Logo
>

Harga Emas Stabil, Investor Tunggu Sinyal Inflasi dan Arah Suku Bunga

Logam mulia tertahan di tengah meredanya ketegangan geopolitik dan ekspektasi pasar terhadap data inflasi PCE AS

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Emas Stabil, Investor Tunggu Sinyal Inflasi dan Arah Suku Bunga
Harga emas tertahan di USD3.333 per ounce jelang rilis data inflasi AS. Pasar waspada terhadap arah suku bunga The Fed dan harga logam mulia lain. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga emas dunia nyaris tak bergerak pada perdagangan Jumat, 27 Juni 2025, dini hari WIB. Para investor masih menahan diri menunggu data inflasi Amerika Serikat yang dijadwalkan rilis hari ini, untuk membaca arah kebijakan suku bunga bank sentral AS. Ketegangan geopolitik yang mulai mereda di Timur Tengah turut menurunkan minat pasar terhadap aset aman, meski logam mulia lainnya seperti palladium dan platinum justru melonjak tajam.

    Dilansir dari Reuters di Jakarta, Jumat, harga emas spot tercatat bertahan di level USD3.333 per ons, sementara emas berjangka AS naik tipis 0,2 persen menjadi USD 3.348.

    Menurut Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger, pelemahan harga emas dalam beberapa sesi terakhir dipicu oleh meredanya eskalasi konflik di Timur Tengah. Selain itu, pasar mulai kehilangan kesabaran atas harapan pemangkasan suku bunga yang terus tertunda, apalagi ekspektasi inflasi meningkat seiring rencana tarif dari era Presiden Donald Trump.

    Saat ini, pelaku pasar memperkirakan akan ada dua kali penurunan suku bunga sebesar total 50 basis poin pada tahun ini, dimulai pada September. Data Personal Consumption Expenditures (PCE) yang akan dirilis Jumat menjadi rujukan berikutnya untuk menakar arah kebijakan The Fed.

    Sebagai instrumen lindung nilai, emas tanpa imbal hasil cenderung menguat saat inflasi naik atau ketidakpastian membayangi pasar. Namun, kenaikan suku bunga membuatnya kalah menarik dibanding aset berimbal hasil.

    Sementara itu, harga perak spot naik hampir 1 persen ke level USD36,63, tertinggi sejak 18 Juni. Kepala perdagangan U.S. Global Investors, Michael Matousek, menyebut bila harga perak menembus USD37,50, tren penguatan bisa berlanjut.

    Palladium melesat lebih dari 8 persen ke USD1.136,68, menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2024. Platinum ikut terangkat 5,1 persen ke USD1.423,26, mendekati puncak tertinggi sejak September 2014.

    Kenaikan harga dua logam tersebut, menurut Managing Partner CPM Group Jeffrey Christian, didorong oleh aksi spekulatif yang marak selama Juni. Beberapa investor disebut menambah stok logam karena menilai harga saat ini masih undervalued di tengah ketatnya pasokan pasar.

    Laporan World Platinum Investment Council (WPIC) pada Mei lalu menunjukkan permintaan perhiasan platinum di China meningkat, memperparah defisit struktural pasar.

    Christian memperkirakan harga platinum bisa menyentuh USD 1.500 per ons dalam beberapa hari ke depan sebelum turun kembali ke USD 1.200 dalam dua pekan. Palladium, menurut dia, juga berpotensi terkoreksi ke sekitar USD 1.050 pada pertengahan Juli mendatang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).