KABARBURSA.COM - Harga emas diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi lagi tahun ini, meski ada penurunan permintaan fisik. Hal ini disampaikan oleh konsultan Metals Focus, yang mengaitkan kenaikan tersebut dengan prospek penurunan suku bunga di tengah ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta konflik di Ukraina dan Timur Tengah.
Dalam laporan tahunan yang dirilis kemarin 6 Juni 2024. Metals Focus memperkirakan permintaan emas akan turun 2 persen menjadi 4.639 metrik ton tahun ini. Penurunan ini dipicu oleh produksi perhiasan yang lebih sedikit, investasi fisik bersih yang menurun, dan berkurangnya minat bank sentral.
Permintaan terhadap safe haven yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, serta pembelian berkelanjutan oleh bank sentral, telah menyebabkan kenaikan harga emas secara signifikan dari Maret hingga Mei. Pada 20 Mei, harga emas mencapai rekor sebesar $2.449,89 (sekitar Rp 39 juta) per troy ounce.
“Meski ada risiko penurunan harga dalam waktu dekat, kami yakin bahwa harganya akan mencapai rekor baru sebelum akhir tahun, dengan rata-rata tahunan mencapai $2.250 (Rp 36 juta) per troy ounce, mencetak rekor rata-rata tahunan baru,” kata Metals Focus.
Selain itu, sentimen positif terhadap emas didorong oleh kekhawatiran atas utang pemerintah AS, antisipasi penurunan suku bunga, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan ketidakpastian ekonomi.
Dari segi analisis fundamental, permintaan dari bank sentral tetap jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum 2022, ketika bank-bank mempercepat pembelian untuk mendiversifikasi cadangan mata uang asing. Hal ini mendukung kenaikan harga emas.
“Koreksi harga jangka pendek mungkin terjadi, karena para pemain taktis mengambil untung, atau mungkin dipicu oleh likuidasi dalam ekuitas,” ujar Metals Focus. “Namun, penurunannya harus dibatasi, karena masih ada investor yang menunggu peluang untuk memasuki pasar.”
Sementara itu, pasokan emas diperkirakan akan naik 3 persen menjadi 5.083 ton tahun ini, dengan produksi tambang dan daur ulang yang lebih tinggi, menurut Metals Focus.
Harga Emas Kuat
Harga emas kembali menguat pada perdagangan Rabu, 5 Juni 2024, setelah data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lemah meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada bulan September.
Menurut laporan Reuters, emas spot naik 1 persen ke level USD2.351,52 per ounce, menghapus penurunan dari sesi sebelumnya. Sementara itu, emas berjangka AS meningkat dengan persentase serupa ke level USD2.370,50 per ounce. Emas batangan sebelumnya jatuh mendekati angka USD2.320 pada awal bulan ini setelah mencapai rekor tertinggi baru di USD2.449,89 karena ketidakpastian mengenai kebijakan moneter The Fed.
“Kami mengalami sedikit kemunduran, kami lebih suka menyebutnya sebagai konsolidasi. Tapi sekali lagi, bias positif yang mendasarinya benar-benar datang dari ekspektasi kuat bahwa kita akan bergerak menuju penurunan suku bunga di akhir tahun ini,” kata David Meger, direktur investasi dan perdagangan alternatif di High Ridge Futures.
Pedagang saat ini memperkirakan kemungkinan 59 persen penurunan suku bunga Fed pada bulan September, menurut CME FedWatch.
Bank Sentral Eropa, bagaimanapun, dipandang hampir pasti akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin menjadi 3,75 persen pada hari Kamis, 6 Juni 2024, yang dapat menjadikannya bank sentral besar pertama yang memangkas suku bunga pada siklus ini.
Juga mendukung emas batangan, laporan tenaga kerja AS terbaru menunjukkan gaji swasta meningkat kurang dari perkiraan, memperkuat spekulasi penurunan suku bunga pada bulan September. “Pasar tenaga kerja seharusnya tidak lagi dilihat sebagai risiko inflasi,” kata analis di TD Securities.
“Hal ini juga mendukung The Fed untuk mulai melonggarkan kebijakannya pada bulan September jika inflasi terus menjadi normal secara bertahap seperti yang kami perkirakan pada saat itu,” ujarnya, menambahkan.
Data Tenaga Kerja
Data tenaga kerja ini muncul beberapa hari setelah laporan perlambatan aktivitas manufaktur AS untuk bulan kedua berturut-turut dan penurunan belanja konstruksi yang tidak terduga.
Sementara itu, laporan non-farm payrolls yang dijadwalkan pada hari Jumat, 7 Juni 2024, sangat dinantikan oleh para pedagang karena berpotensi mempengaruhi harga emas, kata para analis.
“Jika kita melihat Payrolls AS turun secara signifikan pada hari Jumat, pasar akan lebih nyaman dalam berpikir bahwa Federal Reserve dapat mulai memangkas (suku bunga) pada akhir musim panas bulan September,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di Sekuritas TD.
Dari segi fisik, pembelian bersih emas oleh bank sentral global naik menjadi 33 metrik ton pada April dari revisi pembelian bersih sebesar 3 ton pada bulan Maret, kata Dewan Emas Dunia (WGC), menandakan minat sektor ini terhadap logam tersebut tetap kuat meskipun harga tinggi.