KABARBURSA.COM - Pada Kamis, 13 Juni 2024, harga emas batangan dari Antam naik sebesar Rp3.000 per gram. Berdasarkan informasi dari situs logammulia.com, harga emas Antam hari ini mencapai Rp1.341.000 per gram, naik dari sebelumnya Rp1.338.000 per gram.
Selain itu, harga buyback emas Antam saat ini adalah Rp1.222.000 per gram. Buyback adalah harga yang diberikan kepada investor saat mereka menjual kembali emas tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Namun, bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), terdapat potongan pajak sebesar 0,25 persen per transaksi, sesuai dengan PMK Nomor 38 Tahun 2023. Setiap pembelian emas batangan juga akan disertai bukti potong PPh 22.
Untuk transaksi buyback, PPh 22 dikenakan sesuai PMK Nomor 34 Tahun 2017. Penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nilai di atas Rp10 juta dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen bagi pemegang NPWP, dan 3 persen bagi yang tidak memiliki NPWP.
Berikut rincian harga emas Antam hari ini:
- 0,5 gram: Rp720.500
- 1 gram: Rp1.341.000
- 2 gram: Rp2.622.000
- 3 gram: Rp3.908.000
- 5 gram: Rp6.480.000
- 10 gram: Rp12.905.000
- 25 gram: Rp32.137.000
- 50 gram: Rp64.195.000
- 100 gram: Rp128.312.000
- 250 gram: Rp320.515.000
- 500 gram: Rp640.820.000
- 1000 gram: Rp1.281.600.000.
Singapura Berambisi Jadi Pusat Perdagangan Emas Global
Singapura semakin dekat untuk menjadi pusat emas global terkemuka, seiring dengan pergeseran perdagangan emas yang semakin mengarah ke timur.
Hal ini diungkapkan oleh Shaokai Fan, Head of Asia-Pacific and Global Head of Central Banks di Dewan Emas Dunia atau World Gold Council.
Fan menyoroti bahwa pergeseran ini sebagian besar didorong oleh peningkatan konsumsi emas di ekonomi pasar berkembang utama, yang mayoritasnya berada di Asia.
“Pusat gravitasi pasar emas telah bergeser ke timur, dengan Singapura ditempatkan secara menguntungkan sebagai titik tumpu potensial dari keseimbangan baru ini,” kata Fan seperti dikutip dari CNBC, Rabu, 12 Juni 2024.
Kedekatan Singapura dengan sekitar 25 persen pusat suplai tambang emas dunia seperti China, Australia, Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan Laos, semakin memperkuat posisinya sebagai pusat perdagangan emas yang strategis.
“Kedekatan Singapura dengan bank-bank sentral yang aktif membeli emas adalah faktor kunci lainnya,” tambah Fan.
Selain keuntungan geografis, kebijakan pemerintah Singapura juga memainkan peran penting. Sejak Oktober 2012, pemerintah Singapura telah membebaskan Pajak Barang dan Jasa (GST) dari logam mulia kelas investasi.
Langkah ini, bersamaan dengan pendirian kilang pengiriman barang di Singapura, telah memperkuat posisi negara ini sebagai hub perdagangan emas utama.
Dalam konteks geopolitik yang semakin tidak stabil, kebutuhan untuk mencari pusat cadangan emas resmi menjadi semakin mendesak bagi bank sentral di seluruh dunia.
Fan menambahkan, Singapura dapat menjadi alternatif yang benar-benar layak untuk London dan New York sebagai pusat penyimpanan emas bank sentral.
“Singapura siap untuk memimpin pasar emas di masa depan,” kata Fan.
Stabilitas politik dan kebijakan pro investasi di Singapura menjadikan negara ini sebagai pilihan yang menarik bagi bank sentral dan investor global yang mencari tempat yang aman untuk menyimpan dan memperdagangkan emas.
Dengan semua faktor ini, Singapura bukan hanya siap untuk mengambil alih peran sebagai pusat emas global, tetapi juga untuk menjadi penggerak utama dalam lanskap perdagangan emas internasional di masa depan.
Singapura Tumpuk 240 Ton Emas
Singapura kini memiliki cadangan emas terbesar di Asia Tenggara, mengalahkan Thailand yang sebelumnya berada di posisi teratas. Data terbaru yang dirilis oleh World Gold Council menunjukkan bahwa Singapura telah menambahkan 10,8 ton emas sepanjang tahun ini, menjadikannya negara ASEAN yang paling aktif dalam pembelian emas pada tahun ini.
Dengan tambahan pembelian tersebut, cadangan emas Singapura kini mencapai 240,8 ton per Juni 2024. Jumlah ini jauh di atas cadangan emas Thailand yang berada di posisi kedua dengan 9,64 metrik ton, sementara cadangan emas negara-negara Asia Tenggara lainnya tetap tidak berubah.
Bank sentral Singapura mulai aktif membeli emas sejak Januari 2023, dengan pembelian mencapai 44,6 ton. Ini adalah pembelian emas pertama sejak Juli 2021 atau sekitar 2,5 tahun. Sepanjang 2023, bank sentral Singapura membeli emas sebanyak 76,3 ton, dan pembelian berlanjut sebesar 10,8 ton pada tahun ini. Secara total, pembelian emas sejak awal 2023 mencapai 87,1 ton.
Pembelian emas secara masif pada Januari 2023 menimbulkan banyak pertanyaan, mengingat Singapura jarang membeli emas dalam jumlah besar. Pembelian pada Januari tersebut menjadi yang terbesar kedua dalam sejarah Singapura, setelah pembelian terbesar yang tercatat pada 1968 sebesar 100 ton.
Dalam periode 13 tahun dari 2002 hingga 2023, bank sentral Singapura hanya melakukan pembelian emas dua kali, yaitu pada 2021 dan 2023. Dengan akuisisi emas terbarunya, Singapura telah mencapai tonggak sejarah, kini berada di peringkat ke-22 secara global dalam hal cadangan emas, peringkat tertingginya sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1965.
Namun, pembelian emas Singapura pada kuartal pertama tahun 2024 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2023, ketika Singapura menjadi pembeli emas terbesar secara global, dengan 68,68 ton emas ditambahkan ke cadangannya.
Otoritas Moneter Singapura (MAS), bank sentral Singapura, juga merupakan satu-satunya bank sentral di pasar maju yang menambah cadangan emas nasionalnya pada tahun ini. Salah satu alasan utama peningkatan cadangan emas adalah peningkatan konsumsi emas di negara-negara ekonomi berkembang utama, yang mayoritasnya berada di Asia, menurut Shaokai Fan, Kepala Asia-Pasifik dan Kepala Bank Sentral Global di World Gold Council.
Fan menyatakan, “Pusat gravitasi pasar emas telah bergeser ke timur, dengan Singapura ditempatkan secara menguntungkan sebagai titik tumpu potensial dari keseimbangan baru ini.” Kedekatan Singapura dengan bank-bank sentral yang aktif membeli emas merupakan faktor kunci lainnya.
Selain itu, Singapura berada sangat dekat dengan sekitar 25 persen pusat pasokan tambang emas dunia, seperti China, Australia, Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan Laos. Kebutuhan untuk mencari pusat cadangan emas resmi semakin mendesak bagi bank sentral di seluruh dunia, terutama dalam konteks geopolitik yang semakin tidak stabil.
Fan menambahkan bahwa Singapura dapat menjadi “alternatif yang benar-benar layak” bagi London dan New York sebagai pusat penyimpanan emas bank sentral. “Singapura siap memimpin pasar emas di masa depan,” ujarnya. Faktor lain yang berkontribusi terhadap peran penting Singapura di masa depan pasar emas batangan meliputi komitmen negara tersebut terhadap stabilitas politik dan penghapusan pajak penjualan atas investasi emas.
Sejak Oktober 2012, pemerintah Singapura telah membebaskan Pajak Barang dan Jasa (GST) dari logam mulia berperingkat investasi. Langkah ini, bersama dengan pendirian kilang pengiriman barang di Singapura, telah memperkuat posisi negara ini sebagai pusat utama perdagangan emas.
Berdasarkan data World Gold Council, track record pembelian maupun penjualan emas oleh Singapura menunjukkan bahwa negara ini tidak melakukan transaksi emas apapun sepanjang tahun 2020, saat pandemi COVID-19 melanda. Namun, sejak itu, Singapura telah aktif dalam memperkuat cadangan emasnya, menandakan komitmen kuat terhadap stabilitas ekonomi dan investasi masa depan. (bay/*)