KABARBURSA.COM - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) selama ini dikenal sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Salah satu fokus utamanya adalah mendorong pengusaha muda untuk lebih aktif terlibat dalam dunia bisnis.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kadin Yukki Nugrahawan Hanafi, menjelaskan bahwa generasi muda memiliki peran besar dalam memastikan keberlanjutan investasi di Indonesia. Menurutnya, anak muda masa kini mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki generasi sebelumnya.
"Generasi muda saat ini lebih melek teknologi, sehingga dapat membuka ruang lebih luas untuk berinovasi, terutama di sektor digital dan teknologi," kata Yukki kepada KabarBursa.Com, Rabu 20 November 2024.
Kadin Indonesia terus berupaya mendukung pengusaha muda melalui berbagai inisiatif, seperti pelatihan, akses modal, hingga program pengembangan kapasitas. Upaya ini bertujuan membantu mereka menghadapi sejumlah tantangan yang kerap menjadi hambatan, seperti kurangnya pengalaman dan sulitnya menarik perhatian investor.
"Beberapa tantangan tersebut dapat diatasi melalui kolaborasi dengan komunitas bisnis dan memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan usaha mereka,” jelas Yukki.
Sebagai bagian dari komitmen, Kadin akan terus mendorong kewirausahaan di kalangan generasi muda.
Namun, tantangan besar tetap ada. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari total penduduk Indonesia, hanya sekitar 3,47 persen - atau sekitar 56 juta orang - yang menjadi wirausahawan.
Dari angka tersebut, jumlah wirausahawan muda berusia 20–29 tahun baru mencapai 6,1 juta orang, atau kurang dari 11 persen. Sementara itu, wirausahawan berusia 50 tahun ke atas justru mendominasi dengan jumlah 23,9 juta jiwa, atau 42,68 persen dari total wirausahawan.
Ironisnya, angka ini berbanding terbalik dengan potensi generasi muda Indonesia yang sangat besar. Generasi Z tercatat berjumlah 74,93 juta jiwa, sedangkan generasi milenial mencapai 69,38 juta jiwa. Bersama-sama, mereka membentuk lebih dari separuh populasi Indonesia.
Peningkatan Investasi di Sektor Pertambangan dan Industri Makanan di 2023
Di tengah upaya mendorong kewirausahaan di kalangan generasi muda, sektor-sektor tertentu menunjukkan pertumbuhan investasi yang menggembirakan.
Sektor pertambangan dan industri makanan menjadi penyumbang utama Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 2023, mencapai angka Rp674,9 triliun. Investasi di kedua sektor ini menunjukkan tren positif sepanjang tahun, meskipun mengalami fluktuasi kuartalan, jika dilihat pada data Badan Pusat Statistik (BPS).
Pada triwulan pertama dan kedua, nilai investasi masing-masing mencapai Rp19,8 triliun dan Rp19,5 triliun. Namun, terjadi peningkatan signifikan pada triwulan ketiga dan keempat, dengan nilai mencapai Rp22,2 triliun dan Rp25,0 triliun.
Secara keseluruhan, total investasi di sektor pertambangan dan industri makanan pada tahun 2023 mencapai angka yang menggembirakan, yaitu Rp86,6 triliun.
Industri makanan menjadi salah satu sektor yang menunjukkan kontribusi paling signifikan dengan total investasi Rp54,8 triliun. Pada triwulan pertama dan kedua, nilai investasi sektor industri makanan tercatat masing-masing sebesar Rp11,3 triliun dan Rp15,5 triliun.
Kemudian, pada triwulan ketiga, terjadi sedikit penurunan menjadi Rp14,5 triliun, namun kembali meningkat pada triwulan keempat dengan mencapai Rp13,6 triliun. Secara keseluruhan, sektor industri makanan mencatatkan total investasi yang cukup besar, yakni Rp54,8 triliun sepanjang tahun 2023.
Sementara itu berdasarkan kategorinya, sektor primer mencatatkan total investasi Rp155,1 triliun dengan kontribusi terbesar berasal dari pertambangan yang menyumbang Rp86,7 triliun atau 55,9 persen.
Adapun subsektor lainnya seperti tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan mencatat nilai Rp42,9 triliun atau 27,7 persen. Untuk sektor kehutanan dan perikanan masing-masing menyumbang Rp23,0 triliun atau 14,8 persen dan Rp2,5 triliun atau 1,6 persen.
Kemudian, pada sektor sekunder juga mencatatkan kontribusi investasi senilai Rp171,6 triliun, yang dipimpin oleh industri makanan dengan sumbangan sebesar Rp54,8 triliun atau 31,9 persen dari total sektor.
Pada sektor unggulan lainnya meliputi industri kimia dan farmasi dengan nilai Rp33,8 triliun atau 19,7 persen. Kemudian industri logam dasar dan barang logam dengan nilai investasi Rp25,9 triliun atau 15,1 persen.
Perlu diketahui, sektor tersier juga menjadi penopang utama dan memberikan kontribusi Rp348,1 triliun atau 51,6 persen dari total PMDN, adapun subsektor tersebut meliputi perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan nilai Rp77,1 triliun atau 22,1 persen.
Selanjutnya, ada transportasi, gudang, dan telekomunikasi menyumbang senilai Rp76,6 triliun atau 22 persen, dan terakhir pada perdagangan dan reparasi dengan nilai Rp48,6 triliun atau 13,9 persen.
Sementara pada triwulan III menjadi puncak kinerja sektor ini, dengan nilai investasi mencapai Rp92,3 triliun. Subsektor perumahan dan transportasi menjadi penopang utama pertumbuhan.
Dari uraian di atas, terlihat jelas betapa investasi memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Generasi muda diharapkan dapat mengambil peran penting tersebut agar negara dapat terus berkembang.
Untuk itu pula, KabarBursa.Com melalui Capital Market Forum Kabar Bursa, mengajak para generasi muda untuk melek investasi.
Bagi yang berminat menambah literasi, bisa bergabung dalam Capital Market Forum Kabar Bursa yang diselenggarakan di Auditorium Perpusnas (Perpustakaan Nasional), di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 21 November 2024.
Capital Market Forum Kabar Bursa mengambil tema "Bebas Finansial Berkat Saham di Usia Muda, Mungkin Ga Sih?", menghadirkan tiga pembicara top, pakar investasi, yaitu Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia, Financial Planner and CEO mikirduit.com Surya Riyanto, serta influencer saham dan trader muda Ryan Filbert.
Capital Market Forum Kabar Bursa terselenggara berkat dukungan dari sponsor, yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Bursa Efek Indonesia, PT Surya Semesta Internusa Tbk, PT Gema Indo Berkat Semesta, dan Perpustakaan Nasional.(*)