KABARBURSA.COM - Bank sentral Malaysia mengungkapkan pada hari Sabtu, 16 Maret 2024, bahwa Google telah salah mengutip nilai tukar ringgit, yang berdampak pada pelemahan nilai mata uang tersebut terhadap dolar Amerika Serikat. Bank Negara Malaysia (BNM) berencana untuk meminta penjelasan dari perusahaan teknologi tersebut.
Ringgit, yang bulan lalu mencapai level terendah dalam 26 tahun, telah melemah sekitar 2,44persen sepanjang tahun ini. BNM menyatakan bahwa penilaian ringgit terlalu rendah dan tidak mencerminkan keadaan ekonomi Malaysia yang sebenarnya positif.
Dalam pernyataannya, bank tersebut menyebutkan bahwa Google, perusahaan induk Alphabet Inc, telah mempublikasikan informasi yang "tidak akurat" pada hari Jumat 15 Februari serta pada 6 Februari 2024 lalu.
"Karena ini adalah kasus kesalahan pelaporan yang kedua, BNM akan meminta penjelasan dari Google mengenai penyebab terjadinya kesalahan pelaporan tersebut dan langkah korektif apa yang telah diambil, mengingat hal ini telah menjadi masalah berulang yang mempengaruhi Malaysia dan negara-negara lain dalam beberapa bulan terakhir," ungkap BNM dalam pernyataannya.
Meskipun demikian, lembaga tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut. Google belum memberikan tanggapan di luar jam kerja Amerika Serikat.
Google tidak memverifikasi data yang diberikan oleh bursa keuangan dan penyedia konten lainnya, serta menolak untuk bertanggung jawab atas keakuratan data tersebut, sesuai pernyataan di situs webnya.
BNM mencatat bahwa Google menetapkan nilai ringgit di angka 4,98 terhadap dolar pada hari Jumat, 15 Februari 2024 sementara nilai terendah resmi ringgit adalah 4,7075.
Pada pasar antar bank onshore, BNM menetapkan nilai ringgit di angka 4,7015 pada pukul 9 pagi dan 4,7045 pada pukul 5 sore. Sebagai perbandingan, data dari LSEG yang banyak digunakan oleh pelaku pasar internasional menunjukkan penutupan pada hari Jumat di angka 4,7020.
Gubernur BNM, Abdul Rasheed Ghaffour, mengatakan pekan lalu bahwa pemerintah dan bank sentral Malaysia telah mengambil tindakan terkoordinasi untuk meningkatkan aliran masuk ke pasar valuta asing demi menjaga stabilitas nilai ringgit.