KABARBURSA,COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menggandeng raksasa energi asal Turki, Zorlu Enerji, dalam kemitraan strategis yang berpotensi mempercepat lahirnya poros baru kekuatan energi hijau dunia.
Kedua perusahaan resmi menandatangani Joint Study Agreement (JSA) untuk pengembangan proyek panas bumi lintas negara, dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Ankara, Turki, Kamis, 11 April 2025 lalu.
Penandatanganan ini menjadi sorotan karena turut disaksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki Ibrahim Yumakli, sebagai bagian dari Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting yang difasilitasi KADIN Indonesia bersama The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK).
Corporate Secretary PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Kitty Andhora menjelaskan, kolaborasi ini akan menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di wilayah izin panas bumi milik Zorlu Enerji di Turki, dan menjadi batu loncatan bagi penguatan peran kedua negara sebagai pemimpin industri panas bumi global.
"Melalui kolaborasi strategis ini, PGE berharap dapat memperkuat posisi Indonesia dan Turki dalam mendorong transisi energi bersih yang berdaulat, stabil, dan berkelanjutan. Panas bumi merupakan sumber energi asli yang dimiliki kedua negara dan menjadi kunci untuk masa depan energi hijau,” ujar Kitty melalui keterangan resminya dikutip Minggu, 13 Maret 2025.
Menurutnya, kerja sama ini juga membuka jalan bagi percepatan transfer teknologi dan pembangunan rantai pasok industri panas bumi yang kokoh di dalam negeri, sekaligus memperbesar daya tarik investasi energi terbarukan di Indonesia.
Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Cooperation antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki yang ditandatangani saat kunjungan kenegaraan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada Februari 2025 lalu.
Bagi Indonesia, panas bumi bukan hanya sekadar sumber daya, tetapi telah menjadi aset strategis nasional. Dengan cadangan mencapai 24 GW atau sekitar 40 persen dari total potensi global, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama dalam pasar energi bersih dunia.
Zorlu Enerji sendiri merupakan pelaku industri panas bumi terbesar di Turki, dan menyambut baik inisiatif ini sebagai bentuk komitmen dua negara untuk mendorong inovasi dan kerja sama sektor energi secara global.
PGEO yang saat ini mengelola 10 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang 672 MW, menargetkan peningkatan kapasitas menjadi 1 GW pada 2027 dan 1,7 GW pada 2034. Dari sisi cadangan, perusahaan telah mengidentifikasi potensi hingga 3 GW dari wilayah kerjanya.
“Penandatanganan JSA ini menegaskan keseriusan PGE dalam memperluas kerja sama internasional dan memaksimalkan potensi panas bumi, tak hanya untuk listrik, tetapi juga untuk produk turunan seperti hidrogen hijau, silika, dan kredit karbon,” ujar dia.
PGEO merupakan salah satu perusahaan penyumbang dalam perdagangan karbon di IdxCarbon.
Diberitakan KabarBursa.com sebelumnya, anak perusahaan PT Pertamina Persero ini didirikan pada 2006 dan sampai sekarang telah berkontribusi kepada 80 persen kapasitas energi panas bumi terpasang di Indonesia.
Dalam rangka pengembangan usaha panas bumi secara berkelanjutan, PGEO juga mendirikan PT Geothermal Energi Seulawah pada 31 Juli 2017, dan PT PGE Lawu berubah menjadi PGE Kotamobagu pada tahun 2022.
Perusahaan tersebut mengklaim mengedepankan energi hijau dalam usahanya. Saat ini PGEO telah memasok listrik ke lebih dari 2 juta rumah di Indonesia dengan potensi pengurangan emisi mencapai 9,7 juta tCO2 per tahun.
PGEO juga mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 penugasan dengan total kapasitas terpasang sebesar 1877 MW. Wilayahnya yakni Gunung Sibualu-Buali, Gunung Sibayak-Sinabung, Sungai Penuh, Huluais, Lumut Balal dan Margabayur, Way Panas, Kamojang-Darajat, Karaha Cakrabuana, Pangelengan, Cibeureum-Parabakti, Tabanan, Lahendpng, Seulawah.
Perusahaan ini mempunyai strategi bisnis berkembang berdampingan dan menyatu dengan kelestarian alam dan kehidupan bermasyarakat.
PGEO juga memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia yang mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh operasi perusahaan. Dia masuk ke daftar 2025 ESG Top-Rated Company ang baru saja dirilis oleh Sustainalytics, lembaga pemeringkatan internasional yang fokus pada penilaian risiko ESG.
Daftar itu mencakup 50 perusahaan global dengan peringkat ESG terbaik dari 15.000 perusahaan di 42 negara yang dicakup oleh penilaian Sustainalytics.
Sebagai world class green energy company, PGEO ingin menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end to end potensi panas bumi beserta produk turunannya serta berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia net zero emission 2060. PGEO memiliki kredensial ESG dengan 16 penghargaan PROPER Emas sejak 2011 sampai 2023 dalam penghargaan kepatuhan lingkungan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Peringkat & Keterlibatan ESG.
Sementara visi perusahaan ini adalah World Class Green Energy Company with Largest Geothermal Capacity Globally. Misinya menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end to end potensi panas bumi beserta produk turunannya dan mendukung dan berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global.
Lalu bagaimana kinerja keuangannya, apakah PGEO menguntungkan untuk investasi ?
Dilansir dari laporan keuangan Stockbit, perusahaan mencatat rasio harga terhadap laba (PE) tahunan sebesar 15,34 dan trailing twelve months atau TTM sebesar 16,69, dengan rasio forward PE sebesar 16,44. Dibandingkan dengan median PE IHSG sebesar 7,83, valuasi PGEO terlihat lebih bagus. Tingkat hasil laba atau earnings yield berada di angka 5,99 persen, mencerminkan efisiensi pendapatan terhadap harga saham.
Dari sisi rasio valuasi lainnya, harga terhadap penjualan atau price-to-sales TTM tercatat di 6,78, sedangkan harga terhadap nilai buku atau price-to-book value berada pada 1,38. Rasio harga terhadap arus kas bebas TTM sebesar 18,77 menunjukkan tingkat profitabilitas yang cukup stabil. Rasio EV terhadap EBIT dan EV terhadap EBITDA masing-masing berada di level 10,90 dan 7,49.
Pendapatan per saham (EPS) untuk TTM tercatat sebesar 59,92, sementara EPS tahunan yang diestimasi adalah 65,18. Pendapatan per saham untuk TTM berada di 147,51, dengan arus kas bebas per saham sebesar 53,27. Rasio solvabilitas menunjukkan likuiditas yang sangat sehat dengan current ratio 4,18 dan quick ratio 4,09. Total utang terhadap ekuitas berada pada 0,38, sementara total liabilitas terhadap ekuitas tercatat 0,49.
Dari sisi efektivitas manajemen, laba atas aset (ROA) adalah 5,57 persen, laba atas ekuitas (ROE) 8,28 persen, dan laba atas modal yang digunakan (ROCE) berada pada 9,16 persen. Perusahaan mencatat margin laba bersih atau net profit margin pada kuartal terakhir sebesar 34,85 persen, menunjukkan kemampuan yang baik dalam mengelola biaya.
Dalam hal pertumbuhan, perusahaan mengalami penurunan pendapatan kuartal secara tahunan atau year on year sebesar 23,14 persen, dengan laba bersih turun 33,31 persen. Meskipun demikian, arus kas operasional tetap kuat di angka Rp3.825 miliar rupiah untuk TTM, dan arus kas bebas tercatat sebesar Rp2.211 miliar.
PGEO juga menunjukkan komitmen terhadap pemegang saham dengan dividen sebesar 47,77 per saham, memberikan tingkat hasil dividen sebesar 4,78 persen. Dengan rasio pembayaran dividen sebesar 73,29 persen.
Dari sisi neraca keuangan, total aset per 30 September 2024 adalah Rp44,652 miliar, dengan ekuitas sebesar Rp30,047 miliar. Posisi kas perusahaan berada di angka Rp9.959 miliar, sementara total utang sebesar Rp11,282 miliar, menghasilkan utang bersih sebesar Rp1,323 miliar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.