Logo
>

Happy Hapsoro Berencana Kuasai PADI, Ada Tujuan Apa?

Ditulis oleh Yunila Wati
Happy Hapsoro Berencana Kuasai PADI, Ada Tujuan Apa?
Ilustrasi saham PADI. Foto: Tangkapan Layar Stockbit

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pengusaha Hapsoro "Happy" Sukmonohadi lewat PT Sentosa Bersama Mitra, berencana melakukan langkah strategis dengan mengajukan penawaran tender sukarela untuk membeli hingga 50 persen saham PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI). 

    Langkah ini menjadi perhatian pasar mengingat saat ini kepemilikan publik di PADI masih sangat besar, mencapai 92,31 persen, sementara Sentosa Bersama Mitra sendiri baru menguasai 5,75 persen saham perusahaan tersebut.

    Dalam keterbukaan informasi yang dirilis di Jakarta pada Senin, 10 Maret 2025, Sentosa Bersama Mitra berencana mengakuisisi 5.653.623.262 saham PADI, yaitu setengah dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Jika transaksi ini terealisasi, perusahaan milik suami dari politikus Puan Maharani ini akan menjadi pemegang saham mayoritas di PADI. Artinya, aksi tersebut memperkuat pengaruhnya dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan.

    Proses penawaran tender ini masih menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang diharapkan dapat diterima pada 14 April 2025. Harga penawaran ditetapkan sebesar Rp13 per saham, sehingga Sentosa Bersama Mitra perlu menyiapkan dana maksimal sebesar Rp73,5 miliar untuk merealisasikan rencana ini. Perusahaan memastikan bahwa mereka memiliki likuiditas yang cukup untuk menyelesaikan transaksi tersebut.

    Jika mendapatkan persetujuan dari OJK, periode penawaran tender akan berlangsung mulai 16 April hingga 15 Mei 2025. Bagi para pemegang saham yang memutuskan untuk menjual sahamnya dalam penawaran ini, pembayaran diperkirakan akan dilakukan pada 20 Mei 2025.

    Langkah akuisisi ini menarik perhatian pasar karena dapat memberikan dampak signifikan pada struktur kepemilikan dan arah bisnis PADI ke depan. Dengan kepemilikan yang lebih besar, Sentosa Bersama Mitra berpotensi melakukan restrukturisasi, pengembangan bisnis, atau bahkan strategi konsolidasi untuk memperkuat posisi PADI di industri sekuritas Indonesia.

    Ada Tujuan Apa?

    Setiap aksi pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan Happy Hapsoro melalui perusahaannya, PT Sentosa Bersama Mitra. Kemungkinan besar aksi itu bertujuan untuk memperbesar kendali dan pengaruhnya di perusahaan tersebut. 

    Diketahui, ia hanya memiliki 5,75 persen saham PADI, sedangkan kepemilikan publik masih sangat besar, yaitu 92,31 persen. Dengan mengakuisisi 50 persen saham, ia bisa menjadi pemegang saham mayoritas atau setidaknya memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan strategis PADI.

    Selain itu, beberapa kemungkinan tujuan lainnya meliputi:

    1. Investasi Jangka Panjang
      Jika Hapsoro melihat prospek bisnis PADI cerah, ia mungkin ingin meningkatkan kepemilikannya sebagai investasi yang menguntungkan.
    2. Restrukturisasi atau Pengembangan Bisnis
      Dengan kepemilikan lebih besar, ia bisa mendorong perubahan atau ekspansi dalam operasional dan strategi bisnis PADI, misalnya dengan memperkuat posisi perusahaan di industri sekuritas.
    3. Peluang Akuisisi atau Konsolidasi
      Jika PADI nantinya ingin dijual atau dikonsolidasikan dengan perusahaan lain, memiliki 50% saham akan memberikan posisi yang lebih kuat dalam negosiasi.
    4. Mengamankan Kendali dari Pihak Lain
      Mengingat kepemilikan publik di PADI sangat besar, ada potensi bagi pihak lain untuk masuk dan menguasai perusahaan. Dengan membeli 50% saham, Hapsoro bisa mengamankan pengaruhnya dan mencegah kemungkinan pengambilalihan oleh pihak lain.

    Pembelian saham ini masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan jika berjalan lancar, prosesnya akan berlangsung pada April–Mei 2025.

    Fundamental PADI

    PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) saat ini berada dalam sorotan pasar seiring dengan rencana penawaran tender sukarela oleh PT Sentosa Bersama Mitra. Namun, jika melihat fundamental perusahaan, kondisi keuangan PADI masih cukup menantang dengan berbagai indikator yang menunjukkan kinerja yang kurang solid.

    Dari sisi valuasi, rasio harga terhadap laba (Price to Earnings Ratio) PADI menunjukkan angka negatif, baik dalam skala tahunan (-11,40) maupun dalam perhitungan trailing twelve months atau TTM (-10,44). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan masih mengalami kerugian dan belum mampu menghasilkan laba yang stabil bagi pemegang sahamnya. 

    Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) juga mencerminkan situasi yang tidak menguntungkan, dengan nilai yang sangat negatif di angka -50,38, menunjukkan bahwa harga saham tidak didukung oleh pendapatan perusahaan. Sementara itu, rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) berada di angka 3,15, yang berarti valuasi pasar atas ekuitas PADI lebih tinggi dibandingkan nilai buku perusahaannya.

    Dari perspektif profitabilitas, perusahaan mencatatkan margin laba operasi sebesar 33,96 persen untuk kuartal terakhir. Namun, net profit margin berada di 41,45 persen dalam kondisi negatif, mencerminkan bahwa meskipun ada efisiensi operasional, beban keuangan atau faktor lain masih menekan laba bersih. 

    Secara keseluruhan, PADI mengalami penurunan laba bersih secara tahunan sebesar 61,27 persen, yang mengindikasikan tekanan besar dalam kinerja bisnisnya.

    Dari sisi solvabilitas, perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) sebesar 0,12 dan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas di angka 0,06, menunjukkan bahwa beban utang perusahaan relatif rendah dibandingkan modalnya. 

    Namun, tingkat leverage finansial berada di angka 1,28, yang mengindikasikan bahwa PADI tetap menggunakan utang dalam struktur permodalannya, meskipun tidak dalam jumlah yang signifikan.

    Performa saham PADI dalam setahun terakhir mencatat lonjakan harga yang luar biasa, dengan kenaikan mencapai 387,5 persen dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Dalam jangka waktu enam bulan, harga saham telah melonjak 333,33 persen, sedangkan dalam tiga bulan terakhir kenaikannya mencapai 290 persen. 

    Hal ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek perusahaan, meskipun secara fundamental kinerja keuangan masih berada dalam kondisi negatif. Namun, jika melihat jangka panjang, kinerja saham PADI masih kurang mengesankan dengan penurunan 22 persen dalam tiga tahun terakhir dan koreksi sebesar 76,51 persen dalam 10 tahun terakhir.

    Secara keseluruhan, PADI masih mengalami tantangan besar dari sisi kinerja keuangan, terutama dalam hal pendapatan dan profitabilitas. Meskipun ada lonjakan signifikan dalam harga saham, faktor fundamental yang lemah tetap menjadi perhatian bagi investor. 

    Dengan adanya rencana penawaran tender sukarela dari Sentosa Bersama Mitra, ada kemungkinan perubahan dalam kepemilikan dan strategi bisnis yang dapat mempengaruhi arah perusahaan ke depan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79