Logo
>

Harga Minyak Dunia Naik Satu Persen Karena Dua Hal ini

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Minyak Dunia Naik Satu Persen Karena Dua Hal ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak mengalami kenaikan sekitar 1 persen setelah terjadi penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan. Namun, kenaikan ini terbatas karena adanya kekhawatiran tentang peningkatan persediaan global di tengah perdagangan yang tipis menjelang libur Hari Kemerdekaan AS.

    Pada hari Rabu, 3 Juli 2024, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman September 2024 naik sebesar USD1,10 atau 1,3 persen menjadi USD87,34 per barel.

    Sejalan dengan itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 juga naik sebesar USD1,07 atau 1,3 persen menjadi USD83,88 per barel.

    Laporan dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa penyimpanan minyak mentah AS turun sebesar 12,2 juta barel pada minggu lalu. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan perkiraan para analis dalam jajak pendapat, yang hanya memperkirakan penurunan sebesar 680.000 barel.

    “Ekspor yang kuat, sedikit penurunan impor, dan pulihnya pengoperasian kilang berkolusi untuk menarik persediaan minyak mentah sebesar 12 juta barel,” kata Matt Smith, analis minyak dari Kpler.

    Namun, reaksi pasar tidak begitu signifikan karena volume perdagangan yang lebih rendah menjelang Hari Kemerdekaan, menurut para analis.

    Potensi gangguan pasokan akibat Badai Beryl juga berperan dalam menjaga harga tetap tinggi, meskipun kekhawatiran berkurang setelah Pusat Badai Nasional AS menyatakan bahwa badai tersebut diperkirakan akan melemah saat memasuki Teluk Meksiko minggu ini.

    Meski demikian, dampak hujan dan angin masih dapat mengganggu produksi minyak lepas pantai Meksiko serta infrastruktur ekspornya, yang berpotensi memperketat pasokan, kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates. Meksiko merupakan salah satu eksportir minyak mentah utama.

    Produksi OPEC naik untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Juni, berdasarkan survei Reuters pada hari Selasa, yang turut membebani harga minyak.

    Pasokan yang lebih tinggi dari Nigeria dan Iran mengimbangi dampak pengurangan pasokan secara sukarela oleh anggota lain dan aliansi OPEC+ yang lebih luas.

    “OPEC+ dilaporkan telah meningkatkan produksi pada Juni kemarin meskipun ada janji untuk menjaga kuota hingga kuartal ketiga, dan kekhawatiran yang masih ada mengenai pemulihan yang lambat di Tiongkok mengirimkan sinyal bearish,” kata Kelty dari Panmure Gordon.

    Selain itu, survei menunjukkan bahwa aktivitas jasa di China berkembang pada laju paling lambat dalam delapan bulan dan kepercayaan mencapai titik terendah dalam empat tahun pada bulan Juni, yang juga menekan harga.

    Pertumbuhan bisnis di zona euro juga melambat tajam pada bulan lalu. China sebagai importir minyak mentah terbesar, dan perlambatan aktivitas ekonominya dapat merusak permintaan minyak.

    Seperti diberitakan KabarBursa, kemarin, Harga minyak dunia seperti Brent dan West Texas Intermediate (WTI) turun pada penutupan perdagangan Selasa, 2 Juli 2024 kemarin. Pemicunya, kekhawatiran akan gangguan pasokan yang diakibatkan fenomena badai Berylfade mereda.

    Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2024 ditutup melemah 36 sen atau 0,42 persen ke level USD86,24 per barel.

    Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2024 ditutup turun 57 sen atau 0,68 persen ke level USD82,81 per barel.

    Sebelumnya pada hari Senin, 1 Juli 2024, WTI naik USD1 menjadi USD84,38 per barel, di tengah kekhawatiran badai Beryl mungkin memiliki dampak yang lebih luas di wilayah produksi minyak lepas pantai di bagian utara Teluk Meksiko, yang diatur oleh AS, karena permintaan bahan bakar kendaraan bermotor di AS meningkat.

    Harga kedua tolok ukur minyak mentah tersebut, kata Phil Flynn, analis Price Futures Group, naik sekitar 2 persen di sesi sebelumnya. Namun, ketika perkiraan baru muncul hari Senin, 1 Juli 2024, ketakutan para pedagang terhadap masalah pasokan berkurang.

    “Pasar menyadari bahwa Beryl tidak akan menghentikan produksi minyak lepas pantai dalam jumlah besar. Kami mungkin melihat beberapa akan ditutup, tapi dampaknya akan minimal pada platform,” kata Flynn.

    Badai Beryl adalah badai Kategori 5 berbahaya yang melanda Laut Karibia. Badai ini diperkirakan sudah melemah menjadi badai tropis saat memasuki Teluk Meksiko akhir pekan ini, menurut Pusat Badai Nasional AS.

    Namun, ada pemahaman bahwa badai apa pun yang terjadi di Teluk akan menjadi badai besar. “Kami menghindari serangan terhadap Beryl,” kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC.

    Permintaan bensin AS diperkirakan mencapai puncaknya minggu ini seiring dengan perjalanan liburan Hari Kemerdekaan yang jatuh Kamis, 4 Juli 2024. American Automobile Association memperkirakan bahwa perjalanan selama periode liburan akan meningkat 5,2 persen dibandingkan tahun 2023, dengan perjalanan mobil naik 4,8 persen.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79