KABARBURSA.COM - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp106 miliar. Keputusan ini merupakan bagian dari kebijakan perusahaan dalam memberikan nilai tambah kepada para pemegang sahamnya.
Dividen tersebut setara dengan 21 persen dari laba bersih perseroan tahun lalu yang mencapai Rp498 miliar. Pembagian dividen ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus memberikan keuntungan kepada para pemegang saham di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
"Menyetujui penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2023 sebesar Rp106 miliar atau sebesar Rp15 per saham dibagikan sebagai dividen tunai," kata manajemen dikutip Senin, 1 Juli 2024.
Keputusan ini diambil setelah melalui proses evaluasi dan pertimbangan yang matang oleh manajemen dan dewan direksi perusahaan.
Sementara itu, sisa laba akan disisihkan sebesar Rp10 miliar sebagai dana cadangan, yang akan digunakan sebagai buffer untuk keperluan tak terduga di masa depan. Selain itu, sebesar Rp382 miliar sisanya akan dimasukkan dan dibukukan sebagai laba ditahan. Laba ditahan ini akan digunakan untuk menambah modal kerja perusahaan, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan ekspansi bisnis di masa mendatang.
Harga saham ISSP pada penutupan perdagangan sore ini berada di level Rp288, naik Rp6 atau 2,13 persen. Kenaikan harga saham ini mencerminkan respons positif dari pasar terhadap keputusan pembagian dividen tersebut. Dengan demikian, indikasi dividend yield-nya setara 5,2 persen, yang menunjukkan potensi keuntungan yang menarik bagi para pemegang saham.
Keputusan untuk membagikan dividen ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek perusahaan. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat mendorong likuiditas saham ISSP di pasar, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh pemegang saham.
Manajemen PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk tetap berkomitmen untuk menjalankan strategi bisnis yang berkelanjutan dan terus menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Dengan dukungan dari para pemegang saham, perusahaan optimis dapat mencapai kinerja yang lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang.
Berikut jadwal pembagian dividen ISSP:
1. Cum Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 8 Juli 2024
2. Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 10 Juli 2024
3. Cum Dividen di Pasar Tunai: 9 Juli 2024
4. Ex Dividen di Pasar Tunai: 11 Juli 2024
5. Pembayaran dividen: 1 Agustus 2024
Berdasarkan catatan IDX Channel, dividen tahun ini merupakan rekor tertinggi yang diberikan ISSP sejak IPO pada 2014. Dividen tunai tertinggi yang pernah diberikan perseroan yakni Rp9 per saham pada 2022.
Spindo merupakan emiten yang memproduksi pipa dan tabung baja. Emiten tersebut dimiliki oleh PT Chakra Bhakti Para Putra dengan porsi kepemilikan saham mencapai 55,94 persen dengan beneficial owner, Ibnu Susanto.
Kinerja Keuangan ISSP
ISSP atau PT Spindo Tbk mencatatkan laba bersih senilai Rp498,08 miliar pada 2023. Realisasi itu meningkat 62,84 persen year-on-year (yoy) dibandingkan 2022 yang mencapai Rp305,86 miliar. Hal ini membuat laba per saham dasar ISSP naik menjadi Rp70,50 per saham dari semula Rp43,29 per saham.
Kondisi ini didukung dengan peningkatan penjualan dan pendapatan jasa perseroan sebesar 3,18 persen menjadi Rp6,45 triliun dari sebelumnya Rp6,25 triliun.
Penjualan pipa di pasar domestik berkontribusi sebesar Rp6,21 triliun, sementara ekspor menyerap pemasukan sebesar Rp242,85 miliar.
Segmen produk pipa baja menyumbang penjualan senilai Rp4,64 triliun, disusul pipa baja las spiral Rp1,24 triliun, strip dan plat mencapai Rp542,71 miliar, sedangkan jasa dan lain-lainnya senilai Rp25,96 miliar.
Meski pendapatan naik, beban pokok perseroan terpangkas 2 persen menjadi Rp5,38 triliun, sehingga margin laba kotor tumbuh signifikan mencapai Rp1,06 triliun, dari sebelumnya Rp758,61 miliar, demikian mengutip keterbukaan informasi.
Terdapat kenaikan dari sisi ongkos penjualan dan distribusi mencapai Rp160 miliar dari semula Rp138 miliar. Demikian juga kenaikan beban umum dan administrasi menjadi Rp144,05 miliar, sehingga laba sebelum pajak penghasilan tersisa Rp640,58 miliar.
Neraca ISSP pada akhir 2023 menunjukkan kenaikan aset 7,63 persen yoy menjadi Rp7,97 triliun. Ini sejalan dengan pertumbuhan modal bersih atau ekuitas 11,43 persen menjadi Rp4,61 triliun, sementara total utang atau liabilitas naik 2,81 persen menjadi Rp3,35 triliun.
Kas dan setara kas yang tersisa mencapai Rp176,93 miliar, naik signifikan dari awal tahun yang hanya mencapai Rp50 miliar. Ini disebabkan adanya pertumbuhan pemasukan operasional. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.