KABARBURSA.COM - PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) berhasil mengamankan dua tender dari PT Pertamina EP senilai total USD5,4 juta. Kemenangan ini merupakan kabar gembira bagi SUNI dan investornya.
Tender pertama dengan nilai USD3,79 juta mencakup pengadaan casing low grade 7 inch. Sedangkan tender kedua senilai USD1,61 juta untuk pengadaan casing low grade (TFC Tahap II). Dengan asumsi kurs tengah Jisdor Bank Indonesia pada 3 Juli 2024 sebesar Rp16.387 per USD, nilai tender tersebut setara dengan Rp26,36 miliar.
Direktur Utama SUNI, Willy Johan Chandra, mengungkapkan bahwa SUNI diumumkan sebagai pemenang pada 26 Juni untuk tender pertama dan pada 3 Juli 2024 untuk tender kedua.
Transaksi ini diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja operasional dan keuangan perusahaan pada 2024 dan 2025, serta langsung meningkatkan pendapatan usaha SUNI dari segmen penjualan.
"Kami akan terus berupaya meningkatkan volume penjualan OCTG tubing, casing, wellhead, serta christmas tree untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas ke depannya," kata Willy dalam keterangan tertulis, Jumat, 5 Juli 2024.
Willy menuturkan, peluang SUNI masih sangat besar karena Indonesia menjadi captive market untuk produk seamless pipes/OCTG tubing, yang memberikan peluang untuk menjamin keberlangsungan usaha.
Sebagai produsen pipa lokal, SUNI diklaim memiliki potensi kuat untuk tumbuh secara berkelanjutan. Potensi ini didukung oleh regulasi pemerintah yang mengatur standar TKDN untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, serta kebutuhan energi yang akan terus meningkat di masa depan.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Sunindo Pratama Tbk, Freddy Soejandy, mengatakan kinerja operasional tahun ini sesuai dengan rencana dan target perusahaan.
"Perseroan optimistis bahwa kinerja operasional SUNI dapat mencapai target 2024 yang telah ditetapkan. Kinerja operasional yang baik ini mendukung SUNI untuk mencapai pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan pada tahun 2024," jelasnya.
Freddy menambahkan, OCTG tubing dan casing merupakan indikator utama yang memberikan kontribusi terbesar pada kinerja keuangan SUNI. Selain itu, volume penjualan wellhead juga turut meningkatkan kinerja SUNI.
"Semua kinerja operasional ini akan mendukung pencapaian kinerja keuangan SUNI dari segmen penjualan," kata Freddy.
Hingga Juni 2024, SUNI berhasil menjual 10,1 ribu ton OCTG tubing, meningkat signifikan sebesar 65,1 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian volume penjualan OCTG tubing mencapai 50,3 persen dari target 2024. Volume penjualan OCTG casing juga meningkat 418 kali hingga Juni 2024 menjadi 5,5 ribu ton, mencapai 62,5 persen dari target tahun ini.
Penjualan wellhead dan christmas tree, yaitu peralatan yang terpasang di atas sumur migas saat fase produksi, mencapai 27 unit hingga Juni 2024, bertambah 10 unit dari bulan sebelumnya, dan mencapai 27,6 persen dari target 2024.
Menurut data RTI Business, saham SUNI hingga pukul 11.26 WIB menjelang penutupan perdagangan sesi I hari ini melemah 0,81 persen menjadi Rp490.
Profil SUNI
PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) merupakan perusahaan yang bergerak di sektor minyak dan gas di Indonesia, yang telah aktif selama beberapa dekade terakhir. Pemerintah Indonesia telah membuka peluang bagi investor asing untuk berinvestasi di industri ini guna meningkatkan produksi dan mengembangkan infrastruktur dalam memasok gas alam dengan biaya yang lebih rendah di dalam negeri.
SUNI didirikan pada September 2002 dan mulai terlibat dalam industri minyak dan gas pada 2004. Sejak saat itu, perusahaan mengklaim telah berkontribusi dalam mendistribusikan produk dan menyediakan layanan di sektor ini. Namun, baru pada 2017, perusahaan ini menyadari pentingnya diversifikasi produk dan mulai memperluas ke industri non-migas serta menangani isu-isu lingkungan global. SUNI memperkenalkan produk teknologi tinggi untuk mengatasi berbagai masalah kritis di industri minyak dan gas serta non-migas, termasuk layanan pengelolaan limbah.
Perusahaan ini juga dikenal sebagai distributor produk dan layanan dari Tiongkok, yang menawarkan harga lebih kompetitif. Selain itu, SUNI berperan dalam mendatangkan perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk berinvestasi dan berpartisipasi dalam proyek-proyek di Indonesia, dengan tujuan meningkatkan industri lokal.
SUNI menjadi perusahaan publik melalui IPO dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2023. Meskipun demikian, SUNI terus berupaya meningkatkan kualitas produk dan layanan, yang dibuktikan dengan perolehan sertifikasi Sistem Mutu ISO 9001:2000 pada Juni 2007, yang kemudian ditingkatkan ke versi terbaru ISO 9001:2015.
Produk SUNI mencakup OCTG (Oil Country Tubular Goods) dengan pipa dan casing ERW dan tanpa sambungan, pipa bor, pipa saluran, mata bor, kepala sumur, pohon natal, packer, VSD (penggerak kecepatan variabel), bahan kimia ladang minyak, dan katup. Perusahaan juga menyediakan layanan seperti penyewaan pipa bor, layanan kepala sumur dan pohon natal di lokasi, tongkang kerja ulang dan kapal pendukung, serta teknologi ENMAX CPRS dan OILEX.
Meski mengklaim telah berkomitmen untuk menyediakan solusi berkualitas, SUNI harus terus membuktikan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan industri yang semakin kompleks dan dinamis, serta menghadapi tantangan dalam memastikan keberlanjutan operasional di tengah persaingan global yang ketat.
Meski telah berinvestasi dalam teknologi dan diversifikasi produk, perusahaan ini harus terus memperkuat posisinya di pasar domestik dan internasional. Dengan adanya regulasi pemerintah yang mengatur standar Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN, SUNI memiliki peluang untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, namun ini juga menuntut peningkatan kualitas dan efisiensi produksi yang signifikan.
SUNI juga berupaya meningkatkan volume penjualan produk seperti OCTG tubing, casing, wellhead, dan Christmas tree untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas di Indonesia. Keberhasilan dalam memenangkan tender dari PT Pertamina EP, misalnya, menjadi indikasi bahwa SUNI masih memiliki peluang besar di pasar domestik.(pin/*)