KABARBURSA.COM - Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa harga emas pada pekan ini diprediksi berada di kisaran support USD3,654.90 hingga resistance USD3,717.60.
Ibrahim mengaku optimistis dalam semester kedua 2025 harga emas dunia bisa mencapai USD3.788 per troy ounce dan logam mulia di Rp2.180.000 per gram.
“Harga emas dunia di pasar internasional terbentuk berdasarkan Analisa baik analisa fundamental maupun analisa teknikal, serta permintaan dan penawaran terhadap emas batangan di dunia,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Minggu, 21 September 2025.
Terkait dengan pembentuk harga emas dunia adalah karena pelaku pasar mencermati prospek politik di AS karena Mahkamah Agung pada hari Kamis tanggal 5 November untuk mendengarkan argumen terkait legalitas tarif global Trump.
“Trump juga berulang kali mengkritik The Fed karena tidak memangkas suku bunga dengan cepat dan lebih dalam, yang memicu kekhawatiran tentang independensi bank sentral AS,” kata Ibrahim.
Selain itu, Pada Kamis, pemerintahan Trump mengajukan permohonan ke Mahkamah Agung Amerika Serikat agar presiden dapat melanjutkan pemecatan Gubernur Federal Reserve Lisa Cook.
Upaya ini sebelumnya telah ditolak oleh pengadilan federal, dan langkah tersebut dinilai sebagai preseden yang belum pernah terjadi dalam sejarah AS.
Stephen Miran, pejabat baru yang dilantik, menjadi satu-satunya suara berbeda. Ia mendorong agar suku bunga dipangkas lebih agresif, yakni sebesar 50 basis poin. Namun, pasar menilai kemungkinan langkah drastis itu sangat kecil, meskipun ada tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja serta meningkatnya risiko pengangguran.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis, Neel Kashkari, menegaskan bahwa risiko di sektor ketenagakerjaan menjadi dasar pemangkasan suku bunga pekan ini. Ia juga membuka kemungkinan adanya pemangkasan tambahan pada dua pertemuan bank sentral berikutnya.
Kekhawatiran kian bertambah setelah data ekonomi terbaru menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja AS, disertai anjloknya pembangunan rumah keluarga tunggal pada Agustus ke titik terendah dalam beberapa tahun. Kondisi ini dipicu oleh kelebihan pasokan rumah baru yang belum terjual.
Sehari sebelumnya, bank sentral AS memangkas suku bunga acuan ke kisaran 4,00–4,25 persen. Itu menjadi pemangkasan pertama sejak Desember. Proyeksi "dot plot" terbaru The Fed memperkirakan masih ada dua kali pemangkasan lagi sebelum akhir tahun, sementara untuk 2026 hanya diproyeksikan satu kali pemangkasan tambahan.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik terus memanas. Konflik antara Rusia dan Ukraina menimbulkan spekulasi adanya gangguan pasokan energi lebih lanjut. Kendati demikian, Presiden Trump menyerukan agar harga minyak ditekan lebih rendah untuk menekan Moskow agar mengakhiri perang. Ia menegaskan, konflik itu akan berakhir "jika harga minyak turun."
Ketegangan juga meluas ke kawasan Baltik. Estonia melakukan konsultasi dengan anggota NATO setelah wilayah udaranya dilanggar oleh pesawat tempur Rusia pada Jumat. Tiga jet MiG-31 disebut memasuki langit Estonia "tanpa izin dan tetap di sana selama total 12 menit" di atas Teluk Finlandia.
Rusia membantah tuduhan tersebut. Namun, eskalasi tensi kian nyata setelah Polandia dan Rumania—keduanya anggota NATO—melaporkan adanya pelanggaran wilayah udara mereka oleh drone militer Rusia.(*)