KABARBURSA.COM - Hari ini, Senin 1 April 2024, terjadi pelemahan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi siang di Sesi I. IHSG ditutup pada posisi 7.161,5, mengalami penurunan sebesar 1,75 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. Indeks LQ45 juga mengalami penurunan sebesar 2,22 persen menjadi 964,05.
Tidak ada satu sektor saham pun yang mengalami kenaikan. Saham-saham di sektor transportasi menjadi yang paling melemah hari itu dengan penurunan sebesar 3,27 persen. Disusul oleh sektor keuangan yang turun 3,16 persen dan sektor kesehatan yang turun 2,86 persen.
Di sisi lain, saham-saham yang mengalami kenaikan dan menjadi top gainers antara lain PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) yang naik 24,7 persen, PT Meta Epsi Tbk (MTPS) naik 20 persen, dan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) naik 16 persen.
Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan dan menjadi top losers antara lain PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA) yang turun 24,6 persen, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) turun 23,1 persen, dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) turun 19 persen.
Meskipun sebagian besar indeks saham utama di Asia menguat, IHSG justru mengalami pelemahan paling signifikan. Sentimen negatif tersebut disebabkan oleh rilis data inflasi Indonesia yang menunjukkan laju inflasi lebih tinggi dari konsensus pasar.
Pada Senin 1 April 2024, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan terjadi inflasi 0,52 persen pada Maret dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dibandingkan Februari yang sebesar 0,37 persen mtm.
diperkirakan inflasi bulanan Maret di 0,4 persen mtm. Sedangkan inflasi komponen Inti juga naik melampaui ekspektasi sebelumnya di angka 1,77 persen, dibandingkan konsensus Bloomberg 1,71 persen.
Sementara dibandingkan Maret 2023 (year-on-year/yoy), inflasi berada di 3,05 persen. Lebih tinggi dibandingkan Februari yang sebesar 2,75 persen yoy, dan juga lebih besar dari konsensus sebesar 2,91 persen.
"Adapun dibandingkan dengan periode sebelumnya, kecuali 2022, inflasi Ramadan tahun ini relatif lebih tinggi," kata Amalia.
Komoditas yang memberikan andil sumbangan inflasi terbesar, lanjut Amalia, adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, dan bawang putih. Sementara yang mengalami deflasi atau penurunan harga adalah cabai merah, tomat, dan tarif angkutan udara.
Adapun IHSG dan sejumlah Bursa Asia terpapar gerak yang berseberangan di tengah pernyataan Biro Statistik Nasional pada Minggu, yang merilis data Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (Purchasing Manager's Index/PMI) berhasil mengalami peningkatan pada Maret untuk pertama kalinya sejak September, meningkat menjadi 50,8.
Indeks Aktivitas non-Manufaktur juga menguat menjadi 53 di Maret, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya 51,5. Adapun angka di atas 50 mencerminkan laju ekspansi dari bulan sebelumnya, sementara angka di bawahnya menggambarkan kontraksi.
Angka tersebut menunjukkan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut telah mempertahankan daya tariknya setelah awal tahun yang solid dan dapat memberi pembuat kebijakan lebih banyak waktu untuk menilai dampak dari langkah-langkah stimulus sebelumnya.
Aktivitas Industri China rebound pada bulan Maret, memutus penurunan lima bulan berturut-turut, mencerahkan prospek di negara tersebut.
China juga telah menetapkan target untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 5 persen tahun ini.