KABARBURSA.COM –PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus menunjukkan komitmen kuat dalam menjalankan transformasi struktural sepanjang 2025.
Melalui serangkaian aksi korporasi, mulai dari buyback saham, restrukturisasi manajemen, hingga wacana merger strategis, GOTO berupaya menavigasi tantangan di tengah ketatnya persaingan sektor ekonomi digital.
Salah satu langkah konkret yang diambil manajemen adalah program buyback yang bertujuan memperbaiki persepsi pasar sekaligus menstabilkan harga saham yang sempat mengalami tekanan.
Buyback ini dinilai menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar atas keseriusan manajemen dalam menjaga nilai pemegang saham. Komitmen tersebut juga tercermin dalam perbaikan kinerja keuangan kuartal I-2025, di mana rugi bersih GOTO berhasil ditekan secara signifikan dari Rp861,91 miliar menjadi Rp283,32 miliar.
Restrukturisasi juga menyentuh lapisan manajemen. Rencana pergantian direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menjadi bagian dari upaya memperkuat kapabilitas organisasi.
CEO Grup GOTO, Patrick Walujo, juga sempat menyampaikan bahwa kandidat yang diajukan berasal dari internal perusahaan yang telah memahami ekosistem GOTO secara menyeluruh. Menurutnya, ini adalah strategi untuk menjaga kesinambungan serta mempercepat eksekusi rencana jangka panjang perusahaan.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, menyebut di sisi eksternal, rumor mengenai potensi merger antara GOTO dan Grab menjadi salah satu katalis yang mendapat perhatian besar dari pasar walau sudah ditepis manajemen GOTO rumor tersebut. Namun, menurut Imam penggabungan dua raksasa teknologi ini dinilai dapat memperkuat struktur permodalan dan menciptakan efisiensi biaya yang lebih baik.
Meski demikian, langkah ini juga perlu memperhitungkan dinamika regulasi, terutama dari sisi pengawasan anti-monopoli yang bisa muncul akibat terkonsolidasinya pangsa pasar layanan digital.
Ia menilai bahwa kombinasi restrukturisasi internal dan katalis eksternal membuka ruang perbaikan jangka menengah.
"Buyback menjadi langkah penting untuk memulihkan kepercayaan pasar, tapi investor tetap menanti realisasi sinergi strategis seperti merger dengan Grab," kata Imam kepada Kabarbursa.com dikutip Selasa, 17 Juni 2025.
Menurutnya, penurunan rugi bersih yang signifikan adalah cerminan bahwa efisiensi operasional mulai berjalan.
Namun, untuk menjaga momentum, GOTO perlu menyeimbangkan strategi pertumbuhan dengan kontrol biaya yang lebih ketat. Ia juga mengingatkan bahwa perubahan jajaran manajemen harus dibarengi dengan kesinambungan visi agar tidak menimbulkan disorientasi di tengah fase restrukturisasi.
Dari sisi teknikal, pergerakan harga saham GOTO masih berada dalam tren menurun dalam jangka pendek hingga menengah. Jika menilik data perdagangannya 3 bulan terakhir harga saham GOTO dari Rp83 menjadi Rp64 perlembarnya.
Pelemahan ini, menurut Imam, tidak sepenuhnya mencerminkan fundamental perusahaan. Ia menjelaskan bahwa faktor eksternal turut mempengaruhi tekanan terhadap saham sektor teknologi.
“Saat ini investor cenderung melakukan rotasi ke sektor komoditas yang sedang mendapatkan sentimen positif, terutama akibat konflik geopolitik di Timur Tengah dan dorongan program hilirisasi nasional,” ujarnya.
Meski masih menghadapi tekanan pasar, Imam menilai prospek jangka panjang GOTO tetap terbuka apabila perusahaan mampu menjaga disiplin eksekusi strategi dan merealisasikan potensi sinergi, baik melalui konsolidasi bisnis maupun peningkatan efisiensi struktur biaya.
Dengan berbagai langkah strategis yang tengah ditempuh, GOTO saat ini berada pada titik uji yang menentukan menjadi perusahaan digital dengan model bisnis berkelanjutan atau sekadar pemain besar yang terseret arus rotasi sektor.
Pasar akan terus mencermati setiap langkah manajemen sebagai indikator ke arah mana transformasi ini akan bermuara. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.