KABARBURSA.COM - PT Link Net Tbk atau dalam kode saham LINK menggelar Public Expose Insidental hari ini, Senin, 3 Januari 2024. Public Expose ini bertujuan memaparkan pencapaian dan strategi bisnis perusahaan.
Chief Commercial Officer PT Link Net Ronald Chandra Lesmana, menjelaskan bagaimana strategi perusahaannya melakukan perkembangan.
“Sampai dengan kuartal ketiga tahun 2024, jaringan Link Net telah hadir di 47 kuartal yang tersebar di tiga pulau besar Indonesia, yakni Sumatera, Jawa, dan Bali. Kami juga telah berhasil mengembangkan sekitar 4 juta kompas,” kata Ronald saat menyampaikan paparan public expose secara daring pada Senin, 3 Januari 2025.
Dengan sekitar 4 juta kompas yang berhasil dikembangkan, Link Net mengadopsi strategi bisnis broadband yang spesifik dengan fokus utama pada pengembangan infrastruktur di Pulau Jawa serta beberapa kota besar di Sumatera seperti Medan dan Batam. Perusahaan juga optimis untuk memperluas jangkauan di pulau-pulau lainnya dalam waktu dekat.
Menurut dia, perusahaannya berencana memperluas jaringan ke pulau-pulau lainnya, meski saat ini Pulau Jawa mendominasi penyebaran jaringan.
Selain itu, dia membeberkan langkah yang dilakukan perusahaannya pada tahun 2024, yaitu pengalihan segmen bisnis, business to consumer atau B2C yang mencakup sekitar 750 ribu pelanggan kepada PT XL Axiata. Pengalihan ini, menurutnya, merupakan bagian dari transformasi bisnis Link Net menjadi perusahaan Fiber Core.
“Langkah ini merupakan transaksi material yang telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham independen pada RUPS tanggal 23 September 2024 dan efektif pada tanggal 27 September 2024,” ucap Ronald.
Dari sisi keuangan, PT Link Net mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,78 triliun hingga kuartal ketiga 2024. Meskipun ada penurunan 5,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya, EBITDA margin perusahaan tercatat sebesar 44,4 persen.
“Meskipun kami mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp802 miliar, kami optimis dengan arah bisnis kami,” kata dia,
Ronald menyebut perusahaannya menambahkan 482 ribu kompas di kuartal ketiga dan terus meningkatkan penetrasi jaringan.
“Kami berfokus pada pengembangan tiga pilar bisnis, yaitu Fibre Core, Enterprise Core, dan Media Core. Kami optimis dengan target jaringan fibre yang akan mencapai 8,4 juta kompas pada tahun 2027,”ungkap dia.
Dalam hal pengembangan jaringan, Link Net berencana terus mengembangkan kemitraan dengan berbagai ISP dan penyedia layanan lain untuk memperluas jangkauan jaringan open access.
“Kami sudah bekerja sama dengan beberapa ISP di Indonesia dan berencana untuk terus meningkatkan jaringan melalui pendekatan multi-vendor turnkey,” ujar Ronald.
Di sisi lain, LINK juga menanggapi lonjakan volume perdagangan saham pada akhir Januari 2024 yang sempat anjlok 210 poin atau turun 9,09 persen ke posisi Rp2.100 per lembar saham.
“Setelah kami melakukan analisa, pergerakan harga saham tersebut disebabkan oleh dinamika pasar, dan manajemen kami tidak mengetahui adanya aktivitas spesifik yang memengaruhi volume perdagangan,” tutur
dia.
Saat ini LINK berfokus pada pengembangan tiga pilar bisnis, yaitu Fibre Core, Enterprise Core dan Media Core.
"Kami optimis dengan target jaringan fibre yang akan mencapai 8,4 juta kompas pada tahun 2027,” katanya.
Ronald juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelanggan dan stakeholder PT Link Net atas kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan tersebut.
"Public Expose ini diharapkan dapat memberi pemahaman yang lebih jelas mengenai pencapaian dan rencana masa depan kami,” ujarnya.
Saham LINK Terpangkas
Saham LINK hari ini terpangkas signifikan, mencatatkan kerugian sebesar 2,80 persen dengan harga penutupan di level Rp2.430 per lembar saham. Pada sesi perdagangan sebelumnya, saham ini dibuka di harga Rp2.480 dan sempat mencapai level tertinggi yang sama, namun akhirnya ditutup lebih rendah dengan volume transaksi sebesar 4 ribu lot dan nilai transaksi mencapai Rp1 miliar.
Meskipun mengalami penurunan, performa harga saham LINK dalam beberapa periode terakhir menunjukkan tren yang sangat positif. Dalam rentang waktu satu minggu, harga saham LINK mengalami kenaikan sebesar 5,19 persen, mencerminkan antusiasme pasar yang terus meningkat terhadap saham ini.
Bahkan, dalam periode satu bulan terakhir, saham LINK mencatatkan lonjakan luar biasa hingga 100,83 persen, yang semakin memperlihatkan minat investor terhadap perusahaan ini.
Dalam periode lebih panjang, performa saham LINK juga sangat impresif. Sepanjang enam bulan terakhir, harga saham ini tercatat naik sebesar 84,79 persen, dan selama satu tahun terakhir, harga sahamnya melonjak 119,91 persen.
Bahkan meski mengalami penurunan hari ini, saham LINK masih menunjukkan kinerja yang cemerlang dalam jangka panjang, dengan keuntungan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan level harga pada 52 minggu yang lalu.
Namun, meskipun mengalami kenaikan yang luar biasa dalam setahun terakhir, saham LINK masih memiliki catatan negatif dalam jangka panjang. Dalam periode tiga tahun terakhir, saham ini tercatat mengalami penurunan sebesar 44,90 persen, dan dalam lima tahun terakhir, harga sahamnya turun sekitar 33,79 persen.
Bahkan dalam dekade terakhir, saham LINK mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 48,24 persen.
Secara keseluruhan, meskipun harga saham LINK sempat mengalami penurunan pada hari ini, performa harga saham ini dalam jangka waktu pendek dan menengah menunjukkan potensi yang sangat baik.
Kenaikan harga saham yang signifikan selama beberapa bulan terakhir menjadi indikator yang kuat bahwa pasar memiliki pandangan positif terhadap prospek perusahaan ini. Namun, fluktuasi harga saham dalam jangka panjang tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan oleh para investor.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.