Logo
>

Harga Saham Melonjak, Pendapatan Merugi CLAY Lakukan Ekspansi

Penghentian sementara ini dilakukan karena lonjakan harga kumulatif saham CLAY yang signifikan

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Harga Saham Melonjak, Pendapatan Merugi CLAY Lakukan Ekspansi
Dari kiri Direktur CLAY Chairul Umaiya , Direktur Utama CLAY Nany Adriani dan Corporate Secretary Joko Santoso di The City Tower, Jakarta pada Rabu, 24 September 2025. Desty Luthfiani/ KabarBursa.com

KABARBURSA.COM – PT Citra Putra Realty Tbk atau dalam kode saham CLAY menggelar public expose insidentil pada Rabu, 24 September 2025 setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham perseroan pada 19 September 2025 kemarin. 

Penghentian sementara ini dilakukan karena lonjakan harga kumulatif saham CLAY yang signifikan. Pada 18 September 2025, harga saham CLAY tercatat Rp2.480 per saham.

Direktur Utama CLAY Nany Adriani mengatakan public expose insidentil ini merupakan tindak lanjut dari permintaan BEI. “Kami diminta untuk menyampaikan klarifikasi kepada publik,” ujar Nany Adriani di The City Tower, Sudirman, Jakarta pada Rabu, 29 September 2025. 

Nany menjelaskan Pubex digelar untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas perseroan.

Public expose yang dihadiri jajaran komisaris dan direksi ini juga memaparkan visi dan misi perusahaan. “Visi kami menjadi perusahaan terkemuka dan terpercaya di bidang pengembangan serta investasi properti,” ucap Nany. “Kami fokus pada kualitas, integritas, dan efisiensi,” lanjutnya.

Dalam pemaparan tersebut, CLAY menjelaskan struktur bisnis dan jaringan hotelnya. The Stones Hotel – Bali menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan perseroan. Hotel bintang lima yang berlokasi di Jl. Raya Pantai Kuta, Banjar Legian Kelod, Bali ini memiliki lahan seluas 22.850 meter persegi dengan luas bangunan 54.317 meter persegi, total 380 kamar, restoran dan kafe seperti Stones Kitchen, Blue Saphire, The Long Rice Table, Salt, Big Fish Bar & Grill, Infamy, serta fasilitas gym, spa, meeting room, ballroom, kolam renang, laundry service, hingga layanan antar-jemput bandara.

Selain itu CLAY juga mengoperasikan Clay Hotel di Jakarta yang berlokasi di Jl. Blora No.20, Menteng, Jakarta Pusat dengan luas lahan 359 meter persegi dan bangunan 1.609 meter persegi. Hotel bintang dua itu disebut memiliki 81 kamar dan restoran Keday Clay, dengan fasilitas business center serta layanan pijat dan laundry.

“Lebih dari 90 persen pendapatan kami berasal dari The Stones Hotel di Bali,” jelas Nany Adriani. 

Menilik data perdagangan saham CLAY menunjukkan lonjakan signifikan. Selama satu tahun terakhir harga saham CLAY melonjak hingga 1.255,42 persen dari Rp2.084 menjadi Rp2.250 pada perdagangan terakhir. Harga tertinggi sempat menyentuh Rp2.500 sementara level terendah berada di kisaran Rp500. Pada 18 September 2025 harga sahamnya mencapai Rp2.480 per saham. Saham CLAY tercatat di sektor jasa konsumen dengan kode papan perdagangan DBX.

Nany Adriani juga menekankan bahwa perseroan berkomitmen terus mengembangkan jaringan dan menjaga kualitas layanan. “Kami mengembangkan produk-produk berkualitas dengan pengembalian investasi yang tinggi,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, manajemen CLAY menyampaikan bahwa kinerja keuangan terbaru akan dipaparkan lebih rinci kepada investor dan analis. “Kami terbuka kepada pemegang saham dan publik,” kata Nany. 

Alami Kerugian Tapi Lakukan Ekspansi

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, kontribusi pendapatan The Stones Hotel mencapai Rp51,8 miliar, sedangkan Clay Hotel di Jakarta Rp1,28 miliar. Jumlah ini turun dibandingkan posisi Desember 2024 yang masing-masing Rp227,57 miliar dan Rp3,05 miliar.

Secara konsolidasi, perseroan membukukan pendapatan Rp53,12 miliar pada semester I 2025 atau turun hampir 50 persen dibanding Rp107,03 miliar pada semester I 2024. Laba kotor ikut merosot menjadi Rp18,58 miliar dibanding Rp53,45 miliar pada periode sama tahun lalu. Kerugian sebelum pajak membengkak menjadi Rp12,25 miliar dari Rp1,62 miliar. Rugi komprehensif periode berjalan juga naik ke Rp9,65 miliar dari Rp1,24 miliar.

Dari sisi neraca, aset perseroan per 30 Juni 2025 mencapai Rp532,35 miliar, sedikit turun dari Rp539,55 miliar pada Desember 2024. Ekuitas menyusut signifikan menjadi Rp3,33 miliar dari Rp12,98 miliar. Liabilitas jangka pendek naik ke Rp203,69 miliar dari Rp194,19 miliar, sedangkan liabilitas jangka panjang turun tipis menjadi Rp325,44 miliar dari Rp332,36 miliar.

Direktur CLAY, Chairul Umaiya mengatakan kerugian perusahaan salah satunya disebabkan kebijakan pemerintah soal efisiensi anggaran. "Pemasukan dari sektor pemerintah menyumbang sekitar 20 persen pendapatan kami," kata dia.

Namun, di tengah tekanan keuangan, manajemen CLAY menegaskan tetap berkomitmen meningkatkan kinerja operasional hotel dengan melakukan ekspansi ke sektor layanan kesehatan. 

Ekspansi itu adalah pembangunan Rumah Sakit Royal Sukadana Pontianak akan menjadi sumber pendapatan berulang baru. “Kami tidak berhenti di tengah tekanan. Justru di saat seperti ini kami melakukan penguatan aset agar bisa menuai hasil di masa depan,” tegasnya.

Langkah ekspansi ini dinilai sejalan dengan strategi perseroan untuk mendiversifikasi portofolio bisnis dari sektor perhotelan ke sektor kesehatan yang lebih resilien. Selain itu, manajemen mengklaim pengelolaan dua hotel eksisting akan terus dioptimalkan guna mendorong tingkat hunian dan efisiensi biaya.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".