Logo
>

Harga Tiket AirAsia Bakal Makin Mahal, ini Penyebabnya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Harga Tiket AirAsia Bakal Makin Mahal, ini Penyebabnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - CEO baru AirAsia, Bo Lingam, mengindikasikan bahwa tren harga tiket pesawat yang tinggi diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan pemulihan industri penerbangan pasca pandemi yang sedang booming secara global.

    Lingam, yang akan memimpin AirAsia Group yang baru terdaftar setelah merger operasi jarak pendek dan panjang perusahaan pada bulan September, mengungkapkan bahwa meskipun harga bahan bakar pesawat turun dan kapasitas penerbangan meningkat, penumpang mungkin masih menghadapi biaya yang tinggi tahun depan.

    "Kapasitas muatan saya [AirAsia] sekitar 90 persen, hal ini belum pernah terjadi sebelum adanya Covid," kata Lingam, 59 tahun, dalam wawancara di kantor pusat perusahaan di Sepang, Malaysia.

    Dia menambahkan bahwa permintaan yang kuat untuk perjalanan udara telah mendorong lonjakan harga tiket lebih cepat daripada laju inflasi di banyak negara, seiring dengan pembukaan kembali sektor penerbangan pasca pandemi.

    AirAsia berencana untuk memperluas jaringan sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah terkemuka di dunia pada 2030, dengan fokus utama di Asia Tenggara sebagai pusatnya.

    Pada tahun 2024, AirAsia telah menambah rute ke Almaty, Kazakhstan, dan mulai operasi di Kamboja, dengan rencana untuk meluncurkan penerbangan ke Nairobi, Kenya, mulai Oktober mendatang.

    Untuk mendukung ekspansi ini, mereka akan menggunakan pesawat model A321 jarak jauh baru dari Airbus SE, yang menawarkan efisiensi biaya yang lebih tinggi dibandingkan model sebelumnya.

    Lingam juga menyoroti keuntungan operasional dari pesawat ini, dengan biaya operasional yang lebih rendah sekitar 25 persen hingga 30 persen karena desain lorong tunggal yang memungkinkan penggunaan ruang yang lebih efisien.

    Terlepas dari transisi ke peran barunya sebagai CEO, Lingam menegaskan bahwa AirAsia akan tetap berpegang pada strategi yang telah terbukti sukses di bawah kepemimpinan pendiri Tony Fernandes, yang kini beralih ke peran penasihat.

    "Meskipun belum memulai peran baru saya, saya telah mempertimbangkan rencana suksesi saya sendiri dan berencana untuk mentransfer pengetahuan saya kepada dua wakil CEO, Chester Voo dan Farouk Kamal, dalam lima tahun ke depan," ujarnya.

    Lingam menekankan bahwa perubahan kepemimpinan ini tidak akan mengubah strategi inti perusahaan dalam menghadapi tantangan dan peluang di industri penerbangan yang terus berubah.

    "Dalam bisnis ini, saya bukanlah figur yang mudah digoyahkan," tandasnya dengan keyakinan.

    AirAsia melihat masa depan yang optimis meskipun tantangan harga tiket pesawat yang tinggi diperkirakan akan berlanjut. Bo Lingam, CEO baru AirAsia, menegaskan bahwa meskipun ada penurunan harga bahan bakar jet dan peningkatan kapasitas penerbangan, penumpang mungkin masih harus menghadapi biaya perjalanan yang tinggi tahun depan.

    "Dengan kapasitas muatan mencapai sekitar 90 persen, hal ini merupakan sesuatu yang belum pernah kami alami sebelum pandemi Covid-19," ungkap Lingam dalam wawancara di kantor pusat perusahaan di Sepang, Malaysia.

    Perjalanan udara global telah mengalami transformasi signifikan sejak dibukanya kembali sektor penerbangan pasca pandemi. Hal ini memicu lonjakan permintaan yang telah membuat harga tiket melambung lebih cepat daripada laju inflasi di banyak negara.

    AirAsia, yang berencana untuk menjadi maskapai penerbangan berbiaya rendah terkemuka di dunia pada tahun 2030 dengan fokus di Asia Tenggara, telah menambahkan rute baru ke Almaty, Kazakhstan, dan memulai operasi di Kamboja pada tahun 2024. Rencananya, mereka akan meluncurkan penerbangan ke Nairobi, Kenya, mulai Oktober mendatang.

    Untuk mendukung ekspansi ini, AirAsia telah memesan pesawat model A321 jarak jauh terbaru dari Airbus SE, yang menjanjikan efisiensi biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesawat sebelumnya. Lingam menjelaskan bahwa pesawat ini menawarkan biaya operasional yang lebih rendah sekitar 25 persen hingga 30 persen, berkat desain lorong tunggal yang optimal.

    Meskipun akan memulai peran barunya sebagai CEO, Lingam menegaskan bahwa AirAsia akan tetap mempertahankan strategi yang telah terbukti berhasil di bawah kepemimpinan pendiri Tony Fernandes, yang kini berperan sebagai penasihat perusahaan.

    "Dalam menghadapi tantangan dan peluang di industri ini, saya telah merencanakan suksesi saya dengan mentransfer pengetahuan kepada dua wakil CEO, Chester Voo dan Farouk Kamal, dalam lima tahun ke depan," jelasnya.

    Lingam menekankan bahwa peralihan kepemimpinan ini tidak akan mengubah visi dan komitmen AirAsia untuk terus berinovasi dalam memenuhi tuntutan pasar yang terus berubah.

    "Dalam bisnis ini, saya memiliki keyakinan dan tekad yang kuat," tambahnya dengan optimis. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi