KABARBURSA.COM - Saham emiten Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Kapital Indonesia Tbk atau BCAP, Senin, 6 Januari 2025, bergerak sideways usai pengumuman perubahan struktur kepengurusan. Berdasarkan keterangan resminya, Monisaris Utama Wito Mailoa, mengundurkan diri secara efektif per tanggal 2 Januari 2025.
Pengunduran diri Wito membuka peluang bagi Angela Herliani Tanoesoedibjo, yang selama ini dikenal memiliki jejak rekam eksekutif yang kuat di dunia bisnis, untuk mengambil alih posisi strategis tersebut. Angela, yang memiliki pengalaman luas di berbagai perusahaan dan sektor, dipandang sebagai sosok yang dapat membawa kebijakan segar dan perspektif baru yang akan berkontribusi pada pengembangan perusahaan.
Meskipun pergantian posisi ini terbilang cukup penting, manajemen MNC Capital dengan tegas memastikan bahwa langkah tersebut tidak akan mengganggu jalannya operasional atau mempengaruhi stabilitas keuangan perusahaan. Bahkan, perubahan ini diyakini akan menjadi momentum untuk memperkuat manajemen perusahaan dalam mendukung pertumbuhannya yang berkelanjutan.
Keputusan terkait pengangkatan Angela Herliani Tanoesoedibjo sebagai Komisaris Utama baru ini masih menunggu persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan datang.
Proses transisi kepemimpinan ini menunjukkan keseriusan BCAP dalam memperkuat struktur perusahaan dengan membawa sosok yang berkompeten dan memiliki pengalaman tinggi di dunia bisnis. Angela dipandang sebagai pilihan yang tepat untuk memimpin perusahaan menuju era pertumbuhan baru, dengan kepemimpinan yang inovatif dan berfokus pada pencapaian jangka panjang.
Tak hanya itu, langkah ini juga menjadi indikasi jelas dari tekad MNC Capital dalam merencanakan langkah-langkah strategis yang lebih progresif, memastikan bahwa perusahaan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Dengan kemampuannya di berbagai sektor bisnis, Angela Herliani Tanoesoedibjo diharapkan akan membawa perusahaan semakin maju, dan lebih jauh lagi, memperluas pencapaian dan membawa MNC Capital ke arah masa depan yang lebih cerah.
Saham Bergerak Sideways
Mengutip Stockbit, hari ini, pergerakan saham BCAP tercatat berada di harga per lembar saham di level Rp55, tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya. Dengan volume perdagangan yang cukup moderat, saham BCAP diperdagangkan dalam jumlah 182 ribu lot, dengan total transaksi yang mencapai sekitar Rp1 miliar.
Dalam beberapa waktu terakhir, saham BCAP mengalami sedikit fluktuasi, dengan rentang harga hariannya berkisar antara Rp54 hingga Rp58.
Melihat pada kinerja saham perusahaan dalam periode yang lebih panjang, performa saham BCAP mengalami penurunan sebesar 17,91 persen dalam tiga bulan terakhir, dan penurunan 5,17 persen dalam sebulan.
Namun, di sisi lain, harga saham BCAP tercatat mengalami kenaikan sebesar 44,74 persen dalam enam bulan terakhir dan 10 persen dalam setahun terakhir, menunjukkan adanya lonjakan meskipun saham tersebut sempat mengalami tekanan.
Namun, dalam jangka panjang, saham BCAP terlihat mengalami penurunan yang cukup signifikan, dengan penurunan sebesar 60,14 persen dalam lima tahun terakhir dan 60,71 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Ini menandakan adanya tantangan besar yang dihadapi oleh perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, baik dari segi kinerja pasar maupun dari sisi pertumbuhan.
Harga tertinggi yang dicatatkan untuk saham BCAP dalam 52 minggu terakhir adalah Rp143, sementara harga terendahnya berada di level Rp22, menunjukkan fluktuasi harga saham yang cukup lebar dan memperlihatkan volatilitas yang tinggi di pasar.
Performa Finansial 3Q24
PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) melaporkan performa finansial hingga 30 September 2024 dengan total pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,43 triliun, naik 10,6 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
Sumber utama pendapatan BCAP berasal dari pendapatan bunga dan dividen yang meningkat 3,3 persen yoy, dari Rp1,40 triliun menjadi Rp1,45 triliun pada 9M-2024. Pendapatan ini mencakup 59,6 persen dari total pendapatan perusahaan. Sementara itu, sumber pendapatan lainnya adalah premi bersih senilai Rp487,72 miliar serta pendapatan digital sebesar Rp257,11 miliar.
Di tengah kenaikan pendapatan tersebut, BCAP mencatatkan laba bersih sebesar Rp117,73 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Peningkatan ini mencapai 22,3 persen yoy dari laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp96,27 miliar.
Pada laporan neraca, BCAP melaporkan total aset konsolidasi sebesar Rp27,94 triliun, dengan liabilitas konsolidasi mencapai Rp20,69 triliun, dan ekuitas konsolidasi berada di angka Rp7,25 triliun pada 9M-2024.
Unit bisnis utama yang menopang pendapatan BCAP adalah MNC Bank dengan kontribusi sebesar 45,4 persen dari total pendapatan konsolidasi, disusul oleh MNC Life 17,9 persen, MNC Insurance 9,3 persen, MNC Finance 8,1 persen, MNC Sekuritas 7,2 persen, MNC Leasing 5,3 persen, MNC Teknologi Nusantara 1,3 persen, FM Digital Solution 0,9 persen, MNC Asset Management 0,6 persen, dan unit lainnya 4,0 persen.
Rencana Pelunasan Obligasi
Obligasi Berkelanjutan IV Tahun 2023 Tahap I Seri A senilai Rp235,6 miliar yang diterbitkan oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk (MNC Kapital) dengan peringkat idBBB+ akan jatuh tempo pada 29 Januari 2025.
MNC Kapital berencana melunasi obligasi tersebut dengan dana hasil penerbitan surat utang baru yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Pada 30 Juni 2024, MNC Kapital mencatat saldo kas dan setara kas sebesar Rp86,5 miliar serta surat berharga senilai Rp999,2 miliar.
Sebagai perusahaan induk investasi, MNC Kapital memiliki sembilan anak perusahaan utama yang bergerak di sektor perbankan, sekuritas, manajemen investasi, pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, asuransi jiwa, asuransi umum, dan teknologi keuangan.
Pada akhir Juni 2024, struktur kepemilikan saham perusahaan adalah sebagai berikut: PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) dengan 49,81 persen, Jalan Pantai Limited 9,15 persen, UOB Kay Hian (Hong Kong) Ltd 6,53 persen, HT Investment Development Ltd 8,70 persen, anggota manajemen 0,14 persen, dan masyarakat sebesar 25,67 persen (masing-masing pemegang saham publik di bawah 5 persen).
BHIT, sebagai induk usaha yang dikendalikan oleh Hary Tanoesoedibjo, berfokus pada segmen media, hiburan, hospitality, serta jasa keuangan dan investasi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.