KABARBURSA.COM – Harga emas dunia nyaris tak bergerak pada perdagangan Jumat, 27 Juni 2025, dini hari WIB. Para investor masih menahan diri menunggu data inflasi Amerika Serikat yang dijadwalkan rilis hari ini, untuk membaca arah kebijakan suku bunga bank sentral AS. Ketegangan geopolitik yang mulai mereda di Timur Tengah turut menurunkan minat pasar terhadap aset aman, meski logam mulia lainnya seperti palladium dan platinum justru melonjak tajam.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Jumat, harga emas spot tercatat bertahan di level USD3.333 per ons, sementara emas berjangka AS naik tipis 0,2 persen menjadi USD 3.348.
Menurut Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger, pelemahan harga emas dalam beberapa sesi terakhir dipicu oleh meredanya eskalasi konflik di Timur Tengah. Selain itu, pasar mulai kehilangan kesabaran atas harapan pemangkasan suku bunga yang terus tertunda, apalagi ekspektasi inflasi meningkat seiring rencana tarif dari era Presiden Donald Trump.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan akan ada dua kali penurunan suku bunga sebesar total 50 basis poin pada tahun ini, dimulai pada September. Data Personal Consumption Expenditures (PCE) yang akan dirilis Jumat menjadi rujukan berikutnya untuk menakar arah kebijakan The Fed.
Sebagai instrumen lindung nilai, emas tanpa imbal hasil cenderung menguat saat inflasi naik atau ketidakpastian membayangi pasar. Namun, kenaikan suku bunga membuatnya kalah menarik dibanding aset berimbal hasil.
Sementara itu, harga perak spot naik hampir 1 persen ke level USD36,63, tertinggi sejak 18 Juni. Kepala perdagangan U.S. Global Investors, Michael Matousek, menyebut bila harga perak menembus USD37,50, tren penguatan bisa berlanjut.
Palladium melesat lebih dari 8 persen ke USD1.136,68, menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2024. Platinum ikut terangkat 5,1 persen ke USD1.423,26, mendekati puncak tertinggi sejak September 2014.
Kenaikan harga dua logam tersebut, menurut Managing Partner CPM Group Jeffrey Christian, didorong oleh aksi spekulatif yang marak selama Juni. Beberapa investor disebut menambah stok logam karena menilai harga saat ini masih undervalued di tengah ketatnya pasokan pasar.
Laporan World Platinum Investment Council (WPIC) pada Mei lalu menunjukkan permintaan perhiasan platinum di China meningkat, memperparah defisit struktural pasar.
Christian memperkirakan harga platinum bisa menyentuh USD 1.500 per ons dalam beberapa hari ke depan sebelum turun kembali ke USD 1.200 dalam dua pekan. Palladium, menurut dia, juga berpotensi terkoreksi ke sekitar USD 1.050 pada pertengahan Juli mendatang.(*)