Logo
>

Harapan BEI ke Danantara Kuatkan Keekonomian

Direktur Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman meminta publik memberikan waktu ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara untuk menunjukkan efek lembaga baru itu

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Harapan BEI ke Danantara Kuatkan Keekonomian
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, dalam acara buka bersama dengan wartawan pasar modal di Restoran Semasa Dulu, Cilandak Jakarta Selatan pada Senin, 24 Maret 2025. (Foto: Kabarbursa/Desty Luthfiani)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan signifikan dalam perdagangan hari Senin, 24 Maret 2025, sempat anjlok mendekati lima persen sebelum akhirnya kembali menguat. 

    Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menilai pergerakan tajam ini lebih banyak dipengaruhi oleh persepsi investor dibandingkan dengan faktor fundamental.  

    "Tadi kita lihat indeks sempat turun cukup signifikan, bahkan hampir menyentuh lima persen. Lalu ketika pengumuman Danantara Badan (Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara), indeks kembali menguat setelah jatuh. Ini menunjukkan bahwa pasar sangat dipengaruhi oleh persepsi," ujar Iman dalam acara buka bersama dengan wartawan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Maret 2025. 

    Ia menegaskan bahwa kondisi fundamental pasar modal Indonesia tetap kuat meskipun terjadi tekanan di pasar. "Kalau kami bicara fundamental, hari ini BRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk) sudah RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), pemindahan sahamnya sudah terjadi. Tidak ada yang berubah secara fundamental, hanya persepsi yang berkembang di pasar," tutur dia.

    Sebagaimana diketahui, BRI atau dengan kode saham BRRI menjadi salah satu perusahaan yang bakal dikelola Danantara.

    Lebih lanjut, Iman meminta dukungan dari media untuk memberikan gambaran yang lebih proporsional terkait kondisi pasar. "Saya butuh teman-teman semua membantu membangun persepsi yang lebih baik. Apa yang terjadi hari ini bukan cerminan dari fundamental yang buruk, ini lebih kepada reaksi pasar terhadap isu yang berkembang," katanya.  

    Terkait pemindahan saham Danantara, Iman memastikan bahwa transaksi dilakukan di luar bursa. Termasuk soal saham, tidak akan mempengaruhi jumlah saham beredar di publik. 

    Iman juga mengingatkan bahwa pergerakan IHSG tidak terlepas dari faktor global dan domestik. "Indeks adalah hasil dari berbagai dinamika yang terjadi, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Jadi saya harap semua pihak bisa melihat ini dengan lebih objektif," kata dia.  

    Pasar akan terus mencermati perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan Danantara serta dampaknya terhadap pergerakan IHSG dalam beberapa waktu ke depan. Iman juga meminta publik untuk memberikan waktu melihat bagaimana efek Danantara ini menguatkan keekonomian Indonesia.

    IHSG hari ini Senin, 24 Maret 2025 sempat anjlok hingga menyentuh level 5.971,91 pada pukul 10.20 WIB sebelum akhirnya rebound dan kembali menguat ke level 6.103,33.

    Volatilitas IHSG, Apa Pemicunya?

    Pengamat Ekonomi, Yanuar Rizky menilai pelemahan IHSG dan volatilitas pasar saat ini dipicu oleh sejumlah faktor, baik dari dalam maupun luar negeri, dengan tekanan utama berasal dari dinamika rebalancing portofolio global hedge fund yang lazim terjadi pada periode Maret.  

    Global hedge fund semacam klub investasi eksklusif yang dikelola oleh profesional dan punya strategi lebih bebas dibanding reksa dana biasa. Mereka bisa cari untung dari pasar yang naik maupun turun dengan berbagai cara seperti jual beli saham.

    “Kita sedang menghadapi game volatilitas yang menekan Bank Indonesia (BI) untuk bersaing dalam menetapkan suku bunga baru untuk instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” ujar Yanuar melalui pesan singkat kepada Kabarbursa.com pada Senin, 24 Maret 2025.

    Ia menambahkan bahwa meskipun Bank Indonesia (BI) masih dapat menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah gejolak pasar saham, harga yang harus dibayar adalah lonjakan utang luar negeri BI akibat kebutuhan menyerap likuiditas melalui SRBI dengan tingkat bunga yang meningkat.

    “Apakah ini terkendali? Sepanjang ini masih sebatas permainan rebalancing portofolio temporer hedge fund global yang biasa terjadi di Maret, maka volatilitas bisa mereda di April,” tutur dia.

    Namun, Yanuar menggarisbawahi adanya potensi risiko lanjutan dari sisi fiskal dan sosial politik. Menurutnya, masalah pada on curve fiskal atau tren ekonomi fiskal Indonesia berpotensi memperburuk kondisi transaksi antar kelas masyarakat dan berujung pada pelemahan ekonomi domestik yang lebih dalam.

    “Problemnya isu fiskal kita sedang buruk. A head the curve ada potensi pemburukan kondisi akibat masalah sosial politik,” paparnya.

    Selain itu, ia juga menyinggung faktor teknikal di pasar surat utang, di mana suku bunga lelang terakhir Surat Utang Negara (SUN) telah mendekati suku bunga SRBI. Hal ini turut mendorong pelemahan Rupiah dan memperdalam tekanan jual di pasar saham.

    “Maret memang periode rebalancing portofolio hedge fund global. Saham kita bisa jadi target downgrade atau volatilitas jangka pendek tahun ini karena berbagai isu yang saya sebutkan,” tandasnya.

    Sebagai catatan, dalam sepekan terakhir IHSG telah mengalami koreksi tajam akibat kombinasi sentimen negatif eksternal dan internal, termasuk pelemahan nilai tukar Rupiah, tekanan pada pasar obligasi, dan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi geopolitik dan sosial yang kian rentan.

    Saat ditanya apakah penurunan indeks ada kaitannya dengan menjelang Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Idulfitri. Mengingat pada momen menjelang Idulfitri masyarakat cenderung cukup konsumtif dan ada dugaan penjualan saham besar-besaran. Menurut Yanuar, hal itu tidak mempengaruhi.

    "Enggak (kaitan). maret memang periode Rebalancing portofolio global hedge fund, saham kita kena downgrade, atau target volatilitas pendek dalam tahun ini, karena isu-isu yang saya sebut," kata dia. Sementara Bursa Efek Indonesia belum mengkonfiirmasi penurunan IHSG hingga level 5.000.an ini.

    RUPS BRI

    Hari ini BBRI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Sejumlah agenda yang dibahas diketahui yaitu penetapan dividen tahun buku 2024 hingga perubahan susunan pengurus.

    Rapat diselenggarakan secara langsung dan elektronik di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan, pada pukul 14.00 WIB, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia. Sebelumnya, jadwal semula yang direncanakan pada 11 Maret 2025 namun mundur 24 Maret 2025.

    Dalam RUPS-nya, BBRI  mengumumkan telah terjadi pengalihan kepemilikan 80.610.976.875 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI. Aksi korporasi ini mencerminkan 53,19 persen dari total saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh oleh perseroan.

    Mulai 24 Maret 2025, susunan kepemilikan saham BBRI telah diperbarui sesuai dengan Surat Keterangan dari PT Datindo Entrycom selaku Biro Administrasi Efek. Pengalihan saham ini juga telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan ketentuan POJK No. 31/2015 dan Peraturan No. I-E tentang kewajiban penyampaian informasi. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".