Logo
>

IDX Carbon Punya Peluang Jadi Pusat Perdagangan di ASEAN

Analis Stocknow.id Abdul Haq Al Faruqy Lubis mengatakan IDX Carbon butuh strategi yang lebih dari sekadar ekspansi pasar untuk jangka panjang.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IDX Carbon Punya Peluang Jadi Pusat Perdagangan di ASEAN
Gedung BEI Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. foto: KabarBursa.com/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Peluang Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) untuk menjadi pusat perdagangan di kawasan ASEAN cukup terbuka. Namun untuk mencapai itu semua, harus ada beberapa cara yang harus dilakukan. 

    Analis Stocknow.id Abdul Haq Al Faruqy Lubis mengatakan IDX Carbon butuh strategi yang lebih dari sekadar ekspansi pasar untuk jangka panjang. 

    Pertama, kata dia, perlu konsistensi dalam menerapkan standar global seperti Verra, Gold Standard, atau ART TREES untuk menjaga kualitas dan kredibilitas kredit karbon. 

    "Kedua, regulasi domestik harus fleksibel dan adaptif mengikuti dinamika pasar internasional, agar Indonesia tidak tertinggal. Ketiga, linkage antar bursa di kawasan perlu dibangun, sehingga perdagangan lintas negara lebih seamless," ujar Abdul kepada Kabarbursa.com dikutip, Jumat, 2 Mei 2025.

    Lalu dari sisi teknologi, Abdul menilai IDX Carbon perlu mengembangkan infrastruktur digital modern, seperti sistem berbasis blockchain demi transparansi dan efisiensi yang lebih baik. 

    "Di atas semua itu, Indonesia harus terus mendorong pengembangan proyek karbon berkualitas tinggi berbasis solusi alam dan energi bersih. Branding Indonesia sebagai pusat karbon juga harus aktif dilakukan lewat berbagai forum internasional," jelas Abdul. 

    Ia pun optimis IDX Carbon memiliki peluang besar bukan hanya menguasai pasar domestik, tapi juga menjadi pemain utama di tingkat Asia Tenggara jika semua strategi yang disebutkannya itu dijalankan dengan konsisten. 

    Selain itu, Abdul juga berbicara mengenai pentingnya peran diplomasi hijau dan kerja sama bilateral dalam memperkuat kepercayaan investor asing terhadap IDX Carbon. 

    Menurutnya, diplomasi hijau dan kerja sama bilateral bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi utama untuk membangun kepercayaan pasar internasional terhadap Indonesia. 

    Perlu diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) kini tengah membidik pasar internasional dalam rangka memperluas jangkauan perdagangan karbon dari Indonesia ke pasar Asia.

    Sejumlah negara potensial seperti Jepang, Singapura, dan Korea Selatan menjadi target utama kerja sama lintas negara (G2G) untuk pengakuan unit karbon asal Indonesia di pasar global.

    "Investor asing, khususnya dari Jepang, Singapura, dan Korea Selatan, menilai faktor seperti kepastian hukum, transparansi pasar, dan komitmen lingkungan sebagai pertimbangan utama sebelum berinvestasi," terangnya. 

    Melalui diplomasi hijau, kata Abdul, Indonesia bisa memperlihatkan komitmen serius dalam pengurangan emisi global, memperkuat reputasi proyek karbon dalam negeri, serta membuka jalur pengakuan sertifikat karbon lintas negara.

    "Sementara kerja sama bilateral konkret, misalnya melalui pengakuan standar sertifikasi bersama akan memberikan kepastian hukum dan mempercepat transaksi antarnegara. Tanpa pilar ini, sulit bagi pasar karbon Indonesia untuk bersaing di level global," pungkasnya. 

    BEI Sebut IDX Carbon Selama Kuartal I Catat Kenaikan

    IDX Carbon mencatatkan capaian sepanjang kuartal I 2025, dengan volume perdagangan karbon mencapai 690.675 tCO₂e, melampaui total transaksi sepanjang tahun 2024 maupun 2023. 

    Peningkatan ini diklaim capaian positif dan menandai percepatan signifikan dalam pengembangan pasar karbon nasional dan regional.

    Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Kautsar Primadi Nurahmad, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan optimisme terhadap masa depan perdagangan karbon di Indonesia.

    "IDX Carbon akan terus berkoordinasi dengan OJK dan kementerian/lembaga terkait untuk memperkuat ekosistem perdagangan karbon nasional. Kami juga berkomitmen mendorong likuiditas pasar dari sisi demand dan supply, baik domestik maupun internasional, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan pengaturan pemerintah," ujar Kautsar melalui keterangan resminya di Jakarta, pada Jumat, 18 April 2025.

    Ia membeberkan pada 20 Januari 2025 lalu Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH/BPLH), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan perdagangan internasional perdana Unit Karbon Indonesia melalui IDXCarbon di Main Hall BEI. Sejak diresmikan perdagangan karbon dinilai mengalami kenaikan terus menerus dibandingkan dengan perdagangan domestik.

    Dalam peresmian tersebut, sebanyak lima proyek pengurangan emisi dari sektor energi memperoleh otorisasi untuk diperdagangkan secara internasional. Kelima proyek tersebut meliputi :

    1. PLTGU Priok Blok 4 (pembangkit berbahan bakar gas bumi).
     2. PLTGU Grati Blok 2 (konversi dari single cycle ke combined cycle).
     3. PLTM Gunung Wugul.
     4. PLTGU PJB Muara Karang Blok 3.
     5. PLTGU PLN NP UP Muara Tawar Blok 2 (konversi ke combined cycle).

    Selama periode Januari hingga Maret 2025, IDX Carbon mencatat transaksi sebesar 690.675 tCO₂e, meningkat signifikan dibanding tahun 2024 yang mencapai 413.764 tCO₂e dan tahun 2023 sebesar 494.254 tCO₂e sejak beroperasi pada 26 September 2023. 

    "Capaian tersebut menjadikan IDXCarbon sebagai salah satu bursa karbon dengan volume transaksi terbesar di kawasan regional Asia," tutur dia.

    Jumlah proyek pengurangan emisi berbasis teknologi yang terdaftar juga meningkat menjadi tujuh proyek, dengan total unit karbon available to be traded mencapai 2.203.119 tCO₂e. Sementara itu, jumlah pengguna jasa IDXCarbon naik 22 persen dibanding akhir 2024, menjadi 111 pengguna aktif.

    Lebih lanjut, Kautsar menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci agar Indonesia dapat menjadi pusat perdagangan karbon di Asia bahkan dunia. 

    IDX Carbon optimistis bahwa momentum positif ini akan terus berlanjut, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengurangan emisi serta komitmen Indonesia dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC). 

    Bursa Karbon Indonesia juga diharapkan dapat memainkan peran strategis dalam mendukung transisi energi nasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam peta perdagangan karbon global.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.