Logo
>

Harga Emas Tergelincir usai Drama Tarif Trump dengan China

Emas turun lebih dari 1 persen akibat penguatan dolar dan tensi dagang AS–China, meski inflasi AS justru memicu harapan pemangkasan suku bunga.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Emas Tergelincir usai Drama Tarif Trump dengan China
Harga emas jatuh usai Trump tuding China langgar kesepakatan dagang. Data inflasi AS memicu spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM – Harga emas turun lebih dari satu persen pada Sabtu, 31 Mei 2025, dini hari WIB setelah pasar mencerna kabar terbaru soal tarif perdagangan global. Di sisi lain, laporan inflasi yang lebih jinak dari perkiraan di Amerika Serikat justru memupuk harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Harga emas di pasar spot sempat anjlok di bawah USD3300 per ons dan diperdagangkan pada level USD3281,24 alias melemah 1,1 persen secara intraday. Emas berjangka AS juga turun 1,1 persen ke posisi USD3307,40 per ons.

Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,3 persen dan membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Penurunan ini terjadi meskipun tensi dagang AS–China kembali naik. Presiden Donald Trump menuduh China telah melanggar kesepakatan tarif yang sebelumnya disepakati. Sehari sebelumnya, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan negosiasi kedua negara “sedikit mandek”. Hal ini menambah ketidakpastian pasar global.

“Emas sedang mundur dari level tertingginya dan masuk fase konsolidasi,” ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger, dikutip dari Mine di Jakarta, Sabtu. “Tekanan muncul karena kebutuhan akan aset safe haven sedikit mereda. Tapi kalau Trump makin keras, itu bisa jadi amunisi baru bagi harga emas.”

Data terbaru pada Jumat menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 2,1 persen secara tahunan pada April, sedikit di bawah ekspektasi 2,2 persen. Laporan ini memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September.

Di tengah gejolak ini, emas tetap jadi primadona. Aset ini biasanya bersinar di saat inflasi tinggi dan suku bunga rendah. Sejak awal tahun, harga emas sudah naik lebih dari 25 persen dan bahkan mencetak rekor baru bulan lalu di level USD3500,05 per ons.

Emas Diprediksi bisa Tembus USD3.950

Goldman Sachs, bank investasi asal Wall Street, beberapa waktu lalu memperbarui ramalannya terhadap emas. Mereka memproyeksikan harga emas bisa melesat hingga USD3.700 per ons troi di akhir 2025—naik dari proyeksi sebelumnya yang berada di level USD3.300. Bahkan dalam skenario optimistis, angka fantastis USD3.950 bukan hal yang mustahil untuk dicapai.

Dalam laporan yang dikutip Yahoo Finance, Goldman menyebut setidaknya ada dua faktor yang jadi bensin penggerak reli harga emas. Pertama, permintaan dari bank-bank sentral yang ternyata jauh lebih tinggi dari perkiraan. Kedua, aliran dana yang mengalir deras ke instrumen emas berbasis bursa (ETF).

“Jika resesi benar-benar terjadi, aliran dana ke ETF bisa makin cepat dan mendorong harga emas hingga USD3.880 per ons pada akhir tahun,” tulis Goldman Sachs.

Namun Goldman juga menyampaikan skenario sebaliknya. Jika pertumbuhan ekonomi global justru menguat akibat meredanya ketidakpastian kebijakan—misalnya dari sisi suku bunga—maka arus masuk ke ETF bisa melambat. Dalam skenario itu, harga emas diprediksi mendekati USD3.550 per ons saja di akhir tahun.

Dalam laporan yang sama, Goldman juga mengoreksi ke atas asumsi permintaan emas dari bank sentral. Angka pembelian bulanan kini diprediksi berada di kisaran 80 metrik ton per bulan, naik dari estimasi sebelumnya 70 ton.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Moh. Alpin Pulungan

Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).