Logo
>

Gula Bakal Langka di Ritel Modern, Ini Tanda-tandanya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Gula Bakal Langka di Ritel Modern, Ini Tanda-tandanya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) mengkhawatirkan akan terjadi kelangkaan gula di pasar ritel modern akibat dari kenaikan harga gula yang signifikan.

    Ketua Umum Aprindo, Roy Mandey, mengungkapkan bahwa saat ini para produsen gula menjual gula ke ritel dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.

    HET gula yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.500 per kilogram di tingkat produsen dan Rp14.500 per kilogram di tingkat konsumen.

    Roy menjelaskan bahwa harga yang tinggi ini membuat para pengusaha ritel enggan untuk membeli gula dari produsen karena takut mengalami kerugian finansial.

    “Para produsen menjual gula di atas harga acuan Rp 14.500, sehingga pasokannya otomatis berkurang. Kita hanya memiliki dua pilihan, yaitu membeli gula di atas harga acuan dan menjual di atas harga acuan, atau tidak membeli sama sekali karena harganya di atas harga acuan. Akibatnya, gula menjadi langka,” ujar Roy usai menghadiri Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Hari Raya Idulfitri di Jakarta, Senin, 1 April 2024.

    Roy berharap pemerintah dapat merelaksasi harga acuan gula untuk jangka waktu tertentu.

    Selain itu, ia juga mendorong pemerintah untuk mengawasi produsen atau importir gula karena mendeteksi adanya praktik tidak fair dalam penetapan harga gula di Indonesia.

    “Pemerintah harus tegas terhadap produsen, distributor, atau importir yang memanipulasi harga gula. Para peritel hanya akan menjual gula dengan harga yang tinggi, karena jika tidak membeli, gula akan langka di ritel. Hal ini menjadi dilema bagi peritel,” jelas Roy.

    Mengutip dari panel harga Bapanas, harga gula pada awal April telah naik menjadi Rp17.880 per kilogram, melebihi HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14.500.

    Sementara itu, Induk Holding BUMN Pangan, ID Food memperkirakan harga gula pada tahun 2024 bakal lebih mahal dibandingkan tahun sebelumnya.

    Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan mengatakan, fenomena El Nino masih memberikan dampak terhadap produksi tebu tahun ini sehingga berdampak pada harga gula.

    Sementara itu, ID Food, induk holding BUMN di sektor pangan, memperkirakan harga gula pada tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

    Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan, menyatakan fenomena El Nino masih memberikan dampak terhadap produksi tebu tahun ini, sehingga harga gula diperkirakan akan lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.

    “Harga gula tidak akan semurah seperti tahun lalu saat awal musim giling,” kata Frans, Senin, 1 April 2024

    Meskipun demikian, Frans belum bisa memberikan perkiraan harga gula yang lebih rinci saat musim giling berlangsung. Namun, dia memastikan bahwa ID Food akan tetap melakukan penyerapan gula dari petani selama musim giling berlangsung.

    ID Food bersiap untuk memasuki musim giling tebu yang diperkirakan akan dimulai pada Mei 2024. Perusahaan ini menargetkan produksi gula sebesar 290.000 ton yang akan dikontribusikan oleh tiga anak usahanya, yaitu PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II, dan PT PG Candi Baru.

    Target tersebut, kata Frans, sedikit lebih tinggi dari realisasi produksi gula tahun sebelumnya, yang mencapai sekitar 263.000 ton pada tahun 2023, naik sebesar 10,26 persen. (*/adi)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi