Logo
>

Emiten ISSP Laporkan Kenaikan Laba di Tengah Penurunan Penjualan

Ditulis oleh Yunila Wati
Emiten ISSP Laporkan Kenaikan Laba di Tengah Penurunan Penjualan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) melaporkan kinerja keuangan yang mengesankan pada Kuartal II 2024, dengan laba kotor mencapai Rp492 miliar, meningkat 5,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Corporate Secretary ISSP, Johannes W. Edward, dalam acara Public Expose Live di Jakarta pada Senin, 26 Agustus 2024, menyatakan bahwa laba bersih juga naik sekitar 3,1 persen YoY menjadi Rp210 miliar, meskipun ada tekanan dari kerugian kurs.

    Sebagai salah satu produsen pipa baja terbesar di Indonesia, ISSP terus menunjukkan performa yang solid. Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2024, margin laba kotor dan laba bersih masing-masing tercatat sebesar 17,6 persen dan 7,5 persen, meningkat dari 15,1 persen dan 6,6 persen pada periode yang sama tahun lalu. Johannes menjelaskan bahwa peningkatan ini sejalan dengan target perusahaan untuk tahun 2024, yaitu Gross Profit Margin (GPM) sebesar 18 persen dan Net Profit Margin (NPM) sebesar 8 persen.

    Selama Semester I 2024, ISSP berhasil mencatat arus kas dari operasi sebesar Rp805 miliar, mencerminkan kinerja yang sangat positif. Hal ini juga berdampak pada penurunan Leverage Ratio (DER) menjadi 0,6x dan peningkatan Current Ratio menjadi 2,21x. Dengan penerbitan Obligasi Terkait Keberlanjutan pada awal Juli 2024, rasio-rasio keuangan ini diharapkan akan semakin membaik.

    Dari sisi penjualan, produk pipa baja stainless dan pipa API mengalami kenaikan yang signifikan pada Kuartal II 2024, menunjukkan permintaan yang kuat di sektor minyak dan gas. Ini mendukung strategi ISSP untuk berinvestasi pada mesin pipa berdiameter besar, yang juga diarahkan untuk sektor ini. Penyelesaian mesin pipa baja stainless baru pada September 2023 memberikan kontribusi positif pada peningkatan nilai penjualan pipa baja stainless.

    Namun, manajemen tetap waspada terhadap ketidakpastian ekonomi global dan dampak domestik dari tahun politik, yang menyebabkan penurunan penjualan sekitar 10 persen YoY. Meskipun demikian, ada optimisme bahwa potensi peningkatan penjualan pada semester kedua 2024 akan tercapai, dan manajemen akan mengevaluasi hasil Kuartal III 2024 sebelum mempertimbangkan revisi target tahunan.

    Investasi baru-baru ini, termasuk penambahan unit mesin pipa stainless steel hingga 8 inci, menghasilkan peningkatan penjualan produk pipa stainless steel sebesar 45 persen YoY pada 1H2024. Johannes juga menambahkan bahwa perusahaan kini telah menambah kemampuan layanan pemotongan plat, memungkinkan pemotongan plat stainless steel hingga ketebalan 12 mm.

    ISSP juga bersiap mengoperasikan gudang di lokasi unit 7 untuk mendukung distribusi produk, terutama di wilayah barat yang strategis dekat Jalur Pantura. Ke depan, perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi, mengembangkan varian produk, dan fokus pada aspek keberlanjutan (sustainability) sebagai bagian dari implementasi prinsip-prinsip ESG yang semakin diperhatikan oleh konsumen dan investor.

    "Langkah ini diambil untuk mengantisipasi tuntutan konsumen dan investor yang semakin kritis," pungkas Johannes.

    Kenaikan Nilai Ekspor

    Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi mengatakan kenaikan nilai ekspor besi dan baja Indonesia pada tahun 2023 diharapkan memberikan dampak positif terhadap emiten dalam sektor ini.

    Menurut Oktavianus Audi, berdasarkan data dari World Steel, produksi baja pada bulan Mei 2024 mengalami kenaikan sebesar +1,5 persen menjadi 165,1 juta metrik ton (mt), meskipun turun -0,1 persen sepanjang tahun hingga Mei menjadi 793,2 juta mt.

    “Kekhawatiran kami memang supply di pasar masih tergolong tinggi sehingga ruang kenaikan akan cenderung terbatas,” kata Audi kepada Kabar Bursa, Jumat, 12 Juli 2024.

    Audi memandang, harga baja di China terus tertekan dikarenakan permintaan pengguna akhir baja tengah lesu pada bulan lalu.

    Kata Audi, dirinya melihat meski terjadi penurunan impor baja pada kuartal I (1Q24) sebesar -10,23 persen year on year (yoy) menjadi 3,51 juta ton. Hal ini menurutnya belum berhasil membuat produsen baja dalam negeri membukukan kinerja positif.

    “Seperti KRAS, yang justru mencatatkan penjualan -64,4 persen yoy dengan penurunan terjadi dari dalam negeri maupun ekspor. Lalu ada ISSP yang pendapatannya turun -21 persen yoy, BAJA -37,6 persen yoy, HKMU -96,5 persen yoy dan BTON -28,3 persen yoy,” ungkapnya.

    Audi menyebut pihaknya belum memberikan rating rekomendasi untuk emiten baja, meski demikian, jika berdasarkan teknikal analisis emiten ISSP memiliki peluang penguatan dengan resistance di level 310 dan support 276.

    Pertumbuhan industri dan ekspor besi dan baja Indonesia berkembang sangat pesat pada lima tahun terakhir (2019-2023).

    Saat ini, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara pengekspor besi dan baja dunia dari sebelumnya peringkat ke-17pada 2019.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79