KABARBURSA.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berupaya meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman padi di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat melalui optimalisasi program pompanisasi dan mekanisasi.
“Kami meminta para petani di Manokwari untuk memaksimalkan pompanisasi dan optimasi lahan (Oplah) melalui penggunaan alat mesin pertanian (alsintan),” ujar Amran dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Mentan menyatakan telah meninjau jalannya pertanaman padi dan program cetak sawah di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Menurutnya, dengan memanfaatkan program pompanisasi dan mekanisasi dalam pertanian, biaya produksi dapat dihemat hingga 50 persen.
"Yang ingin melakukan optimasi lahan jangan dialihfungsikan, fokus pada target kita bersama yaitu menjadikan Papua sebagai lumbung pangan Indonesia Timur," kata Amran.
Untuk mendukung ini, Mentan meminta pemerintah daerah segera mendatangkan alat berat seperti ekskavator dan mesin perata tanah sehingga lahan dapat diolah menjadi lebih produktif. Mengenai biaya, Mentan memastikan bahwa pihaknya akan mensupport semua kebutuhan tersebut.
"Segera cari ekskavator karena nanti biayanya akan kita siapkan. Dari 20 ribu hektare lahan yang ada, saya minta segera dilakukan penambahan melalui program cetak sawah," ujarnya.
Amran menjelaskan bahwa Papua Barat memiliki potensi besar dalam mendukung Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, dengan salah satu potensi berada di Kabupaten Manokwari yang mencapai 2.558 hektare di Kecamatan Sidey dan Masni.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menambahkan bahwa kegiatan optimasi lahan sudah berjalan dengan baik, seiring dengan perbaikan infrastruktur dan alokasi alsintan serta pompanisasi oleh pemerintah.
"Saat ini telah dilakukan olah tanah dengan menggunakan alsintan yang telah kita alokasikan. Kegiatannya meliputi normalisasi saluran dan pengolahan lahan pada lahan rawa pasang surut dengan menggunakan traktor roda empat," kata Ali.
Transformasi Teknologi Iran
Kementerian Pertanian (Kementan) RI bersama Iran menjalin sinergi untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia melalui kerja sama teknologi dan ilmu pengetahuan guna meningkatkan produktivitas pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Dubes Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menyatakan bahwa Iran sangat maju dalam sistem irigasi berteknologi tinggi terbaru dan teknologi untuk mengawetkan makanan,” kata Boroujerdi saat bertemu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta.
Menurutnya, Iran memiliki berbagai teknologi termasuk mesin penyimpan hasil produksi, mesin tanam, mesin pengawet, dan teknologi lainnya seperti sistem pendorong air atau pompanisasi.
“Bahkan kami memiliki teknologi lainnya untuk pertanian dan kami siap berbagi pengalaman di bidang tersebut,” ujar Boroujerdi.
Dia juga mengungkapkan upaya peningkatan produktivitas pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan dilakukan dengan penguatan sistem mekanisasi, pompanisasi, dan pemanfaatan lahan rawa.
Selain itu, Boroujerdi menyatakan Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pangan dengan Indonesia, khususnya pada subsektor hortikultura yang berkaitan dengan buah-buahan.
“Iran memiliki banyak buah berkualitas yang bisa menjadi pelengkap sajian makanan di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menilai bahwa Iran merupakan negara yang dikenal dengan kemajuan teknologinya.
“Iran bahkan sudah memiliki teknologi sendiri yang dapat meningkatkan produksi pertanian,” ujar Amran.
Amran menekankan fokusnya pada peningkatan produksi padi dan jagung sebagai komoditas masa depan Indonesia. Salah satu strateginya adalah mengantisipasi El Nino dengan teknologi pompanisasi dan pengolahan lahan rawa.
Dengan adanya kerja sama dengan Iran, Amran berharap upaya Indonesia menuju swasembada pangan dan menjadi lumbung pangan dunia dapat terbantu.
“Target kami dua tahun ini mencapai swasembada dan berikutnya Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tegas Amran.
Ancaman El Nino
Program pompanisasi yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) merupakan langkah strategis dalam meningkatkan produksi pangan beras di tengah tantangan cuaca yang dihadapi, terutama ancaman El Nino.
Dengan memanfaatkan teknologi ini, sejumlah lahan sawah tadah hujan di Jawa Barat (Jabar) telah siap diairi, membuka peluang untuk meningkatkan produksi padi setelah bulan Juni 2024.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan hal ini saat melakukan kunjungan kerja ke Jabar untuk memantau dan memastikan bahwa program pompanisasi di area pesawahan Desa Marongge, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, berjalan dengan baik pada tanggal 5 April 2024. Seperti keterangannya dikutip, Jakarta.
Melalui program ini, Kementan bertekad untuk mengairi ratusan ribu hektare sawah tadah hujan guna meningkatkan produksi pangan di tengah ancaman El Nino. Dari potensi sawah tadah hujan di Jabar sebesar 343 ribu hektare, targetnya adalah 300 ribu hektare yang akan diairi melalui pompanisasi. (*prm)