KABARBURSA.COM - Harga Beras hari ini, Jumat 23 Februari 2024, meroket gila-gilaan dalam sejarah: Rp18.000 per kilogram. Pedagang pasar tradisional menyatakan bahwa kenaikan harga beras belakangan ini mencapai level tertinggi dalam sejarah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, harga beras telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, mencatat rekor baru dengan mencapai Rp18 ribu per kilogram. Warga merasa kesal dengan kenaikan harga beras, bahkan beberapa di antaranya merasa putus asa dan kehilangan harapan terkait masalah ini.
Badan Pangan Dunia (FAO) mengumumkan bahwa harga beras dunia saat ini juga mengalami kenaikan. Menurut laporan terbaru Rice Price yang dirilis pada Jumat, 23 Februari 2024, FAO mencatat bahwa indeks harga semua beras FAO (FARPI) meningkat sebesar 1,2 persen pada Januari 2024, mencapai 142,8 poin. Ini merupakan angka tertinggi dalam sejarah harga beras dunia sejak tahun 2008.
Menurut FAO, harga beras Aromatik dan Ketan juga naik tipis masing-masing sebesar 0,8 dan 14 persen karena adanya gangguan pada panen. Selain itu, harga ekspor beras India secara umum juga menguat di negara-negara utama Asia selama bulan Januari lalu. Di Pakistan dan Thailand, tercatat kenaikan harga beras berkualitas tinggi karena para produsen beras di sana harus menyiapkan stok atas tender impor dari negara lain yang memesan, termasuk impor oleh Perum Bulog. “Salah satunya harus memenuhi pesanan impor oleh Perum Bulog,” tulis laporan itu.
Di Amerika Serikat, harga di eksportir terus meningkat karena terbatasnya pasokan menjelang masa tanam baru pada Februari dan Maret.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menyatakan bahwa kenaikan harga beras bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Menurut Jokowi, kenaikan harga beras disebabkan oleh perubahan iklim yang membuat petani gagal panen, mengurangi pasokan beras ke pasar, dan akhirnya meningkatkan harga beras secara global. Jokowi menyoroti pentingnya mengatasi dampak perubahan iklim dan cuaca yang berdampak pada produksi pangan.