Logo
>

Harga Minyak Turun, Dunia Khawatir Kehilangan Pasokan

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Minyak Turun, Dunia Khawatir Kehilangan Pasokan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak mengalami penurunan lebih dari 1 persen pada Rabu, 28 Agustus 2024 waktu GMT, atau Kamis, 29 Agustus 2024. Penurunan ini dipicu oleh dua faktor utama, yaitu berkurangnya stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan dan kekhawatiran terkait permintaan dari China. Meskipun demikian, penurunan ini masih terbatas oleh risiko pasokan yang mengintai di Timur Tengah dan Libya.

    Menurut laporan dari Reuters, minyak Brent turun 90 sen (1,13 persen) menjadi USD78,65 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) AS mengalami penurunan sebesar USD1,01 (1,34 persen) menjadi USD74,52 per barel. Ini terjadi setelah harga minyak turun lebih dari 2 persen pada Selasa, 27 Agustus 2024, pasca kenaikan signifikan sebesar 7 persen dalam tiga hari sebelumnya, di mana Brent sempat menyentuh lebih dari USD81 per barel dan WTI mencapai USD77 per barel.

    Berdasarkan data dari Administrasi Informasi Energi, stok minyak mentah AS hanya berkurang sebesar 846 ribu barel, menjadi 425,2 juta barel pada minggu lalu. Angka ini jauh di bawah ekspektasi analis dalam survei Reuters yang memperkirakan penurunan sebesar 2,3 juta barel. Sementara itu, aktivitas pemurnian minyak meningkat selama periode tersebut.

    “Cukup mengejutkan melihat penurunan stok yang kecil mengingat aktivitas kilang yang sangat kuat, berada pada level tertinggi dalam enam minggu terakhir. Kekuatan impor yang terus-menerus dan sedikit penurunan ekspor membantu menjaga penurunan ini,” ungkap Matt Smith, analis utama minyak di Kpler.

    Kekhawatiran terhadap permintaan dari China juga turut menekan harga, didorong oleh data terbaru yang menunjukkan ekonomi yang melemah dan permintaan minyak yang melambat dari para pengolah minyak di sana.

    “Permintaan di China tetap lesu dan rebound yang diharapkan pada paruh kedua tahun ini belum menampakkan tanda-tanda yang kredibel,” kata Amarpreet Singh, analis di Barclays.

    Namun, risiko pasokan yang mengintai masih membayangi pasar minyak, membatasi penurunan harga pada hari Rabu, 28 Agustus 2024. Potensi kehilangan produksi minyak dari Libya dan kemungkinan eskalasi konflik Israel-Gaza yang melibatkan kelompok militan yang didukung Iran dari Hizbullah di Lebanon tetap menjadi ancaman besar bagi pasar minyak global.

    Beberapa ladang minyak di Libya telah menghentikan produksi akibat perselisihan antara faksi-faksi pemerintahan yang bersaing, terkait kendali bank sentral dan pendapatan minyak. Hal ini menempatkan sekitar 1,2 juta barel per hari (bpd) produksi dalam bahaya. Analis UBS Giovanni Staunovo mencatat, gangguan di Libya seharusnya membuat pasar minyak semakin ketat, mengingat adanya kehilangan barel minyak yang signifikan. Namun, investor masih menunggu penurunan ekspor minyak Libya sebelum bereaksi lebih lanjut.

    Di Timur Tengah, pertempuran terus berlanjut di Jalur Gaza antara Israel dan militan Hamas, dengan belum ada tanda-tanda terobosan konkret dalam pembicaraan gencatan senjata di Kairo. Pada akhir pekan, Israel dan Hizbullah bahkan saling melancarkan serangan roket dan misil melintasi perbatasan Lebanon.

    “Risiko geopolitik akan terus menyebabkan volatilitas pada harga minyak mentah dunia,” ujar Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.

    Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), yang merupakan tolok ukur minyak AS, berada di sekitar 75,10 dolar pada Rabu, 28 Agustus 2024. Penurunan kecil dalam harga WTI disebabkan oleh kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di Amerika Serikat dan China, sebagai pengimpor minyak terbesar dunia.

    Meskipun Indeks Kepercayaan Konsumen AS meningkat menjadi 103,3 pada bulan Agustus dari 101,9 pada Juli, kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja tetap tinggi. Tingkat Pengangguran AS mencapai level tertinggi dalam hampir tiga tahun yaitu 4,3 persen pada bulan lalu, menambah kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi dan permintaan minyak di masa depan.

    Di China, kekhawatiran mengenai kesehatan ekonomi juga memberikan tekanan pada harga minyak. Peralihan negara tersebut dari mobil berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik mengurangi permintaan minyak mentah. Transisi ini, bersama dengan kekhawatiran ekonomi yang lebih luas, mempengaruhi pasar minyak global.

    Namun, penurunan terbaru dalam stok minyak mentah AS memberikan dukungan bagi harga WTI. American Petroleum Institute (API) melaporkan penurunan stok minyak mentah AS sebesar 3,4 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 23 Agustus, melebihi perkiraan pasar sebesar penurunan 3,0 juta barel. Penurunan ini menunjukkan pasokan yang lebih ketat, yang dapat membantu menopang harga.

    Selain itu, potensi gangguan dalam produksi minyak Libya, akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah, mungkin membatasi penurunan harga WTI. Libya, yang memproduksi sekitar 1,2 juta barel per hari dan mengekspor lebih dari 1 juta barel per hari ke pasar global, adalah pemain penting dalam rantai pasokan minyak. Pengurangan dalam output Libya dapat memperburuk kekhawatiran pasokan global dan memberikan dukungan lebih lanjut bagi harga minyak.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79