KABARBURSA.COM - Suku bunga sentral masih menjadi sentimen utama di pasar modal. Salah satu sektor yang diperkirakan menggeliat seiring kebijakan penurunan suku bunga bank sentral adalah sektor ritel. Salah satu yang menjadi perhatian investor yaitu saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).
Meskipun memiliki risiko tinggi, namun para analis merekomendasikan "Spek Buy" pada saham MPPA. Salah satunya adalah founder Indonesian Investment Education (IIE) Rita Effendy.
Dalam risetnya yang dikutiip Selasa, 15 Oktober 2024, Rita merekomendasikan spek buy pada MPPA meski dengan catatan risiko tinggi. Rekomendasi ini didukung oleh kenaikan kinerja dan potensi breakout dari harga saham, namun juga harus disikapi dengan cermat mengingat volatilitas yang cukup tinggi.
Berikut ini target harga dan batasan kerugiannya:
- TP 1: Rp60
- TP 2: Rp65
- Stop Loss 1: Rp52
- Stop Loss 2: Rp50
Dari rincian harga dan batasan di atas, rekomendasi spek buy tersebut menyarankan investor untuk memasang target di kisaran Rp60 hingga Rp65. Namun, investor juga harus memperhatikan batasan cut loss di harga Rp52 hingga Rp50 sebagai tindakan antisipasi jika saham bergerak turun di bawah ekspektasi.
Lantas apa saja yang mendorong kenaikan saham ritel tersebut?
Pertama adalah naiknya kinerja saham MLPL (PT Multipolar Tbk), yang merupakan pemilik mayoritas MPPA. Kinerja MLPL telah naik lebih dari 22 persen secara year-to-date (YTD), menunjukkan optimisme pasar terhadap grup usaha tersebut. Tren ini membawa sentimen positif pada saham MPPA, yang dapat mengikuti jejak kenaikan saham induknya.
Kedua terkait dengan pergerakan volume dan breakout. Perhatian lebih perlu diberikan pada volume transaksi yang semakin meningkat. Volume yang tinggi menjadi indikasi penting bahwa potensi breakout harga MPPA semakin besar. Jika volume tetap tinggi dan harga berhasil melewati level resistensi, ada peluang besar bagi saham MPPA untuk terus naik menuju target harga yang sudah ditetapkan.
Jadi, meskipun memiliki risiko tinggi, MPPA tetap menjadi saham spekulatif yang menarik untuk diperhatikan dengan potensi keuntungan, terutama bagi mereka yang siap menanggung risiko tinggi. Pengawasan ketat terhadap pergerakan volume dan pergerakan harga sangat penting dalam situasi ini.
Jika breakout berhasil dikonfirmasi, MPPA berpotensi mencapai target harga Rp60 hingga Rp65. Namun, selalu ingat untuk memasang Stop Loss demi mengantisipasi pergerakan yang tidak sesuai harapan.
Kinerja Keuangan MPPA
PT Matahari Putra Prima Tbk mencatatkan peningkatan penjualan bersih sebesar 2,3 persen menjadi Rp3,79 triliun pada semester I-2024, dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,70 triliun.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh berbagai faktor strategis yang berhasil diterapkan perseroan. MPPA juga tercatat terus melakukan perbaikan berkelanjutan dalam efisiensi operasional dan produktivitas, yang berkontribusi pada penghematan sebesar Rp70 miliar. MPPA juga menghasilkan laba usaha positif sebesar Rp10 miliar dan secara signifikan mengurangi rugi bersih.
Kinerja positif ini juga menunjukkan efektivitas jalur transformasi yang ditempuh oleh perseroan.
Presiden Direktur dan CEO MPPA Adrian Suherman, mengatakan bahwa perbaikan kinerja keuangan menunjukkan langkah-langkah strategis yang diterapkan perseroan mulai membuahkan hasil.
Langkah-langkah strategis tersebut salah satunya adalah melakukan peremajaan pada sejumlah gerai dengan tampilan baru yang dirancang untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman, modern, dan menyenangkan bagi pelanggan.
Harapannya, tampilan baru tersebut dapat meningkatkan interaksi antara pelanggan dengan produk dan layanan yang ditawarkan, sehingga memberikan pengalaman berbelanja terbaik bagi pelanggan.
Tentang Matahari Putra Prima Tbk
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) adalah perusahaan ritel besar di Indonesia yang mengelola jaringan hypermarket dan supermarket. Dikenal luas dengan merek dagangnya Hypermart, MPPA juga mengoperasikan beberapa format ritel lain seperti Foodmart, Hyfresh, dan SmartClub. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1986 dan memiliki fokus pada penyediaan kebutuhan rumah tangga, makanan, minuman, serta produk konsumen lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, MPPA mengalami sejumlah tantangan di sektor ritel, terutama di tengah persaingan yang semakin ketat dari pemain-pemain ritel daring (e-commerce). Namun, perusahaan ini telah melakukan berbagai inisiatif transformasi bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen, seperti memperkuat penjualan online melalui platform marketplace dan memperluas jaringan distribusi.
MPPA dimiliki oleh PT Multipolar Tbk (MLPL), yang juga merupakan bagian dari grup Lippo. MLPL telah menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan pada tahun 2024, dengan kenaikan harga saham yang cukup besar secara Year-to-Date (YTD). Hal ini memberikan sentimen positif terhadap MPPA, karena keterkaitan kepemilikan dan strategi grup yang lebih besar.
MPPA sedang berusaha memperkuat kehadirannya di pasar dengan meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan distribusi, serta memperluas produk-produk segar dan makanan siap saji yang sesuai dengan tren konsumen. Transformasi digital dan kerja sama dengan berbagai platform e-commerce juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga relevansi di era digital.
Meski demikian, tantangan utama bagi MPPA tetap terkait dengan persaingan ketat dari ritel online, serta fluktuasi ekonomi yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen. Perusahaan perlu terus berinovasi dan beradaptasi agar dapat mempertahankan posisinya di sektor ritel yang kompetitif ini.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.