KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 60 poin atau turun 0,86 persen ke level 6,956 pada perdagangan Selasa, 14 Januari 2025. Merujuk data perdagangan RTI Business, pergerakan IHSG hari ini bervariasi dengan level tertinggi di 7,042 dan level terendah di angka 6,956.
Pada hari ini, volume perdagangan tercatat Rp16,242 miliar saham dengan transaksi mencapai Rp9,752 triliun. Sementara itu, frekuensi perdagangan mencapai 1,321,041 kali. Adapun sebanyak 294 saham terpantau menguat, 298 saham melemah, dan 210 saham mengalami stagnan.
Sementara, mengutip Stockbit, saham CHEM menempati posisi teratas top gainer. Diikuti RATU, CMNP, WIFI, dan JSPT. Sedangkan saham yang mengalami pelemahan atau masuk ke lima besar top loser di antaranya GPSO, BRRC, SMIL, UANG, dan MPOW.
Di sisi lain, indeks LQ45 turut mengalami pemelahan pada penutupan hari ini sebesar -1,20 persen. Dua saham mengalami koreksi paling dalam yakni INKP (-4,10 persen) dan SMGR (-4,79 persen).
Dari segi sektoral, enam sektor terpantau mengalami penguatan seperti basic ind, cyclical, energi, properti, teknologi, dan transportasi. Sedangkan sektor yang berada di zona merah di antaranya finance, health, industial, infrastruktur, dan non cyclical.
Profil Emiten Chemstar Indonesia
Hari ini Chemstar Indonesia Tbk menjadi pendorong terkuat bagi IHSG. CHEM adalah perusahaan yang menonjol dalam industri kimia di Indonesia, khususnya sebagai produsen dan distributor bahan kimia untuk sektor tekstil.
Didirikan pada tahun 2004 di Jakarta, perusahaan ini telah memantapkan dirinya sebagai salah satu pemain kunci dalam penyediaan solusi kimia ramah lingkungan yang mendukung keberlanjutan dalam proses produksi tekstil.
Komitmen Chemstar terhadap keberlanjutan tercermin dalam produk-produk inovatif yang dihasilkannya. Perusahaan memproduksi berbagai jenis pewarna tekstil dan bahan pembantu tekstil lain yang dirancang untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
Produk-produk ini tidak hanya mendukung industri tekstil lokal tetapi juga telah menarik perhatian sejumlah merek global terkemuka. Adidas, Nike, dan Uniqlo termasuk dalam daftar mitra Chemstar yang mengandalkan bahan-bahan kimia ramah lingkungan dalam produksi mereka.
Selain kemampuan manufaktur, Chemstar juga memainkan peran penting dalam distribusi bahan kimia. Perusahaan ini bermitra dengan produsen kimia global ternama, seperti Tanatex Chemical dari Belanda dan Transfar International dari Tiongkok, untuk menyediakan produk berkualitas tinggi kepada pelanggannya.
Kemitraan strategis ini memperkuat posisi Chemstar sebagai penyedia solusi komprehensif bagi industri tekstil, baik di dalam negeri maupun pasar internasional.
Keberhasilan Chemstar tidak hanya berasal dari inovasi produknya tetapi juga dari dedikasinya terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dan komitmen untuk mendukung kebutuhan kliennya.
Dengan fokus pada lingkungan dan keunggulan operasional, PT Chemstar Indonesia Tbk terus melangkah maju, mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dalam industri kimia tekstil, sekaligus mendukung praktik produksi yang lebih hijau dan bertanggung jawab di tingkat global.
Raih Rp75 Miliar dari IPO
Chemstar memulai perjalanan barunya sebagai perusahaan terbuka dengan melangsungkan penawaran saham perdana (IPO) pada 8 Juli 2022. Dalam proses ini, Chemstar menawarkan sebanyak 500 juta saham kepada publik, yang mencerminkan 29,41 persen dari total saham terdaftar perusahaan.
Dengan harga penawaran yang ditetapkan sebesar Rp150 per saham, Chemstar berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp75 miliar dari IPO tersebut.
Sebelum IPO, Chemstar telah memiliki modal saham yang solid dari pendirinya, sejumlah 1,2 miliar saham. Setelah penawaran umum, total saham terdaftar perusahaan mencapai 1,7 miliar saham, memperkuat struktur modal untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan di industri kimia.
Untuk memastikan kelancaran proses IPO, Chemstar menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi utama, sebuah lembaga yang memiliki rekam jejak kuat dalam membantu perusahaan Indonesia mencapai tujuan pembiayaan mereka di pasar modal.
Selain itu, administrasi efek perusahaan dikelola oleh PT Sinartama Gunita, yang bertanggung jawab mengelola catatan kepemilikan saham serta memfasilitasi hak-hak investor.
Dengan pencatatan sahamnya di Papan Pengembangan, Chemstar menunjukkan ambisi dan tekadnya untuk terus berkembang, memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham, dan mengukuhkan posisinya di industri tekstil dan kimia.
Penggalangan dana dari IPO memberikan Chemstar fondasi keuangan yang kuat untuk mengejar ekspansi bisnis, inovasi produk, dan pelestarian lingkungan, sejalan dengan visinya sebagai perusahaan kimia ramah lingkungan.
Target Pendapatan Rp207 Miliar di 2025
Di tahun ini, Chemstar menargetkan pendapatan sebesar Rp207 miliar. Target ini mencerminkan pertumbuhan signifikan dari proyeksi realisasi pendapatan tahun 2024 yang diperkirakan mencapai Rp161 miliar.
Optimisme ini didasarkan pada langkah strategis perusahaan yang fokus pada ekspansi di segmen energi dan agro, selain tetap mempertahankan kontribusi besar dari sektor tekstil.
Direktur Utama CHEM Kwee Sutrimo, mengungkapkan rencana ekspansi agresif di sektor energi dan agro sebagai bagian dari strategi pertumbuhan di tahun mendatang. Ia memproyeksikan pendapatan dari sektor energi akan mencapai Rp60 miliar, sedangkan sektor agro diperkirakan menyumbang Rp20 miliar.
Sektor tekstil, sebagai tulang punggung bisnis perusahaan, masih akan memberikan kontribusi signifikan dengan target pendapatan sebesar Rp127 miliar.
Pertumbuhan pada masing-masing segmen menunjukkan dinamika yang menjanjikan. Pendapatan dari sektor tekstil diproyeksikan naik 10 persen, sementara sektor energi diperkirakan tumbuh 50 persen, dan sektor agro diprediksi mencatat kenaikan signifikan hingga 300 persen.
Dengan proyeksi ini, komposisi pendapatan perusahaan akan beralih secara bertahap, dengan sektor tekstil menyumbang 60 persen dan sektor energi serta agro secara kolektif menyumbang 40 persen dari total pendapatan.
Pada tahun 2024, perusahaan diperkirakan meraih pendapatan Rp161 miliar, dengan sektor tekstil berkontribusi sebesar Rp116 miliar, sektor energi menyumbang Rp40 miliar, dan sektor agro memberikan kontribusi Rp5 miliar.
Pertumbuhan kuat di sektor energi dan agro menunjukkan kemampuan perusahaan untuk merespons peluang pasar yang dinamis, sekaligus mengurangi ketergantungan pada satu segmen bisnis utama.
Melalui strategi diversifikasi dan ekspansi ini, CHEM tidak hanya meningkatkan kinerja keuangan, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain kunci di industri kimia yang berkelanjutan, baik di sektor tekstil maupun di sektor baru yang sedang dikembangkannya.
Ambisi ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan.(*)