Logo
>

IHSG Anjlok, Chart Saham Sempat tak Tersedia di Google

Chat saham dalam tampilan google sempat menghilang saat trading halt pada 8 April 2025 lalu. Pihak google jelaskan fitur memang sengaja dihilangkan karena ada kekeliruan data dari Bursa Efek Indonesia.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Anjlok, Chart Saham Sempat tak Tersedia di Google
Tangkapan layar unggahan akun media sosial instagram @yudhakhel

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Data saham dalam tampilan Google sempat menghilang pada saat pembukaan perdagangan perdana, Selasa, 8 April 2025 lalu. Hal ini disampaikan oleh akun Instagram @yudhakhel dalam unggahan postingannya.

    “Sekarang Google sudah tidak lagi menampilkan data saham di Indonesia seperti biasanya,” ujar Yudha dalam unggahan tersebut.

    Ia menjelaskan bahwa biasanya, saat pengguna memasukkan kata kunci IDX IHSG di mesin pencarian, akan langsung muncul grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    “Tapi sekarang yang muncul itu berita seperti ini,” sambungnya.

    Yudha juga menambahkan, ketika membuka Google Finance, memang masih terlihat angka indeks, namun tidak disertai dengan persentase penurunannya. Tidak hanya IHSG, saham-saham individual pun tidak menampilkan grafik seperti biasa.

    Ia menduga tampilan tersebut sengaja dihilangkan karena IHSG mengalami penurunan drastis dan bahkan sempat dihentikan perdagangannya (trading halt) selama 30 menit pada pembukaan sesi.

    “Yang jelek market-nya, datanya yang ditutup,” kata dia.

    KabarBursa mencoba mengonfirmasi hal ini kepada pihak Google terkait hilangnya tampilan grafik tersebut.

    “Sehubungan dengan kekeliruan pada informasi harga saham dari Bursa Efek Indonesia, kami terpaksa menonaktifkan fitur tersebut pada search untuk sementara waktu. Permasalahan ini berhasil diperbaiki. Terima kasih,” ujar manajemen Google kepada kabarbursa.com pada Kamis, 10 April 2025.

    Trading Halt Setelah Libur Panjang

    Diberitakan sebelumnya, IHSG pada 8 April 2025 perdana dibuka perdagangan setelah libur panjang pascaebaran Idulfitri 2025 langsung mengalami penghentian sementara atau trading halt selama 30 menit karena penurunan harga.

    IHSG dibuka melemah tajam pada perdagangan hari ini, turun 598,56 poin atau sembilan koma satu sembilan persen ke level 5.912,06 pada Senin, 8 April 2025.

    Sepanjang sesi pembukaan, indeks langsung menyentuh titik terendahnya di level tersebut, setelah dibuka di posisi 6.510,62, setara dengan level penutupan sebelumnya.

    Volume transaksi tercatat sebanyak 15,91 juta lot, dengan nilai perdagangan mencapai Rp1.925,7 triliun. Tidak terdapat pergerakan naik sejak pembukaan, menjadikan tekanan jual sangat dominan sejak awal sesi.

    Pergerakan ini menandai koreksi paling tajam dalam beberapa bulan terakhir, memperpanjang tren pelemahan yang dipicu oleh kombinasi sentimen global dan kekhawatiran domestik. Trading halt ini diterapkan karena anjloknya harga saham karena kebijakan tarif yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Pasar Sedang Menyesuaikan Diri

    Sementara itu, Head Of Reasearch Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menyebutkan bahwa fenomena ini merupakan reaksi wajar dari pasar yang mencoba menyesuaikan diri (adjusting) dengan dinamika pasar global selama periode libur Lebaran. 

    “Ini pertama kalinya saya dalam karier di pasar modal menyaksikan IHSG dibuka langsung trading halt. Dan ini akan berlangsung selama 30 menit ke depan,” ujar Liza dalam perbincangan Bursa Pagi-Pagi pada Selasa, 8 April 2025.

    Ia juga menyinggung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pagi ini merilis aturan baru, yang menyatakan jika indeks kembali turun hingga 15 atau bahkan 20 persen setelah masa trading halt pertama, maka bursa akan kembali dihentikan selama 30 menit berikutnya. Sementara Bank Indonesia juga melakukan penyesuaian mekanisme auto rejection bawah menjadi 15 persen untuk mengantisipasi tekanan lanjutan.

    Liza menjelaskan bahwa gejolak ini dipicu oleh kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump yang diberlakukan secara luas terhadap negara mitra dagangnya, memicu ketegangan dagang global.

    “S&P 500 sudah turun 14 persen secara year-to-date, Dow Jones minus 10 persen, dan Indonesia yang sebelum libur masih minus 16 persen year-to-date juga akhirnya harus mengikuti tekanan global,” jelasnya.

    Menurutnya, tekanan ini sudah dapat diantisipasi oleh pelaku pasar, terutama bagi yang telah melakukan strategi pengurangan portofolio menjelang libur panjang.

    “Ini adalah aftermath yang harus kita hadapi. Gelombang tsunami global belum usai,” tambahnya.

    Saat ditanya tentang potensi panic selling lanjutan, Liza menilai secara psikologis pasar dalam posisi yang rentan. Namun ia menegaskan bahwa sebagian besar tekanan kemungkinan sudah terkompres selama libur panjang, dan saat ini tinggal proses penyesuaian harga saja.

    “Pasar Asia seperti Nikkei dan bursa China mulai menghijau. Ini memberi harapan akan technical rebound dalam jangka pendek,” ujarnya.

    Namun, ia juga memperingatkan bahwa secara fundamental, tantangan belum selesai. Nilai tukar rupiah yang melemah hingga menyentuh kisaran Rp16.700–Rp17.000, serta ketidakpastian lanjutan dari kebijakan perdagangan AS menjadi variabel penting yang wajib dipantau investor.

    Liza menyarankan investor untuk sementara waktu bersikap wait and see. “Kita tunggu sampai IHSG menemukan support yang cukup solid. Volatilitas akan tinggi setidaknya dalam sepekan ke depan,” katanya.

    Mengenai dampak tarif impor AS yang mencapai 32 persen terhadap ekonomi domestik, Liza mengungkapkan bahwa hal tersebut akan menekan ekspor Indonesia, yang pada 2024 sudah mencatat kontraksi dibanding tahun sebelumnya. Ini bisa berimbas pada lemahnya pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan profitabilitas emiten yang memiliki eksposur ekspor tinggi ke AS.

    Liza juga menyinggung bahwa sebelum Lebaran sebenarnya pasar menunjukkan anomali positif dengan sentimen RUPS dan kebijakan buyback tanpa restu investor. Namun euforia tersebut sirna seketika begitu perang dagang memuncak.

    “Level 5.900 ini sudah mendekati support psikologis 6.000. Kita harapkan bisa menjadi area pertahanan untuk sementara,” ujar dia.

    Kondisi perdagangan hari ini akan menjadi ujian besar bagi ketahanan pasar Indonesia dalam menghadapi gejolak global. Pidato resmi dari Presiden Prabowo Subianto dan langkah lanjutan dari otoritas fiskal dan moneter akan sangat dinantikan oleh pelaku pasar sebagai panduan arah ke depan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".