KABARBURSA.COM – Harga emas dunia anjlok hingga 2 persen pada Rabu, 25 Juni 2025, dini hari WIB dan mencetak posisi terendah dalam lebih dari dua pekan terakhir. Penurunan ini terjadi seiring berkurangnya permintaan aset lindung nilai (safe haven) setelah diumumkannya gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Rabu, harga emas di pasar spot turun 1,4 persen menjadi USD3.319,96 per ounce pada pukul 13.46 waktu New York atau 17.46 GMT, setelah sempat merosot lebih dari 2 persen ke level terendah sejak 9 Juni. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 1,8 persen di posisi USD3.333,9 per ounce.
“Meredanya ketegangan di Timur Tengah menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Permintaan safe haven memudar dan pasar kini cenderung beralih ke mode risk-on,” kata Wakil Presiden sekaligus Analis Logam Senior di Zaner Metals, Peter Grant.
Ia menilai level dukungan kuat berada di kisaran USD3.300 dengan batas bawah berikutnya di USD3.250.
Bersamaan dengan pelemahan emas, pasar saham global mencatat penguatan dan nilai dolar AS melemah pada Selasa. Ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa kedua pihak, meski sama-sama melakukan pelanggaran, telah menyepakati penghentian serangan.
Namun, stabilitas gencatan senjata masih diragukan. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada hari yang sama justru menyatakan telah memerintahkan serangan balasan ke sejumlah target di Teheran, menyusul tuduhan bahwa Iran meluncurkan rudal dalam pelanggaran gencatan.
“Masih ada keraguan apakah gencatan ini akan bertahan. Selama situasinya belum benar-benar jelas, ruang penurunan harga emas mungkin terbatas,” ujar Grant.
Dari sisi kebijakan moneter, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam kesaksiannya di hadapan Kongres menyebut bahwa bank sentral masih membutuhkan waktu untuk menilai dampak tarif terhadap inflasi sebelum mengambil keputusan soal suku bunga.
Pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun, dimulai dari pemotongan 25 basis poin pada Oktober. Emas cenderung menguat dalam kondisi suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil tetap.
Sementara itu, pergerakan logam mulia lainnya bervariasi. Perak spot merosot 0,8 persen ke level USD35,83 per ounce, terendah sejak 5 Juni. Platinum justru naik 1,6 persen ke USD1.314,91, sedangkan paladium terkoreksi 1,5 persen menjadi USD1.061,90 per ons.(*)