KABARBURSA.COM – Emiten rumah sakit swasta terbesar di Indonesia, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), resmi melepas seluruh saham hasil pembelian kembali (buyback) kepada PT Dwimuria Investama Andalan. Transaksi senilai Rp1.875 per saham ini dilakukan di luar Bursa Efek Indonesia pada 25 Juni 2025 dan menandai berakhirnya kepemilikan saham tresuri perseroan yang kini tercatat nol.
Dalam laporan keterbukaan informasi yang diterima, jumlah saham yang dialihkan mencapai 559.185.300 lembar. Transaksi ini merujuk pada Pasal 35 ayat 4 Peraturan OJK Nomor 29 Tahun 2023 tentang pembelian kembali saham oleh perusahaan terbuka. Manajemen menegaskan tidak ada hubungan afiliasi antara PT Medikaloka Hermina Tbk dengan pihak penerima pengalihan saham.
Wakil Direktur Utama PT Medikaloka Hermina Tbk, Yulisa Khiat, menyebut pelepasan saham hasil buyback ini sebagai langkah penting untuk menjaga fleksibilitas modal. “Kami memandang langkah ini positif bagi kinerja jangka panjang perseroan serta meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis Hermina,” ujar Yulisa dalam keterangan resminya dikutip Rabu, 17 September 2025.
Perseroan juga menegaskan penjualan saham hasil buyback ini dilakukan secara transparan dan sesuai regulasi. Dengan saldo saham tresuri kini nol, Hermina memiliki ruang lebih besar untuk mengoptimalkan struktur modalnya.
Yulisa kembali menambahkan pelepasan saham hasil buyback akan memperkuat fundamental keuangan Hermina sekaligus meningkatkan likuiditas saham HEAL di bursa. “Langkah strategis ini akan mendukung rencana pertumbuhan kami ke depan dan menjaga kepercayaan pasar modal,” ujar Yulisa:
Sebagai emiten rumah sakit swasta dengan jaringan terbesar di Indonesia, Hermina saat ini mengoperasikan puluhan rumah sakit di berbagai daerah. Perusahaan berkomitmen meningkatkan kualitas layanan kesehatan, memperluas jaringan fasilitas, serta mengintegrasikan teknologi digital untuk memberikan pengalaman lebih baik bagi pasien.
Kinerja keuangan Hermina sepanjang 2025 diperkirakan tetap solid seiring pertumbuhan jumlah pasien, layanan spesialis, dan kontribusi dari rumah sakit baru. Dengan meningkatnya permintaan layanan kesehatan, saham sektor rumah sakit termasuk HEAL dinilai defensif oleh investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Aksi pelepasan saham buyback ini juga menjadi sinyal positif bagi investor institusi. Dengan kepemilikan saham publik yang besar, PT Medikaloka Hermina Tbk berpotensi memperkuat likuiditas perdagangan saham HEAL di pasar modal.
Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan dalam menjaga arus kas, memperluas basis pemegang saham, serta meningkatkan nilai perusahaan di mata investor. Dengan berakhirnya saham tresuri, PT Medikaloka Hermina Tbk kini memiliki fleksibilitas lebih besar dalam merancang aksi korporasi selanjutnya, baik melalui ekspansi rumah sakit baru maupun pengembangan teknologi kesehatan.
Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna, menegaskan penyajian informasi Laporan Bulanan Kegiatan Registrasi Kepemilikan Saham HEAL telah sesuai ketentuan yang berlaku. “Sesuai ketentuan angka III.1.4 Peraturan Bursa Nomor I-E, Perusahaan Tercatat wajib menyampaikan laporan bulanan kegiatan registrasi kepemilikan saham yang paling kurang memuat nama dan alamat pemegang saham yang memiliki 5 persen atau lebih saham Perusahaan Tercatat serta jumlah yang dimiliki,” ujar Nyoman melalui penjelasan tertulis yang diterima KabarBursa.com, Rabu, 17 September 2025.
Nyoman juga menjelaskan kepemilikan saham HEAL oleh PT Dwimuria Investama Andalan dari pembelian saham treasury pada 26 Juni 2025 adalah sebanyak 559.185.300 saham atau hanya setara 3,64 persen dari seluruh saham HEAL. Dengan demikian kepemilikan tersebut berada di bawah ambang pelaporan 5 persen sesuai regulasi.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Agustus 2025, jumlah saham tercatat PT Medikaloka Hermina Tbk mencapai 15.365.950.000 lembar dengan porsi kepemilikan pengendali sebesar 25,08 persen dan non pengendali 74,92 persen. Persentase saham free float stabil di level 59,34 persen, sedangkan jumlah pemegang saham tercatat sedikit turun dari 5.421 menjadi 5.388 investor pada bulan laporan terakhir.
Data yang sama menunjukkan kepemilikan saham di bawah 5 persen masih didominasi investor publik baik warkat maupun non warkat. Perseroan juga mencatat tidak adanya saham tresuri setelah pengalihan ini, menandakan seluruh saham buyback telah terserap pasar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.