Logo
>

Harga Komoditas Lompat Lima Persen, Emiten-emiten Batu Bara Positif

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Komoditas Lompat Lima Persen, Emiten-emiten Batu Bara Positif

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga batu bara ICE Newcastle di pasar kontrak mengalami lonjakan signifikan pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024. Harga batu hitam kini berada di level USD149,6 per ton setelah melompat 4,91 persen, sedangkan dalam sepekan harganya naik 3,35 persen.

    Harga batu bara naik setelah China, konsumen terbesar di dunia, mengumumkan stimulus ekonomi. Stimulus ini akan mendorong produktivitas industri manufaktur yang sebagian besar operasionalnya memakai energi hasil pembakaran batu bara.

    People's Bank of China (PBOC) mengeluarkan peraturan rasio persyaratan cadangan atau reserve requirement ratio (RRR) yaitu untuk mengurangi jumlah uang tunai yang perlu dimiliki oleh perbankan hingga setengah poin persentase atau sebesar 0,5 persen. Imbasnya, likuiditas sebesar CYN1 triliun (USD142 miliar) terbebaskan sehingga ini dapat diikuti oleh pemangkasan 0,25 hingga 0,5 persen lagi hingga akhir tahun 2024.

    Lebih lanjut, bank sentral China itu juga memangkas suku bunga acuan dalam Reverse Repo 7-Days sebesar 20 basis poin menjadi 1,5 persen. Tujuannya adalah memberikan keringanan bagi rumah tangga sehingga berpeluang meningkatkan konsumsi dan berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas industri manufaktur.

    Namun demikian, kenaikan harga batu bara juga terpengaruh sentimen buruk dari Inggris. Soalnya, Inggris akan segera berhenti memproduksi listrik dari pembakaran batu bara, mengakhiri ketergantungan selama 142 tahun pada bahan bakar fosil ini.

    Menteri Energi Inggris Michael Shanks mengatakan bahwa Inggris akan mengakhiri penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan batu bara selama hampir 60 tahun.

    "Era batu bara mungkin akan segera berakhir, tetapi era baru pekerjaan energi yang baik untuk negara kita baru saja dimulai," ujarnya seperti dilansir AFP.

    Sementara yang terakhir, peningkatan konsumsi batu bara juga terjadi di India yang melaporkan kenaikan PLTU batu bara sebesar 15 persen dalam sepekan terakhir seiring penurunan produksi energi terbarukan sebesar 16 persen.

    Latar belakang tersebut di atas memberi gambaran jelas tentang pertumbuhan batu bara serta dampaknya. Penguatan harga batu bara Newcastle di pasar berjangka tersebut tentu memberi sentimen positif terhadap perusahaan produsen batu bara dalam negeri. Namun catatannya adalah masih jangka pendek.

    Sentimen Positif bagi Emiten Batu Bara

    Dari dalam negeri, Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani mengatakan bahwa kenaikan harga acuan batu bara Newcastle berpotensi memberikan sentimen positif jangka pendek bagi emiten produsen batu bara.

    "Seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI)," ujar Hendriko dalam laporannya dikutip Kabarbursa.com, Senin, 7 Oktober 2024.

    Indeks harga batu bara Indonesia, tutur Hendriko, tidak mengalami kenaikan yang signifikan dalam sepekan terakhir. Batu bara ketegori Indonesian Coal Index (ICI) 5 atau ICI 5 naik 1,1 persen week over week (wow) menjadi kenaikan tertinggi, sedangkan kenaikan terendah dialami oleh kategori ICI 3 sebesar 0,05 persen wow.

    "Kondisi ini dapat membuat kinerja keuangan emiten batu bara Indonesia kurang berkorelasi dengan kenaikan indeks batu bara Newcastle saat ini," ungkap dia.

    Untuk ADRO, analis secara rinci membeberkan prospek kinerja ke depan. Emiten di bidang mineral, terutama batu bara, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk sedang dalam kondisi terbaik.

    Analis komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo menilai ADRO berpotensi mencari prospek medium dan long term. “Kinerja ADRO mantap. PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencetak laba bersih USD404 juta pada kuartal II tahun ini, naik 8 persen secara kuartalan atau turun 2,7 persen secara tahunan, melewati proyeksi, yang didorong oleh penjualan di atas estimasi,” kata Wahyu kepada  Kabarbursa.com, Sabtu, 4 Oktober 2024.

    Volume penjualan ADRO juga meningkat 12,1 persen secara kuartal menjadi 18,5 juta ton dan 9,5 persen secara tahunan. Ia menambahkan, ADRO berkomitmen mendukung pemerintah menurunkan gas rumah kaca, termasuk untuk mencapai net zero emission pada 2060.

    Hal ini mendorong ADRO membidik 50 persen total pendapatan dari bisnis non batu bara termal pada 2030. Guna memenuhi target tersebut, ADRO bakal mengembangkan bisnis di bidang yang mendukung ekosistem hijau di Indonesia.

    ADRO berencana memisahkan bisnis pilar pertambangan dan beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green.

    “Langkah ini bagus dan efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar bisnis non batu bara termal tersebut karena memungkinkan setiap perusahaan untuk berfokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing,” kata Wahyu.

    ADRO menargetkan transaksi spin off ini akan membantu AAI dan pilar bisnis non batu bara termal bisa meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.

    “Pemisahan ini secara tidak langsung bakal membantu bisnis hijau perseroan mendapatkan lebih banyak akses terhadap sumber pembiayaan, utamanya pada proyek-proyek ramah lingkungan,” pungkasnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.