Logo
>

CDIA Tetapkan Harga Rp190, Masuk Tahap Penawaran Umum

CDIA resmi memulai penawaran umum 2–4 Juli 2025 setelah menetapkan harga IPO di batas atas Rp190 per saham, dengan target dana hingga Rp2,37 triliun.

Ditulis oleh Syahrianto
CDIA Tetapkan Harga Rp190, Masuk Tahap Penawaran Umum
Salah satu fasilitas yang dimiliki dan dikelola oleh Chandra Asri atau TPIA. (Foto: Dok. Chandra Asri)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) resmi menetapkan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di batas atas sebesar Rp190 per saham. 

    Tahap penawaran umum dimulai hari ini, 2 Juli 2025, dan akan berlangsung hingga 4 Juli 2025, setelah sebelumnya menggelar masa bookbuilding atau penawaran awal pada 19–24 Juni 2025 dengan kisaran harga Rp170–Rp190 per saham.

    Berdasarkan prospektus final yang diterbitkan perusahaan, CDIA akan menawarkan sebanyak-banyaknya 12,48 miliar saham baru atau setara dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. 

    Dengan harga final di level Rp190, total dana yang berpotensi dihimpun dari aksi korporasi ini mencapai Rp2,37 triliun.

    Dana hasil IPO akan digunakan seluruhnya untuk penyetoran modal ke anak usaha dalam pilar logistik dan pelabuhan. 

    Sekitar Rp871,7 miliar dialokasikan ke anak usaha di sektor logistik laut, yaitu PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM), yang akan digunakan untuk pembelian kapal serta modal kerja. 

    Sementara Rp1,5 triliun akan dikucurkan ke PT Chandra Samudera Port (CSP) dan selanjutnya ke PT Chandra Cilegon Port (CCP) untuk pembangunan fasilitas pelabuhan dan tangki penyimpanan128lmzwzv4.

    Manajemen menjelaskan bahwa IPO ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat empat pilar usaha utama, yakni energi, logistik, kepelabuhanan dan penyimpanan, serta air. 

    "Kami ingin mempercepat pertumbuhan infrastruktur industri dasar yang mendukung sektor manufaktur, petrokimia, dan energi di Indonesia," ujar Direktur Utama CDIA dalam keterangannya di prospektus.

    Dalam hal pelaksanaan, IPO CDIA didukung oleh enam perusahaan sekuritas yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek, yaitu PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. 

    Penawaran dilakukan secara full commitment, artinya seluruh saham yang tidak terserap publik akan dibeli oleh sindikasi penjamin.

    Penjatahan efek akan dilakukan pada 7 Juli 2025, sementara distribusi saham secara elektronik dijadwalkan pada 8 Juli 2025. Saham CDIA akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025 dengan kode saham CDIA.

    Mengacu pada laporan keuangan per 31 Desember 2024, CDIA mencatatkan pendapatan sebesar USD102,2 juta atau naik 34,96 persen dibanding tahun sebelumnya. Laba bersih tahun berjalan melonjak tajam menjadi USD32,6 juta dari sebelumnya hanya USD1,8 juta. Laba per saham dasar disesuaikan setelah stock split menjadi USD0,0003231.

    Struktur pemegang saham setelah IPO menunjukkan bahwa PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan Phoenix Power B.V. masih akan menguasai masing-masing 60 persen dan 30 persen saham, sementara publik akan menggenggam 10 persen sisanya128lmzwzv4.

    Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan pernyataan efektif pada 30 Juni 2025, menandai kelayakan penawaran umum saham CDIA kepada publik. 

    “Kami berharap dana yang dihimpun dari IPO ini dapat memperkuat posisi keuangan Perseroan dan mendukung ekspansi ke depan,” tulis manajemen CDIA dalam dokumen prospektus128lmzwzv4.

    Dengan kapitalisasi awal mencapai lebih dari Rp23 triliun pasca-IPO dan strategi bisnis berbasis empat pilar sektor infrastruktur, CDIA mengincar posisi strategis sebagai penyedia solusi infrastruktur industri terintegrasi di Indonesia dan Asia Tenggara. 

    Investor publik kini memasuki tahap final untuk memperoleh saham perdana perusahaan yang terafiliasi erat dengan grup besar seperti Barito Pacific (TPIA) dan EGCO asal Thailand. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.