KABARBURSA.COM - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) sedang melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah racik uang kertas (LRUK) sebagai bahan bakar pengganti (cofiring) batu bara di Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang-PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mendukung percepatan transisi energi dan mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa pemanfaatan LRUK di PLTU Bengkayang merupakan kelanjutan dari kesuksesan yang sebelumnya telah diraih di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Ini adalah salah satu langkah strategis perusahaan dalam mengurangi emisi dengan mengganti sebagian bahan bakar batu bara dengan biomassa, seperti LRUK.
"Pemanfaatan LRUK, yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan, kini digunakan untuk menggantikan batu bara dalam operasional PLTU. Kami terus mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU," kata Edwin.
Kolaborasi antara PLN IP UBP Singkawang dan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat untuk memanfaatkan LRUK sebagai bahan bakar alternatif telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU). MoU tersebut ditandatangani oleh Manajer Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo, dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat Nur Asyura Anggini Sari.
Dalam rangka uji coba cofiring, telah dilakukan pengiriman perdana LRUK ke PLTU Bengkayang sebanyak sembilan ton. Saat ini, penggunaan biomassa dalam proses cofiring di PLTU Bengkayang sudah mencapai empat persen per Mei 2024, dan diharapkan dapat terus ditingkatkan dengan kerjasama lebih lanjut.
Slamet Muji Raharjo menekankan bahwa kerja sama antara berbagai pihak sangat penting untuk memenuhi kebutuhan bahan baku cofiring di PLTU Singkawang. Pemanfaatan LRUK tidak hanya membantu dalam pengurangan emisi, tetapi juga mendukung konsep waste to energy yang ramah lingkungan.
Nur Asyura Anggini Sari dari Bank Indonesia menambahkan bahwa kolaborasi dengan PLN Indonesia Power merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung transisi energi yang sejalan dengan pencapaian target net zero emission pada tahun 2060.
Pemanfaatan LRUK untuk cofiring di PLTU Bengkayang bukan hanya langkah inovatif dalam pengelolaan limbah, tetapi juga kontribusi nyata dalam upaya menciptakan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk masa depan.
Bangun Ekosistem Biomassa
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui anak usahanya, PT Artha Daya Coalindo (ADC), sedang aktif membangun ekosistem biomassa untuk mendukung program pencampuran bahan bakar (cofiring) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta mempercepat pencapaian target net zero emission (NZE) pada 2060.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa pembangunan ekosistem biomassa ini salah satunya dilakukan melalui program Hutan Tanaman Energi. Program ini bertujuan untuk menyediakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan di beberapa lokasi, termasuk di PLTU Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
"Pemanfaatan biomassa di PLTU Adipala diharapkan dapat mencapai 42.000 ton per tahun, yang akan berdampak pada penurunan emisi sebesar 48.531,47 ton CO2," kata Edwin.
Proyek ini melibatkan kerja sama dengan badan usaha milik desa (BUMdes) di Kabupaten Cilacap, dengan mengembangkan hutan tanaman energi berjenis pohon gamal dan kaliandra. Lokasi proyek ini tersebar di tiga kecamatan yaitu Kawunganten, Jeruklegi, dan Kesugihan, dengan target pengembangan lahan mencapai 100 hektare.
Edwin menekankan bahwa PLN Indonesia Power terus berupaya berkolaborasi dalam pengembangan teknologi untuk mengurangi emisi di Indonesia. Selain itu, proyek ini juga diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat dengan memberdayakan mereka sebagai penyedia biomassa.
"Kerja sama ini juga diharapkan dapat mendukung strategi pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia. Pembangunan ekosistem biomassa tersebut dilaksanakan salah satunya melalui program Hutan Tanaman Energi sebagai penyedia alternatif bahan bakar ramah lingkungan," tambah Edwin.
Selain pengembangan hutan tanaman energi, PLN Indonesia Power juga telah berhasil mengimplementasikan teknologi cofiring biomassa di beberapa lokasi. Program ini telah terbukti efektif dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, seperti CO2.
"Dengan penggunaan bahan bakar konvensional yang dipadukan dengan energi terbarukan, PLN Indonesia Power terus meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi dampak lingkungan," jelas Edwin.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari komitmen PLN Indonesia Power dalam mendukung transisi energi menuju keberlanjutan yang lebih baik, sesuai dengan target global untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim.(*)