KABARBURSA.COM - Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan bahwa harga Bitcoin bergerak menuju level USD62,000 selama sesi perdagangan di Asia.
Beberapa hari sebelumnya, Bitcoin berhasil pulih dan melampaui USD65,500, tetapi kemudian mengalami retracement sebesar 5 persen, menjaga Bitcoin per USD tetap dalam kisaran yang sama seperti sebelumnya sepanjang akhir pekan.
Penutupan harian sekitar USD62,300 meningkatkan risiko bagi Bitcoin per USD untuk kembali meraih keuntungan yang lebih tinggi dalam waktu dekat.
Melihat data tersebut, JA Maartunn, seorang kontributor platform analitik on-chain CryptoQuant, mengingatkan bahwa setiap kali harga Bitcoin menutup di bawah USD62,100 dalam satu hari atau mengalami ketidakaktifan yang berkelanjutan, itu dianggap sebagai titik stop-loss oleh sebagian dari pelaku pasar, seperti yang terjadi sehari sebelumnya.
Sementara itu, Michaël van de Poppe, pendiri dan CEO MNTrading, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnya arahan secara keseluruhan sejak pengurangan subsidi blok Bitcoin pada pertengahan April.
Dia mencatat bahwa Bitcoin bergerak perlahan menuju batas bawah kisaran untuk menguji level support pada hari itu.
Van de Poppe juga memprediksi bahwa setelah pengujian tersebut, kemungkinan Bitcoin akan melanjutkan tren kenaikan.
"Kebosanan telah mulai dirasakan sejak terjadinya pengurangan subsidi blok Bitcoin," ucapnya, seperti dikutip Kamis, 9 Mei 2024.
Sementara itu, sesama trader-nya yang dikenal sebagai Moustache, tetap optimis. Dia percaya bahwa pergerakan harga saat ini akan menghasilkan kenaikan yang lebih berkelanjutan, mirip dengan apa yang terjadi setelah pengurangan subsidi blok sebelumnya.
"Ini adalah penurunan terakhir sebelum Bitcoin memulai fase berikutnya. Sejarah menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan apakah kita melihat tahun 2017 atau 2020," katanya.
Untuk diketahui, pergolakan di sektor dana yang diperdagangkan di bursa kripto (ETF) menghasilkan kesan beragam terhadap prospeknya.
Seperti yang dilaporkan Cointelegraph, Grayscale, salah satu operator ETF Bitcoin spot baru di Amerika Serikat, membatalkan rencana untuk produk ETF berjangka Ether.
ETF Bitcoin yang berbasis di AS kembali mengalami arus keluar bersih pada tanggal 7 Mei, sangat kontras dengan arus masuk dua hari sebelumnya, yang melampaui USD500 juta.
Data dari berbagai sumber, termasuk perusahaan investasi yang berbasis di Inggris, Farside, mengonfirmasi arus keluar sebesar USD15,7 juta.
Pada saat yang sama, perusahaan investasi Susquehanna mengungkapkan portofolio ETF senilai USD1,3 miliar.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.