Logo
>

Harga CPO Anjlok Tiga Hari Beruntun, Pasar Terpukul Tekanan Global

CPO cenderung mengikuti arah pergerakan minyak nabati lain karena bersaing ketat dalam pasar minyak nabati dunia

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Harga CPO Anjlok Tiga Hari Beruntun, Pasar Terpukul Tekanan Global
Ilustrasi Industri Sawit. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak sawit mentah (CPO) berjangka Malaysia terus merosot untuk hari ketiga berturut-turut pada Selasa, menyentuh titik terendah dalam lima pekan terakhir.

    Kemerosotan ini dipicu oleh pelemahan harga minyak nabati pesaing di bursa Dalian dan Chicago, disertai penguatan nilai tukar ringgit yang mengikis daya saing ekspor.

    Kontrak acuan CPO untuk pengiriman Januari 2026 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange anjlok 28 ringgit atau 0,64 persen menjadi 4.345 ringgit per ton (sekitar USD1.028,65) pada jeda tengah hari, menurut laporan Reuters di Jakarta, Selasa (28/10).
    Sebelumnya, harga sempat jatuh hingga 4.334 ringgit per ton — level terendah sejak 24 September.

    Seorang pedagang di Kuala Lumpur menyebut pelemahan berkelanjutan palm olein di Dalian, ditambah penguatan ringgit, terus menekan harga CPO.

    Di pasar global, kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di Bursa Dalian turun 0,44 persen, sementara minyak sawitnya merosot 1,38 persen. Adapun harga soyoil di Chicago Board of Trade terkoreksi 0,31 persen.

    CPO cenderung mengikuti arah pergerakan minyak nabati lain karena bersaing ketat dalam pasar minyak nabati dunia.
    Sementara itu, ekspor produk CPO Malaysia periode 1–25 Oktober tercatat turun 0,3–0,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya, menurut data AmSpec Agri Malaysia dan Intertek Testing Services.

    Nilai tukar ringgit, yang menjadi mata uang utama dalam perdagangan sawit, menguat 0,17 persen terhadap dolar AS. Penguatan ini membuat harga CPO lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang selain ringgit.

    Secara teknikal, analis Reuters Wang Tao memperkirakan harga CPO akan kembali menguji level support di 4.346 ringgit per ton. Jika menembus batas tersebut, penurunan lebih dalam menuju 4.308 ringgit per ton bisa terjadi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.