perdagangan hari ini, saham KAEF mencatatkan volume transaksi yang cukup tinggi, dengan nilai transaksi mencapai Rp3.1 triliun. Saham ini diperdagangkan dengan harga tertinggi di 820 dan terendah di 765, menunjukkan volatilitas yang cukup besar. Meskipun ada tekanan penurunan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, saham KAEF menunjukkan rebound yang cukup baik dalam jangka pendek.
Penilaian Keuangan
Meskipun saham KAEF menunjukkan kinerja positif dalam beberapa hari terakhir, analisis lebih mendalam terhadap rasio keuangan menunjukkan adanya tantangan yang harus dihadapi perusahaan. Rasio Price to Earnings (PE) saat ini menunjukkan angka negatif, yaitu -10.00 untuk PE tahunan dan -2.68 untuk PE trailing twelve months (TTM). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kerugian, dengan laba per saham (EPS) tercatat negatif di -303.70.
Dari sisi pendapatan, KAEF mencatatkan pendapatan sebesar Rp10.232 triliun (TTM) dengan margin laba kotor sebesar 28.34 persen. Namun, laba bersih perusahaan menunjukkan angka negatif, yakni -1.691 triliun, menunjukkan bahwa perusahaan masih menghadapi tantangan dalam menghasilkan profitabilitas yang konsisten.
Solvabilitas dan Likuiditas
Dalam hal solvabilitas, KAEF memiliki rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) sebesar 1.31, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki beban utang yang lebih tinggi dibandingkan ekuitas. Rasio lancar (Current Ratio) tercatat di 0.61, yang menunjukkan bahwa perusahaan mungkin kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio likuiditas yang rendah ini, bersama dengan rasio cepat (Quick Ratio) sebesar 0.37, menunjukkan bahwa perusahaan perlu meningkatkan manajemen kasnya untuk mendukung operasional sehari-hari.
Pertumbuhan dan Prospek Masa Depan
Meskipun tantangan keuangan yang ada, KAEF menunjukkan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 1.33 persen, meskipun laba kotor mengalami penurunan sebesar 21.78 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin perlu mengevaluasi strategi bisnisnya untuk memperbaiki margin laba dan mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.
Rencana untuk mendorong pertumbuhan di masa depan dapat mencakup diversifikasi produk, efisiensi biaya, dan peningkatan strategi pemasaran untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Saham KAEF menunjukkan potensi kenaikan di pasar saham, dengan target harga di level 865 dan 1070 jika dapat mempertahankan momentum positif. Namun, tantangan keuangan yang dihadapi, termasuk kerugian yang signifikan dan beban utang yang tinggi, harus menjadi perhatian serius bagi investor. Dengan melakukan analisis yang mendalam dan memahami kondisi keuangan perusahaan, investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam mempertimbangkan investasi di KAEF.
Sebagai langkah ke depan, penting bagi manajemen KAEF untuk mengimplementasikan strategi yang efektif guna meningkatkan profitabilitas dan memperkuat posisi keuangannya di pasar.
Laporan Keuangan Semester I
Badan usaha farmasi milik negara, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), mencatat pertumbuhan penjualan dua digit pada kuartal I 2024. Perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan dari hulu ke hilir ini berhasil mencatatkan prestasi tersebut meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam efisiensi biaya operasional.
Penjualan KAEF mencapai Rp2,54 triliun pada Januari-Maret 2024, naik 10,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp2,30 triliun. Kinerja positif ini tercermin dalam Laporan Keuangan (LK) Perseroan untuk triwulan I 2024, yang baru saja dirilis dan disampaikan kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun, beban pokok penjualan (HPP) dan beban usaha masing-masing meningkat sebesar 18,67 persen dan 3,04 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Kenaikan ini disebabkan oleh proses penataan portofolio produk dan efisiensi yang masih berlangsung sebagai bagian dari strategi pembenahan fundamental bisnis Perseroan.
Direktur Utama KAEF Djagad Prakasa Dwialam, menegaskan bahwa kinerja penjualan yang tumbuh hingga di atas 10 persen pada Januari-Maret 2024 menjadi awal yang baik bagi perseroan. Namun, Djagad yang sebelumnya menjadi direktur utama anak perusahaan KAEF, PT Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD), juga memahami bahwa perseroan masih menghadapi tantangan besar yaitu perlunya penguatan pada portofolio produk yang bermargin tinggi.
Selain itu tantangan terbesar lain KAEF adalah beban keuangan. Perusahaan mengambil berbagai langkah strategis untuk efisiensi dan restrukturisasi keuangan agar bisa menurunkan beban usaha dan beban bunga.
“Kami optimistis tren positif pada kuartal I 2024 ini akan berlanjut hingga akhir tahun ini. Kami terus melakukan efisiensi terutama di segmen manufaktur sehingga bisa menurunkan beban usaha. Kami juga akan memperkuat portofolio produk untuk menurunkan beban pokok penjualan,” ujar Djagad.
Dia menilai pimpinan sebelumnya telah membentuk baseline atau titik awal yang bagus sehingga bisa mengetahui tantangan utama yang dihadapi KAEF.
“Pak David Utama serta jajaran Direksi sebelumnya telah membangun pondasi dan baseline yang bagus sehingga KAEF sudah berada di jalur yang tepat untuk menuju profitabilitas, tentu dengan melakukan pembenahan menyeluruh dari hulu sampai hilir,” tutur Djagad.
Fokus efisiensi di hulu, yaitu menyangkut fasilitas-fasilitas produksi yang dimiliki serta penguatan portofolio produk. Sementara untuk segmen hilir/ritel adalah dengan optimalisasi kelengkapan produk di seluruh outlet, penguatan portofolio produk, serta meningkatkan kualitas pelayanan sehingga KAEF menjadi pilihan utama bagi pelanggan yang memerlukan obat atau layanan kesehatan.
KAEF memiliki beberapa lini bisnis, yaitu segmen manufaktur, perdagangan dan distribusi, ritel, dan segmen bisnis lainnya. Di segmen manufaktur memiliki 10 pabrik. Di segmen perdagangan dan distribusi memiliki 48 distributor, sedangkan di lini ritel memiliki 1.217 apotek, 367 klinik, dan lebih dari 300 laboratorium medis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Djagad menambahkan bahwa selama ini Kimia Farma memiliki peran dalam penyediaan obat yang berkualitas serta keterjangkauan pelayanan kesehatan sebagai upaya menjaga ketahanan kesehatan nasional. “Kimia Farma berperan aktif dalam menjaga ketahanan obat nasional dalam hal distribusi obat dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia,” pungkasnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      