Logo
>

GOTO Perpanjang Rekor EBITDA Tinggi, Catatan Rugi Masih Besar

GOTO cetak EBITDA positif Rp292 miliar dan laba usaha perdana di kuartal II-2025, prospek kian cerah meski teknikal masih beri sinyal hati-hati bagi investor.

Ditulis oleh Yunila Wati
GOTO Perpanjang Rekor EBITDA Tinggi, Catatan Rugi Masih Besar
Logo GOTO. Foto: Dok GOTO.

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akhirnya mampu mencatatkan tonggak penting dalam kinerja keuangannya pada kuartal II-2025. Untuk pertama kalinya, perseroan berhasil membukukan laba usaha positif senilai Rp21 miliar, sekaligus memperpanjang rekor EBITDA positif yang sudah berlangsung tiga kuartal berturut-turut. 

Pada periode April–Juni 2025, EBITDA GOTO tercatat Rp292 miliar, sehingga akumulasi semester pertama tahun ini mencapai Rp447 miliar. Pencapaian ini bukan sekadar angka simbolis, melainkan menandai bahwa efisiensi biaya dan strategi monetisasi lintas ekosistem mulai menghasilkan perbaikan nyata.

Manajemen yang diwakili Catherine Hindra Sutjahyo, menegaskan bahwa laba bersih kini sudah berada dalam jangkauan. Hal ini didorong oleh disiplin pengendalian beban kompensasi berbasis saham yang terus menurun, serta kontribusi Tokopedia yang kini lebih stabil meski sifatnya non-tunai. 

Bagi analis, perkembangan ini adalah sinyal bahwa GOTO mulai bergerak dari fase “burning cash” menuju jalur profitabilitas.

Sejumlah sekuritas besar pun menanggapi capaian ini dengan optimisme. Ciptadana Sekuritas menegaskan rekomendasi beli dengan target harga Rp100 per saham, sementara Panin Sekuritas merevisi target ke Rp95, menekankan pada optimalisasi produk, pertumbuhan pengguna, dan efisiensi biaya. 

Lebih luas lagi, konsensus Bloomberg mencatat 23 dari 30 sekuritas yang meliput saham GOTO merekomendasikan beli, tanpa satupun menyarankan jual. Dengan harga penutupan Rp62 per saham pada 15 Agustus, potensi kenaikan menuju target konsensus Rp95 mencapai 53 persen.

GOTO Sisakan PR Besar

Namun, jika menilik dari sisi fundamental murni, GOTO masih menyisakan pekerjaan rumah besar. Rasio keuangan kunci belum sepenuhnya sehat. Price to Earnings ratio masih negatif, laba bersih setahun penuh masih mencatat rugi Rp3 triliun, dan free cash flow tetap minus. 

Altman Z-Score yang sangat rendah (-11,78) juga mengindikasikan bahwa secara historis, profil risiko perusahaan masih tinggi. Kendati demikian, posisi kas yang mencapai Rp17,8 triliun dan rasio utang yang rendah (Debt to Equity hanya 0,14) memberi bantalan likuiditas yang cukup kuat untuk menopang operasional dan ekspansi.

Dari perspektif teknikal, gambaran yang muncul justru lebih berhati-hati. Indikator moving average serempak menunjukkan sinyal jual, dengan tren jangka pendek hingga panjang masih condong melemah. 

RSI berada di zona 44, mendekati area bearish, sementara beberapa osilator lain seperti Stochastic dan Williams %R mengindikasikan tekanan jual berlebih. Rangkuman teknikal menempatkan GOTO pada kategori “sangat jual”, yang berarti peluang koreksi jangka pendek masih terbuka, meskipun investor institusi tetap percaya pada arah jangka menengah.

Dengan demikian, posisi GOTO saat ini ibarat berdiri di persimpangan antara optimisme jangka panjang dan kehati-hatian jangka pendek. Dari sisi kinerja, perusahaan sudah membuktikan diri dengan pencapaian EBITDA positif beruntun, yang memberi harapan pada profitabilitas berkelanjutan. 

Dari sisi fundamental, valuasi memang belum atraktif karena masih diliputi angka rugi, tetapi cadangan kas dan dukungan investor besar memberi ruang napas yang lega. Sedangkan dari sisi teknikal, tren harga masih lemah, sehingga investor yang masuk di level sekarang perlu disiplin menimbang horizon investasi.

GOTO pantas dijagokan sebagai saham pertumbuhan bagi investor dengan visi jangka menengah hingga panjang, terutama mereka yang percaya pada sinergi ekosistem Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial. 

Namun, untuk trader jangka pendek, sinyal teknikal mengingatkan bahwa volatilitas masih tinggi dan disiplin pada level support–resistance mutlak diperlukan.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79