KABARBURSA.COM - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengumumkan perubahan signifikan dalam kepemilikan sahamnya di PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Melalui serangkaian transaksi pembelian saham yang dilakukan pada Desember 2024 hingga Februari 2025, EMTK berhasil meningkatkan persentase kepemilikan sahamnya di SCMA.
Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), periode Desember 2024, EMTK membeli total 343.739.400 saham SCMA, yang setara dengan 0,46 persen dari total saham yang diterbitkan oleh perusahaan media tersebut.
"Pembelian ini dilakukan secara bertahap pada tujuh tanggal berbeda dengan harga rata-rata per saham berkisar antara Rp154 hingga Rp179," Titi Maria Rusli, Sekretaris Perusahaan EMTK, melalui keterangannya di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.
Langkah Elang Mahkota Teknologi untuk meningkatkan kepemilikan saham di SCMA pada Desember 2024 menegaskan strategi perusahaan dalam memperkuat posisinya di sektor media. Dengan investasi sebesar Rp55,32 miliar untuk membeli 343,74 juta saham SCMA, EMTK kini menguasai 61,91 persen hak suara di SCMA, naik dari sebelumnya 61,44 persen.
Kenaikan kepemilikan ini tidak hanya mencerminkan komitmen EMTK untuk mengoptimalkan portofolio bisnisnya, tetapi juga memberikan sinyal positif terhadap prospek saham perusahaan pada 2025. Dengan portofolio bisnis yang beragam, termasuk media, layanan kesehatan digital, dan investasi teknologi, EMTK dinilai memiliki daya tarik kuat bagi investor.
Memasuki Januari 2025, EMTK kembali melakukan pembelian saham SCMA sebanyak 121.636.300 saham, yang mewakili 0,16persen dari total saham SCMA, dengan harga rata-rata per saham Rp165. Pembelian saham ini berlangsung pada tanggal 2 dan 3 Januari 2025.
Puncak pembelian terjadi pada Februari 2025, di mana EMTK menambah 102.684.800 saham SCMA pada tiga kesempatan berbeda. Pembelian saham dilakukan pada 5, 7, dan 10 Februari 2025, dengan harga rata-rata per saham masing-masing sebesar Rp186, Rp193, dan Rp203.
Dengan pembelian saham-saham tersebut, kepemilikan saham EMTK di SCMA meningkat dari 45.915.471.940 saham atau 62,07persen menjadi 46.018.156.740 saham atau 62,21persen. Peningkatan ini memastikan EMTK tetap menjadi pengendali utama di SCMA.
"Tujuan dari seluruh transaksi ini adalah untuk investasi, dengan status kepemilikan saham yang bersifat langsung (direct) dan EMTK tetap menjadi pengendali penuh atas saham yang dimilikinya," ungkap Titi.
Dengan langkah ini, EMTK memperkuat posisinya di industri media, yang diyakini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Prospek Saham EMTK pada 2025
Elang Mahkota Teknolog, emiten yang bergerak di sektor teknologi ini dianggap bisa mendatangkan cuan besar di 2025. Analis Stocknow.id Abdul Haq Al Faruqy, berpendapat EMTK memiliki portofolio bisnis yang luas. Hal ini yang membuat EMTK bisa menjadi pilihan menarik di tahun depan.
“Dengan memiliki portofolio bisnis yang luas, termasuk media, layanan kesehatan digital, dan investasi di berbagai startup teknologi, menjadikan diversifikasi yang kuat bagi EMTK,” kata Abdul kepada Kabarbursa.com, Selasa, 24 Desember 2024.
Abdul juga menyoroti anak usaha EMTK, yakni Surya Citra Media atau SCMA yang mencatatkan kinerja keuangan cemerlang. Ini juga bisa menjadi pertimbangan para investor untuk menentukan pilihan pada EMTK di tahun depan.
Di sisi lain, Abdul membeberkan laba bersih EMTK pada 9M2024. Dalam keterangannya, laba bersih EMTK mengalami kenaikan sebesar 379,8 persen year on year (yoy) atau menjadi sebeaar Rp702 miliar. “Dengan proyeksi yang menarik, target harga saham EMTK di 2025 mencapai Rp800 per lembar,” pungkas Abdul.
Adapun pada perdagangan Selasa, 24 Desember 2024, EMTK ditutup melemah 30 poin atau turun 5,50 persen ke level 515.
Merujuk data perdagangan Stockbit, Rabu, 25 Desember 2024, EMTK melaporkan sejumlah indikator kinerja keuangan utama untuk kuartal terbaru, menunjukkan posisi solvabilitas yang kuat namun tantangan pada margin operasional.
Pada aspek solvabilitas, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia ini mencatatkan current ratio (quarter) sebesar 4,16 dan quick ratio (quarter) sebesar 3,81. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Dari sisi profitabilitas, Return on Assets (ROA) tercatat sebesar 1,04 persen, dan Return on Equity (ROE) sebesar 1,33 persen , yang menunjukkan kontribusi keuntungan terhadap total aset dan ekuitas.
Perusahaan juga mencatat Gross Profit Margin sebesar 34,80 persen, menggambarkan efisiensi dalam pengelolaan biaya produksi. Namun, Operating Profit Margin menunjukkan angka negatif sebesar -0,20 persen, yang mengindikasikan tantangan dalam menghasilkan laba operasional.
Meski demikian, Net Profit Margin berhasil mencapai 8,65 persen, menandakan keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan keuntungan bersih setelah beban lain-lain.
Laporan ini menunjukkan bahwa EMTK tetap berada dalam posisi keuangan yang stabil meskipun menghadapi tekanan pada efisiensi operasional. Strategi perusahaan ke depan akan menjadi kunci untuk meningkatkan profitabilitas operasional sambil menjaga struktur modal yang sehat. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.