Logo
>

Emiten Produsen Beras Pakai Seluruh Dana IPO untuk ini

Ditulis oleh Syahrianto
Emiten Produsen Beras Pakai Seluruh Dana IPO untuk ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten produsen dan pemasok beras, PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI), melaporkan penyerapan dana Initial Public Offering (IPO) alias hasil penawaran umum perdana saham per 30 Juni 2024.

    Piero Mustafa, Direktur Utama NASI, melalui keterangan tertulisnya menyebutkan bahwa perseroan berhasil meraup dana IPO efektif pada 13 Desember 2021 sebesar Rp31 miliar dengan dipotong biaya Rp3,76 miliar. Hasilnya, PT Wahana Inti Makmur Tbk memiliki hasil bersih IPO mencapai Rp27,2 miliar.

    Selanjutnya, NASI merinci penggunaan dana hasil IPO. Utamanya uang tersebut digunakan untuk sejumlah keperluan strategis meliputi modal kerja (Rp20,4 miliar) dan pembelian kendaraan operasional perusahaan (Rp2,72 miliar).

    Sementara itu perusahaan menggunakan dana IPO untuk pembelian tanah di Desa Cikalongsari, Karawang, Jawa Barat (untuk gudang dan kantor perusahaan) sebesar Rp486,3 juta dan pembangunan gudang dan kantor di Desa Cikalongsari, Karawang, Jawa Barat sebesar Rp1,24 miliar.

    Total dana IPO yang telah digunakan NASI adalah sebesar Rp24,8 miliar. Sisa dana IPO yang masih tersimpan di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) adalah Rp2,34 miliar dengan tingkat bunga sebesar 1 persen.

    Sebagai informasi tambahan, NASI resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Desember 2021 dengan melepas sebanyak 200.000.000 saham di harga penawaran Rp155 per saham, sehingga mengantongi dana IPO sebesar Rp31 miliar.

    Adapun pada 21 Mei 2024 lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) di seluruh pasar. Suspensi ini dilakukan karena terjadi peningkatan harga kumulatif pada saham NASI.

    "Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan," tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A.

    Sementara itu, BEI mengumumkan pencabutan sementara perdagangan (suspensi) saham PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) setelah berlangsung sejak 20 Juni 2024.

    Suspensi tersebut dilakukan sebagai tindakan perlindungan terhadap investor akibat peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham NASI.

    Yulianto Aji Sadono, mengkonfirmasi pembukaan kembali perdagangan saham NASI di pasar reguler dan pasar tunai dimulai dari perdagangan sesi I tanggal 2 Juli 2024. "Keputusan ini berdasarkan penilaian dan evaluasi BEI terhadap kondisi pasar dan saham NASI," ujarnya dalam surat pengumuman resmi BEI.

    Sebelumnya, pada 19 Juni 2024, BEI mengeluarkan Pengumuman Bursa Peng-SPT-00060/BEI.WAS/06-2024 tentang penghentian sementara perdagangan saham NASI. Penetapan ini berdasarkan pada peningkatan harga saham yang signifikan, yang merupakan langkah preventif untuk menjaga stabilitas pasar dan melindungi kepentingan investor.

    Saham NASI pada perdagangan terakhir sebelum suspensi, pada 19 Juni 2024, tercatat mencapai level Rp206. BEI telah memastikan bahwa semua persyaratan dan prosedur telah dipenuhi sebelum mengizinkan pembukaan kembali perdagangan, untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam pasar modal.

    Kinerja NASI

    Sepanjang 2023, NASI atau PT Wahana Inti Makmur Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp79 miliar. Terjadi kenaikan 34,17 persen secara tahunan (year on year) dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp59 miliar.

    Di sisi lain, perseroan tidak memperoleh laba bersih positif pada 2023 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Karena pada 2023, NASI hanya meraup Rp362,12 juta, turun 64,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp1 miliar.

    Sementara itu dari kinerja sahamnya, NASI tampak bergerak positif. Dalam setahun (yoy), sahamnya tumbuh 169,01 persen atau naik 120 menjadi Rp191 per lembar saham. Dari awal Januari 2024 hingga hari ini (year to date/ytd) saham NASI bergerak 113 atau naik 144,87 persen.

    Target NASI 2024

    Karena itu, PT Wahana Inti Makmur Tbk membidik pertumbuhan penjualan berkisar 15-20 perden pada 2024 dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang senilai Rp79,2 miliar.

    “Kami melihat peluang pasar beras di Indonesia masih potensial, termasuk untuk jenis beras khusus. Karena itu, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan penjualan berkisar 15-20 persen pada tahun ini,” kata Piero Mustafa.

    Dia menerangkan, produk yang didistribusikan oleh NASI mencakup beras umum dan beras khusus. Dia menambahkan, potensialnya usaha beras ditopang oleh tingginya kebutuhan pasar seiring pertumbuhan populasi penduduk.

    Merujuk Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) No 2 Tahun 2023, klasifikasi beras terdiri atas beras umum dan beras khusus.

    Beras umum mencakup beras pecah kulit dan beras sosoh. Sedangkan beras khusus terdiri atas beras ketan, beras merah, beras hitam, beras varietas lokal, beras fortifikasi, beras organik, beras indikasi geografis, beras dengan klaim kesehatan, dan beras tertentu yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

    Sementara itu, kelas mutu beras terdiri atas beras premium, beras medium, beras submedium, dan beras pecah.

    Mutu beras merupakan nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan, kandungan gizi, organoleptik, fisik, dan komposisi.

    “Kami melihat kebutuhan akan beras khusus kian meningkat seiring kesadaran konsumen terhadap kesehatan, terutama pascapandemi Covid-19,” kata Piero Mustafa.

    Dia menerangkan, NASI merangsek pasar lewat dua klasifikasi beras, yakni umum dan khusus.

    “Komposisi produk yang kami distribusikan selama ini porsinya seimbang, yakni 50 persen beras umum dan 50 persen beras khusus,” ujarnya.

    Konsumsi beras di Indonesia masih tinggi, bahkan terus meningkat sepanjang 2019-2023 sehingga membuka peluang usaha distribusi beras di Indonesia menjadi kian lebar.

    Mengutip data Konsumsi Pangan Tahun 2023 yang dilansir Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2023, konsumsi beras dan beras ketan masyarakat Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 81,23 kilogram/kapita/tahun.

    Angka itu meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang bertengger di level 78,71 kilogram/kapita/tahun. Namun, konsumsi tahun 2023 turun 0,15 perden bila dibandingkan setahun sebelumnya yang masih sekitar 81,35 kilogram/kapita/tahun. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.