KABARBURSA.COM- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengeluarkan instruksi kepada pelaku usaha di sektor bauksit untuk membentuk konsorsium guna memajukan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). Keputusan ini diambil menyusul lambatnya progres pembangunan proyek smelter bauksit dalam negeri, yang terkendala oleh aspek pendanaan.
"Jika tidak ada solusi yang jelas, maka bergabunglah. Membentuk konsorsium mungkin menjadi solusi yang efektif," ujar Arifin saat diwawancarai di Gedung Kementerian ESDM pada Jumat (2/2/2024).
Sebelumnya, Arifin melaporkan bahwa dari 12 proyek smelter bauksit yang direncanakan, hanya 4 smelter yang sudah beroperasi. Sementara itu, 8 proyek lainnya masih dalam tahap pembangunan. Hasil peninjauan lapangan menunjukkan ketidaksesuaian signifikan dengan laporan verifikator independen. Dari 8 proyek smelter, 7 di antaranya masih berupa tanah lapang.
"Meskipun laporan verifikasi menyatakan kemajuan proyek mencapai 32 persen hingga 66 persen, namun fakta lapangan menunjukkan sebaliknya," kata Arifin saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI pada Rabu (24/5/2023).
Berikut adalah 8 perusahaan yang hingga saat ini belum menyelesaikan pembangunan smelter:
- PT Quality Sukses Sejahtera di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, dengan rencana investasi US$ 484,3 juta.
- PT Dinamika Sejahtera Mandiri di Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, dengan rencana investasi US$ 1,2 miliar.
- PT Parenggean Makmur Sejahtera di Kecamatan Campaga & Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dengan rencana investasi US$ 509 juta.
- PT Persada Pratama Cemerlang di Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, dengan rencana investasi US$ 474 juta.
- PT Sumber Bumi Marau di Kecamatan Marau dan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dengan rencana investasi US$ 550 juta.
- PT Kalbar Bumi Perkasa di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, dengan rencana investasi US$ 1,58 miliar.
- PT Laman Mining di Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dengan rencana investasi US$ 1,05 miliar.
- PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, dengan rencana investasi US$ 831,5 juta.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      