KABARBURSA.COM-Harga emas menunjukkan sedikit penurunan pada awal perdagangan hari ini setelah menunjukkan stabilitas selama seminggu terakhir.
Pada Jumat (9/2) pukul 6.45 WIB, harga emas spot turun tipis 0,02 persen menjadi US$ 2.034,03 per ons troi. Dalam satu minggu terakhir, harga emas spot mengalami pelemahan sebesar 0,28 persen dari posisi US$ 2.039,76 per ons troi pada akhir pekan sebelumnya, Jumat 9 Februari 2024.
Di sisi lain, harga emas kontrak April 2024 di Commodity Exchange mengalami kenaikan 0,06 persen menjadi US$ 2.049,20 per ons troi. Namun, dalam satu minggu, harga emas berjangka turun sebesar 0,22 persen dari posisi US$ 2.053,70 per ons troi.
Penurunan harga emas disebabkan oleh penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury. Penguatan ini terjadi karena harapan penurunan suku bunga lebih awal dari Federal Reserve AS menurun. Indeks dolar naik 0,1 persen, membuat harga emas batangan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Menurut Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, "Kenyataannya adalah perekonomian AS masih cukup kuat dan itu berarti The Fed hanya mempunyai sedikit keleluasaan pada tahap ini untuk mulai menurunkan suku bunganya." Ia juga menambahkan, "Agar emas bisa menguat, kita harus mulai melihat bukti bahwa perekonomian memang melambat secara signifikan dan inflasi cenderung lebih rendah secara berkelanjutan."
Beberapa pembicara dari The Fed pada hari Rabu memberikan alasan-alasan mengapa mereka merasa tidak terlalu mendesak untuk segera memulai pelonggaran kebijakan di Amerika, atau mengambil langkah cepat setelah hal tersebut dilakukan.
Pedagang sekarang melihat sekitar 61 persen kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada bulan Mei, menurut alat CME Fedwatch. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Selain itu, kemarin harga paladium turun di bawah harga platinum untuk pertama kalinya sejak April 2018. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap permintaan dan pertaruhan pada pasokan yang stabil. Platinum dan paladium digunakan oleh pembuat mobil dalam konverter katalitik untuk membersihkan asap knalpot mobil.
Menurut analis UBS Giovanni Staunovo Peralihan baru logam yang digunakan dalam autokatalis oleh produsen mobil tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat karena mobil diproduksi dalam siklus yang lebih panjang. "Ada kemungkinan bahwa paladium diperdagangkan dengan harga lebih rendah dibandingkan platinum," jelasnya.