KABARBURSA.COM - PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH) secara resmi mencatatkan diri sebagai perusahaan ke-8 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2024.
Sebanyak 111.536 investor turut serta dalam penawaran umum perdana (IPO), namun sayangnya, kekecewaan melanda 111 ribu investor karena saham GRPH mengalami auto rejection bawah (ARB) pada debutnya.
Harga saham GRPH merosot 34,95 persen menjadi Rp67 per saham, jauh dari harga IPO Rp103 per saham. Kapitalisasi pasar perusahaan hotel terbesar di Kudus, Jawa Tengah, pun merosot dari Rp103 miliar pada saat pendaftaran menjadi Rp67 miliar.
Hingga pukul 09:24 WIB, Kamis (18/1/2024), nilai transaksi bersih saham GRPH mencapai Rp4,10 miliar, dengan volume perdagangan sebanyak 59,06 juta lembar saham dan frekuensi mencapai 4.020 kali.
GRPH, yang tercatat di Papan Pengembangan, juga masuk dalam kategori saham dengan performa buruk pada awal perdagangan hari ini.
Manajemen melepas 20 persen sahamnya ke publik atau setara dengan 200 juta saham baru. Harga penawaran final ditetapkan sebesar Rp103 per saham dengan target perolehan dana sekitar Rp20,6 miliar.
Dari dana yang terkumpul, 48,76 persen akan dialokasikan untuk meningkatkan fasilitas hotel. Sebanyak 77,45 persen dari jumlah tersebut akan digunakan untuk pembelian perlengkapan kamar hotel, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian kasur, lemari, dipan, head bed, meja, bangku, gordyn, lampu meja, karpet, dan perlengkapan kamar lainnya.
Sementara itu, 9,84 persen akan disediakan untuk pembelian perlengkapan ruang meeting, mencakup sound system, layar proyektor, stand screen, stand mic, dan perlengkapan ruang meeting lainnya.
Dana sebesar 6,32 persen akan dialokasikan untuk pembelian alat-alat kebugaran, termasuk namun tidak terbatas pada alat treadmill, alat cable crossover machine, alat rear delt fly, alat let & pulley machine, alat angled leg press, dan peralatan kebugaran lainnya.
Selain itu, 5,65 persen akan digunakan untuk membeli satu kendaraan roda empat jenis MPV guna fasilitas pengantaran tamu hotel, dan 0,74 persen akan dialokasikan untuk pembelian peralatan dapur, termasuk chiller dan freezer.
Sisa dana IPO, sebesar 4,13 persen, akan digunakan untuk pembuatan empat gerai dan pembelian peralatan restoran cepat saji perusahaan yang diberi nama The Flamexpress.
Sejumlah 3,36 persen akan disiapkan untuk biaya sewa empat lokasi gerai The Flamexpress selama satu tahun. Lokasi yang direncanakan melibatkan The Park Mall, Semarang, Queen City Mall, Semarang, Istana Buah, Semarang, dan Java Supermall, Semarang.
Dana sisanya akan dipergunakan sebagai modal kerja untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk pembelian persediaan hotel, bahan baku restoran, pembayaran gaji karyawan, dan biaya listrik.