Logo
>

IBST Tandatangani Perubahan Perjanjian Fasilitas dengan BBCA, ini Isinya

Ditulis oleh Syahrianto
IBST Tandatangani Perubahan Perjanjian Fasilitas dengan BBCA, ini Isinya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) telah resmi menandatangani perubahan ketujuh belas dari perjanjian fasilitas pinjaman dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada Kamis, 17 Oktober 2024.

    Suciratin, Corporate Secretary IBST, mengungkapkan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), bahwa dalam perjanjian tersebut, IBST bersama Protelindo, PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), PT Komet Infra Nusantara (KIN), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dan PT BIT Teknologi Nusantara (BIT) telah sepakat.

    Lebih lanjut, IBST juga menjalin kesepakatan dengan PT Quattro International (QTR), PT Global Indonesia Komunikatama (GIK), PT Varnion Technology Semesta (VTS), PT Iforte Energi Nusantara (IFEN), serta PT Iforte Payment Infrastructure (IPAY).

    "Dalam perjanjian ini, para peminjam sepakat untuk menerima pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp9,4 triliun," ujarnya, dikutip Selasa, 22 Oktober 2024.

    Suciratin menegaskan bahwa dalam perjanjian tersebut, IBST, VTS, dan IPAY ditambahkan sebagai peminjam, serta waktu ketersediaan fasilitas B diperpanjang hingga 16 Desember 2024.

    Semua peminjam juga sepakat untuk bertanggung jawab secara bersama atas pelaksanaan seluruh kewajiban yang tercantum dalam perjanjian, serta memungkinkan mereka untuk mendapatkan pembiayaan dengan syarat dan kondisi yang lebih baik.

    "Nilai perjanjian fasilitas ini tergolong material karena mencapai 20 persen dari ekuitas IBST berdasarkan laporan keuangan yang diaudit per 30 Juni 2024," terang Suciratin.

    Suciratin juga menambahkan bahwa transaksi ini tidak termasuk dalam kategori transaksi benturan kepentingan sesuai dengan regulasi OJK dalam POJK 42.

    Kerja Sama IBST dengan BNLI

    Sebelumnya, PT Inti Bangun Sejahtera Tbk dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan PT Bank Permata Tbk (BNLI) pada 10 Oktober 2024.

    Doni Wilaga Kusuma, Direktur IBST, menyampaikan bahwa dalam perjanjian tersebut, IBST berhasil meraih pinjaman sebesar Rp600 miliar dari Bank Permata, yang akan jatuh tempo pada 10 Oktober 2025.

    Transaksi pinjaman ini juga termasuk dalam kategori material sesuai dengan regulasi OJK dalam POJK 17, mengingat nilai transaksi mencapai 20 persen dari ekuitas IBST yang diaudit per 30 Juni 2024.

    "Fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk membiayai belanja modal, tujuan umum korporasi para peminjam, dan pembiayaan kembali pinjaman sebelumnya," jelasnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa, 22 Oktober 2024.

    Doni juga menjelaskan bahwa Protelindo setuju untuk memberikan jaminan perusahaan demi menjamin pelaksanaan kewajiban yang berkaitan dengan perjanjian antara IBST dan Bank Permata.

    Sebagai tambahan, Protelindo merupakan pemegang saham tidak langsung IBST melalui Iforte Solusi Infotek, yang memiliki 99,98 persen saham di IBST, sehingga transaksi ini menjadi transaksi afiliasi sesuai dengan regulasi OJK dalam POJK 42/POJK.04/2020.

    "Perolehan pinjaman ini tidak akan berdampak material terhadap kegiatan operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha IBST," tutupnya.

    Laporan Keuangan IBST

    PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) mencatatkan pendapatan sebesar Rp429,82 miliar hingga periode 30 Juni 2024, turun dari pendapatan Rp542,58 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Laporan keuangan perusahaan yang dirilis menunjukkan bahwa beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp355,87 miliar, dibandingkan dengan beban pokok pendapatan Rp250,39 miliar, sehingga laba bruto menurun menjadi Rp73,94 miliar dari Rp292,18 miliar.

    Perusahaan mengalami rugi usaha sebesar Rp61,29 miliar, setelah mencatatkan laba usaha Rp210,85 miliar pada tahun sebelumnya. Beban lain-lain yang neto mencapai Rp1,81 triliun, setelah memperoleh pendapatan lain-lain neto sebesar Rp2,61 miliar.

    Rugi sebelum pajak penghasilan tercatat sebesar Rp2,02 triliun, dibandingkan dengan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp59,01 miliar tahun lalu. Rugi periode berjalan juga tercatat sebesar Rp2,02 triliun, setelah sebelumnya mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp49,45 miliar.

    Jumlah liabilitas perusahaan mencapai Rp3,30 triliun per 30 Juni 2024, menurun dari Rp3,61 triliun pada 31 Desember 2023. Sementara itu, total aset perusahaan juga turun menjadi Rp5,30 triliun hingga periode 30 Juni 2024, dari Rp7,62 triliun pada akhir tahun 2023.

    Performa Saham IBST

    Dalam satu minggu terakhir, performa harga saham menunjukkan fluktuasi yang signifikan, namun detail spesifik mengenai pengembalian harga belum tersedia. Sementara itu, data lebih panjang menunjukkan adanya penurunan yang cukup mencolok dalam periode yang lebih luas.

    Selama tiga bulan terakhir, harga saham mengalami penurunan sebesar 10,71 persen. Penurunan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam menjaga daya tarik bagi investor di tengah kondisi pasar yang volatile. Selain itu, dalam satu bulan terakhir, harga saham juga turun 9,91 persen, menandakan adanya tekanan jangka pendek yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor eksternal atau kinerja fundamental perusahaan.

    Namun, dalam jangka enam bulan, performa harga saham menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan peningkatan yang signifikan sebesar 25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin telah melakukan langkah-langkah strategis yang efektif untuk memperbaiki kinerja mereka di pasar.

    Meskipun mengalami penurunan dalam jangka pendek dan satu tahun terakhir dengan penurunan yang sama yaitu 10,71 persen, investor tetap melihat potensi positif dalam jangka menengah dan panjang. Dengan pertumbuhan 25 persen dalam enam bulan terakhir, ada harapan bahwa harga saham dapat kembali pulih dan memberikan imbal hasil yang lebih baik bagi pemegang saham di masa mendatang. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.