KABARBURSA.COM - Peringatan Hari Bumi 2025, yang berlangsung pada Selasa, 22 April 2025, kembali menjadi momen penting bagi dunia investasi, khususnya dalam mendorong kesadaran terhadap pentingnya keberlanjutan.
Di Indonesia, semangat ini terlihat dari meningkatnya minat terhadap saham-saham berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Investor sendiri kini lebih cenderung menanamkan modal pada perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial, ramah lingkungan, serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Peningkatan ini tidak hanya berdampak pada citra perusahaan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi portofolio investasi. Perusahaan yang menunjukkan performa ESG yang kuat umumnya lebih siap menghadapi risiko iklim, sosial, dan regulasi, serta lebih inovatif dalam menciptakan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
Hari Bumi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya investasi yang berkelanjutan, baik dari sisi lingkungan maupun sosial. Investor institusional dan individu kini aktif mencari instrumen seperti saham ramah lingkungan, reksa dana hijau, hingga obligasi hijau. Lonjakan minat ini memperkuat ekosistem ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Di sisi lain, perusahaan yang mengadopsi prinsip ESG mendapatkan keuntungan akses modal yang lebih luas. Mereka menjadi lebih menarik di mata investor global maupun domestik karena dianggap memiliki prospek jangka panjang yang lebih solid dan risiko yang lebih terkelola.
Saham-saham ESG yang Terdampak Hari Bumi
Beberapa saham ESG di Indonesia mendapatkan sorotan seiring meningkatnya minat investor:
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
Menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Top 50 ESG Global 2025 versi Sustainalytics. PGEO mencatat skor risiko ESG sebesar 7,1, yang tergolong "negligible risk". Perusahaan ini mendapatkan perhatian investor global karena kontribusinya dalam energi hijau. - PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
Emiten ini memperoleh skor ESG yang tinggi dan berhasil menarik investasi dari lembaga besar seperti Norges Bank. Pada awal 2025, Norges Bank tercatat memiliki 59,8 juta lembar saham MPMX. - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
Meski tergolong memiliki risiko ESG rendah dengan skor 10,73, saham JSMR mengalami aksi jual oleh investor besar seperti BlackRock pada kuartal awal 2025. Pergerakan ini menunjukkan dinamika dalam preferensi investor terhadap saham-saham ESG.
JSMR Catatkan Transaksi Tertinggi
Saham-saham berbasis prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) kembali mencuri perhatian pasar pada pekan peringatan Hari Bumi. Tiga emiten unggulan yang identik dengan keberlanjutan — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) — menunjukkan pergerakan positif yang mencerminkan sentimen investor terhadap masa depan hijau dan berkelanjutan.
PGEO, yang menjadi pionir energi panas bumi di Indonesia, mencatat kenaikan harga sebesar 1,18 persen ke level Rp860 per saham. Dibuka di harga Rp855 dan sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp870, saham ini memperlihatkan antusiasme pasar yang solid, didukung oleh volume transaksi sebesar 63.570 lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp5,5 miliar.
Pergerakan PGEO semakin diperkuat oleh fundamentalnya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Top 50 ESG Global 2025. Nilai ESG Risk Score-nya yang hanya 7,1 menunjukkan bahwa PGEO tergolong minim risiko dari sisi keberlanjutan, menjadikannya salah satu favorit di sektor energi terbarukan.
Sementara itu, MPMX turut menguat 1,51 persen ke harga Rp1.010 per saham. Saham ini bergerak stabil sejak dibuka di harga Rp995, dengan nilai transaksi mencapai Rp1,3 miliar. Perusahaan ini menunjukkan daya tarik tinggi di kalangan investor institusional, terbukti dari kepemilikan signifikan oleh Norges Bank, salah satu dana kekayaan negara terbesar di dunia.
Stabilitas harga dan kecenderungan naiknya menunjukkan bahwa pasar merespons positif posisi strategis MPMX dalam mengadopsi praktik ESG, terutama dalam industri otomotif dan distribusi yang kini tengah bertransformasi ke arah yang lebih hijau dan bertanggung jawab.
JSMR, sebagai perusahaan infrastruktur jalan tol milik negara, juga mengalami penguatan meski tipis, sebesar 0,23 persen ke harga Rp4.360 per saham. Dengan nilai transaksi sebesar Rp6,3 miliar dan volume lebih dari 14.000 lot, saham ini memperlihatkan likuiditas tinggi dan kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang.
Meskipun mencatat skor risiko ESG yang rendah di angka 10,73, JSMR berada dalam radar investor besar dunia seperti BlackRock, yang baru-baru ini melakukan penyesuaian portofolio. Kenaikan harga JSMR mencerminkan daya tahan saham ini dalam portofolio ESG, terutama di sektor infrastruktur yang mulai menyesuaikan diri dengan standar lingkungan dan efisiensi energi.
Ketiga saham ini menjadi barometer pergerakan saham ESG di Indonesia yang belakangan ini mendapat tempat khusus di hati investor, terlebih dalam momentum Hari Bumi yang menggugah kesadaran akan pentingnya investasi bertanggung jawab. Saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mencatatkan nilai transaksi tertinggi hari ini, yaitu Rp6,3 miliar, mengungguli PGEO dan MPMX.
Di tengah dinamika global yang semakin menuntut praktik bisnis berkelanjutan, saham-saham seperti PGEO, MPMX, dan JSMR bukan hanya memberikan return yang menarik, tapi juga merepresentasikan arah masa depan investasi Indonesia: hijau, berkelanjutan, dan bernilai jangka panjang.
PGEO dan MPMX Mendominasi Volume Pembelian
Tiga saham yang sedang menjadi sorotan hari ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Ketiganya menunjukkan pergerakan positif dan sinyal teknikal yang kuat berdasarkan analisis teknikal terkini.
PGEO, emiten energi panas bumi milik Pertamina, ditutup menguat 1,18 persen ke level Rp860. Dari sisi indikator teknikal, saham ini mendapat rekomendasi "Sangat Beli". Sebanyak 10 indikator teknikal memberikan sinyal beli, termasuk RSI, MACD, CCI, dan Ultimate Oscillator, yang semuanya menunjukkan tren naik yang stabil.
Moving Average pun mendukung penguatan ini, dengan semua garis MA dari MA5 hingga MA200 menunjukkan posisi beli. Ini mengindikasikan bahwa sentimen pasar terhadap saham ramah lingkungan seperti PGEO masih sangat positif, sejalan dengan tren green economy dan meningkatnya minat investor terhadap saham berbasis ESG.
MPMX juga menunjukkan kinerja teknikal yang sangat menarik. Saham ini naik 1,01 persen ke level Rp1.005 dan mendapatkan konsensus teknikal “Sangat Beli”. Dengan RSI di atas 66 dan indikator seperti Williams %R dan STOCHRSI menunjukkan kondisi overbought, ini mengisyaratkan minat beli yang sangat kuat.
Semua indikator teknikal memberikan sinyal beli, dan seluruh garis Moving Average dari jangka pendek hingga jangka panjang juga berada pada posisi bullish. Dengan stabilitas teknikal seperti ini, MPMX menjadi pilihan menarik bagi investor jangka menengah hingga panjang.
Sementara itu, JSMR menguat 0,69 persen ke level Rp4.380 dan juga menunjukkan sinyal teknikal yang sangat solid. Indikator teknikal seperti MACD, ADX, dan ROC menyarankan posisi beli, didukung juga oleh sinyal dari 11 dari 12 garis Moving Average. Walaupun satu indikator Moving Average memberi sinyal jual pada MA5 sederhana, namun keseluruhan arah pergerakan tetap berada dalam tren positif.
Dengan dukungan fundamental dari proyek infrastruktur dan stabilitas pendapatan tol, JSMR masih dipandang sebagai saham yang menarik, khususnya untuk portofolio berbasis defensif dan sektor transportasi.
Secara keseluruhan, ketiga saham ini menampilkan kekuatan teknikal yang solid, dengan PGEO dan MPMX mendominasi dalam indikator momentum dan volume pembelian. Bagi investor yang mencari eksposur pada saham-saham dengan sinyal beli yang kuat, PGEO menawarkan prospek dari sisi ESG dan energi bersih, MPMX dari sisi konsumsi dan otomotif, sementara JSMR tetap solid di sektor infrastruktur nasional.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.