Logo
>

Harga Minyak dan Gas Turun, Batu Bara Justru Menguat

Harga minyak dunia turun ke USD58,4 per barel akibat surplus pasokan global. Indonesia berpeluang menekan biaya energi di tengah perlambatan permintaan.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Harga Minyak dan Gas Turun, Batu Bara Justru Menguat
Ilustrasi penurunan harga minyak dunia. Foto: freepix.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pelemahan harga minyak dunia membuka peluang bagi negara importir seperti Indonesia untuk menekan beban biaya energi. Kendati demikian, penurunan harga minyak mencerminkan sinyal perlambatan permintaan global.

    Kondisi ini menandai pasar energi internasional masih mencari keseimbangan baru antara pasokan dan permintaan. Dilansir dari Reuters, harga minyak dunia melemah di tengah kecemasan terhadap potensi surplus pasokan global.

    Saat ini harga minyak mentah berada di level USD58,407 per barel, turun 0,083 poin atau 0,14 persen.

    Sementara itu, minyak Brent juga melemah 0,07 poin atau 0,11 persen ke posisi USD62,638 per barel. Untuk komoditas energi lainnya, gas alam turun 0,01 poin atau 0,12 persen menjadi USD4,5275 per MMBtu.

    Sebaliknya, harga batubara justru menguat 1,65 poin atau 1,53 persen, menembus level US$109,50 per ton.

    Reuters mengungkapkan harga minyak dunia turun untuk hari kedua berturut-turut setelah data menunjukkan kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat dan proyeksi terbaru OPEC+ yang memperkirakan adanya surplus pasokan global tahun depan.

    “Sinyal surplus pasokan dari OPEC memicu kembali sentimen bearish yang sebelumnya tertahan, sementara peningkatan stok minyak mentah AS menambah tekanan, mendorong harga minyak terus melemah pada Kamis pagi,” ujar Yang An, analis di Haitong Securities, Kamis, 13 November 2025.

    Reuters juga melaporkan bahwa stok minyak mentah AS naik sekitar 1,3 juta barel pada pekan yang berakhir 7 November, berdasarkan data dari American Petroleum Institute (API).

    OPEC+ sendiri memperkirakan keseimbangan pasokan dan permintaan global akan beralih dari defisit menuju surplus pada 2026, yang berpotensi menekan harga jika permintaan belum sepenuhnya pulih.

    Sementara itu, harga batubara yang naik 1,53 persen ke USD109,50 per ton menunjukkan bahwa permintaan energi padat di kawasan Asia masih tinggi, terutama dari sektor industri dan pembangkit listrik.

    Adapun harga gas alam yang turun tipis 0,12 persen ke USD4,5275 per MMBtu mencerminkan permintaan yang cenderung stabil menjelang musim dingin di belahan bumi utara.

    Secara keseluruhan, pasar energi global masih bergerak dalam tren hati-hati di tengah sinyal surplus pasokan dari OPEC+ dan peningkatan stok AS. Dalam beberapa hari ke depan, pelaku pasar akan mencermati rilis resmi data stok minyak dari Energy Information Administration (EIA) serta arah kebijakan produksi OPEC+ untuk menentukan arah harga selanjutnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.