KABARBURSA.COM - Potensi penerapan kebijakan soft landing oleh The Fed memberikan dorongan positif bagi arus modal ke pasar. IHSG ditutup menguat seiring optimisme pelaku pasar terhadap potensi kebijakan tersebut. Pada penutupan, IHSG naik 683,3 poin atau 0,96 persen ke posisi 7.187,85. Sementara itu, indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan, naik 1.046 poin atau 1,10 persen ke posisi 959,60.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa penguatan IHSG lebih dipengaruhi oleh sentimen positif global. Potensi penerapan soft landing policy dari The Fed dianggap sebagai pendorong positif untuk peningkatan arus modal ke pasar. Para pelaku pasar juga memberikan apresiasi terhadap penurunan imbal hasil dari obligasi US Treasury note 10 tahun.
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya (FFR) di level 5,5 persen pada Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting Desember 2023. Pasar memperkirakan bahwa The Fed setidaknya akan menurunkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali atau sekitar 75 basis poin (bps) pada tahun depan.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Desember 2023 untuk menentukan kebijakan moneter. BI diperkirakan tidak akan mendahului penurunan suku bunga acuan dari The Fed karena spread suku bunga secara historis tetap rendah.
IHSG dibuka menguat dan bertahan di teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor mengalami peningkatan, dipimpin oleh sektor kesehatan sebesar 1,05 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor teknologi masing-masing naik sebesar 0,95 persen dan 0,65 persen. Sementara itu, dua sektor mengalami penurunan, yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam 0,63 persen, diikuti oleh sektor industri yang turun sebesar 0,15 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain KAEF, IRRA, PEHA, ITMA, dan UDNG. Sementara saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar adalah WIIM, PBSA, OLIV, MKTR, dan RAAM.
Frekuensi perdagangan saham mencapai 1.149.783 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 1.973 miliar lembar senilai Rp991 triliun. Terdapat 304 saham yang naik, 228 saham yang turun, dan 232 saham yang tidak bergerak nilainya.
Di pasar saham regional Asia, indeks Nikkei menguat 460,39 poin atau 1,41 persen ke 33.219,39, indeks Hang Seng melemah 124,23 poin atau 0,75 persen ke 16.505, indeks Shanghai menguat 1,59 poin atau 0,05 persen ke 2.932,39, dan indeks Strait Times menguat 3,39 poin atau 0,11 persen ke 3.116,62.