KABARBURSA.COM – PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) mencatat kenaikan harga saham sebesar 3,45 persen ke level Rp60 pada penutupan perdagangan Jumat, 25 Juli 2025. Kenaikan ini terjadi di tengah volume transaksi harian yang mencapai 795.870 lot, dengan nilai total perdagangan sebesar Rp4,8 miliar.
Harga saham HUMI sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp62 sebelum kembali ditutup di Rp60. Saham ini dibuka di Rp58 dan tidak menyentuh level terendah baru selama sesi perdagangan.
Berdasarkan data perdagangan, terdapat foreign net buy sebesar Rp104,7 miliar dengan volume beli asing mencapai 347,6 juta lembar, jauh melampaui penjualan asing sebesar 242,9 juta lembar.
Peningkatan minat pasar terhadap HUMI terjadi seiring dengan langkah korporasi strategis yang dilakukan perseroan melalui restrukturisasi aset antar entitas anak.
Dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada hari yang sama, HUMI menyampaikan bahwa anak usaha mereka, PT Humpuss Transportasi Curah (HTC) telah mengambil alih dua kapal tug boat milik PT Baraka Alam Sari (BAS), yakni Semar 82 dan Semar 83.
"Langkah ini merupakan bagian dari upaya HUMI untuk memperkuat sinergi antar anak perusahaan sekaligus meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam pengelolaan aset," jelas Tirta Hidayat, Direktur Utama HUMI, dalam pernyataan resminya, dikutip Sabtu, 26 Juli 2025.
Dengan langkah ini, HUMI berupaya memperjelas segmentasi layanan dari masing-masing entitas anak agar lebih fokus pada pasar dan lini bisnis yang sesuai. HTC, sebagai penerima kapal, memiliki basis layanan yang lebih relevan terhadap operasional kapal tunda, sehingga aset yang dialihkan dapat dioptimalkan secara strategis.
Dari sisi fundamental, valuasi saham HUMI masih tergolong atraktif. Berdasarkan data terakhir, rasio harga terhadap laba (PER) tercatat di 5,22 kali (annualised), dengan earnings yield sebesar 18,29 persen. Rasio harga terhadap nilai buku (PBV) hanya sebesar 0,42 kali, memperlihatkan saham HUMI masih diperdagangkan di bawah nilai wajarnya.
Namun, indikator price to free cash flow (P/FCF) yang menyentuh minus 58,17 kali menunjukkan tekanan kas bebas yang perlu dicermati, meski metrik EV/EBITDA yang relatif rendah di 3,89 kali mengindikasikan valuasi operasional masih efisien. Tingkat PEG ratio juga negatif, yakni -0,96, yang mengindikasikan risiko pertumbuhan atau potensi undervaluation jangka pendek.
Kinerja saham HUMI sejak awal tahun cukup fluktuatif, dengan tekanan di bulan Mei–Juni, sebelum mulai stabil di kisaran Rp58–Rp62 dalam dua pekan terakhir. Lonjakan volume pada hari ini mencerminkan reaksi positif investor terhadap aksi korporasi yang dinilai memperkuat efisiensi struktur bisnis internal.
Manajemen HUMI menyatakan bahwa restrukturisasi ini tidak hanya bertujuan jangka pendek, namun menjadi bagian dari strategi jangka panjang menghadapi dinamika industri pelayaran nasional.
“Ke depan, HUMI akan terus melakukan evaluasi dan penyelarasan strategi bisnis agar tetap adaptif terhadap tantangan industri,” tambah Tirta Hidayat.
HUMI beroperasi dalam sektor energi dan pelayaran yang strategis, termasuk dalam indeks IDXENERGY dan ISSI, serta berada di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia. Aksi korporasi internal ini memperlihatkan kesiapan HUMI untuk menjaga daya saing, termasuk membuka peluang kolaborasi eksternal di masa mendatang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.