KABARBURSA.COM - Anggota Komisi XI DPR RI Thoriq Majiddanor menyoroti dampak lanjutan dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terhadap stabilitas sektor keuangan nasional. Menurutnya, penurunan IHSG tidak hanya berdampak psikologis, tetapi juga berpotensi menggoyang kepercayaan investor dan memicu capital outflow.
“Penurunan IHSG dapat mempengaruhi kepercayaan investor dan memicu potensi arus keluar modal. Ini tentu menjadi perhatian utama bagi stabilitas keuangan nasional,” ujar Thoriq dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 April 2025.
Ia juga menyoroti depresiasi rupiah yang mempertegas tekanan di pasar keuangan. Per 8 April 2025, nilai tukar rupiah melemah hingga 1,8 persen ke level Rp16.850 per dolar AS. Angka tersebut terendah sejak masa pandemi Covid-19.
Thoriq menilai, ketahanan sistem keuangan nasional masih berada dalam kondisi aman. Ia merujuk pada posisi cadangan devisa Indonesia yang mencapai lebih dari USD 135 miliar per Maret 2025, serta rasio kecukupan modal Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan yang terjaga di atas 24 persen.
“Permodalan perbankan kita sehat, dan cadangan devisa cukup untuk menopang stabilitas. Namun, tetap perlu ada antisipasi dini agar risiko sistemik tidak berkembang,” ujarnya.
Thoriq juga mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang terus berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar melalui intervensi agresif di pasar valas.
“Bank Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dengan intervensi aktifnya. Tapi ke depan, koordinasi lintas sektor harus diperkuat agar respons fiskal dan moneter berjalan seiring,” tambahnya.
Kawal Respons Otoritas Hadapi Gejolak Pasar
Ia juga menegaskan, bahwa Komisi XI terus mengawal langkah-langkah responsif pemerintah dan otoritas keuangan dalam menghadapi gejolak pasar, khususnya setelah anjloknya IHSG pada awal pekan ini.
“Komisi XI DPR RI telah dan akan terus berkoordinasi secara intensif dengan pemerintah serta otoritas terkait, seperti OJK dan BEI, guna memastikan respons kebijakan yang adaptif dan tepat sasaran,” tegas Thoriq.
Ia menyambut baik langkah cepat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memberlakukan trading halt otomatis saat IHSG turun lebih dari 8 persen, serta pelonggaran batasan auto-rejection demi meredam gejolak pasar.
“Kebijakan trading halt dan relaksasi teknis lainnya menunjukkan bahwa otoritas pasar modal cukup sigap menghadapi tekanan. Ini penting untuk menjaga kepercayaan pelaku pasar,” katanya.
Lebih jauh, Thoriq juga mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperluas program literasi keuangan, sekaligus memperkuat regulasi yang menjamin perlindungan investor, baik ritel maupun institusi.
“Kepercayaan investor tidak hanya dibangun dari kebijakan jangka pendek, tapi juga dari ekosistem pasar modal yang aman dan transparan,” ujarnya.
Dari sisi fiskal, Komisi XI mendukung kebijakan pemerintah yang tetap menjaga keseimbangan antara belanja prioritas dan stabilitas fiskal jangka panjang.
“Langkah-langkah pemerintah harus tetap terukur. Belanja strategis harus dijaga, namun tidak boleh mengorbankan kesehatan APBN ke depan,” imbuh Thoriq.
Ia menutup dengan menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung.
IHSG Kembali Melemah
Sebelumnya, IHSG mengakhiri perdagangan hari kedua setelah libur Lebaran dengan penurunan 28,15 poin atau 0,47 persen ke posisi 5.967,99 pada Rabu, 9 April 2025.
Pada awal sesi, IHSG sempat dibuka menguat di level 5.996,14 dan sempat mencapai titik tertinggi harian di 6.092,41 sebelum akhirnya terkoreksi hingga menyentuh level terendah 5.949,60.
Perdagangan hari ini melanjutkan tren yang terjadi sejak Selasa, 8 April 2025, di mana bursa sempat dihentikan sementara akibat lonjakan volatilitas yang cukup ekstrem.
Tekanan jual hari ini dipicu oleh aksi ambil untung serta rebalancing portofolio pascalibur, dengan saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah paling banyak terdampak.
Total volume transaksi di seluruh pasar tercatat mencapai 177,25 juta lot, dengan nilai transaksi sebesar Rp11,14 triliun dari 1,08 juta transaksi. Sementara itu, volume di pasar reguler mencapai 148,61 juta lot dengan total nilai Rp10,22 triliun.
Meski pasar secara umum melemah, sejumlah saham justru mengalami lonjakan harga dan masuk dalam daftar top gainer. Salah satunya adalah saham PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) yang naik signifikan sebesar 34,88 persen menjadi Rp58 per saham. Kenaikan ini dipicu oleh spekulasi pasar terkait kemungkinan akuisisi oleh pelaku besar industri.
Selain itu, saham PT First Media Tbk (KBLV) juga mengalami penguatan sebesar 34,83 persen ke Rp120 setelah beredar kabar mengenai penguatan jaringan fiber optik di kawasan suburban. Emiten ini dikenal sebagai anak usaha Lippo Group yang bergerak di layanan internet broadband dan TV kabel.
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) turut melonjak 25,00 persen ke Rp3.950, seiring meningkatnya optimisme pasar terhadap pemulihan sektor pariwisata usai lebaran.
Kenaikan serupa juga dialami PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) yang naik 21,88 persen ke Rp468, didorong oleh rencana pengembangan platform digital mereka. Sedangkan PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) naik 20,80 persen ke Rp151, berkat ekspektasi peningkatan penjualan musiman pada produk rumah tangga dan furnitur.
Namun di sisi lain, sejumlah saham mengalami tekanan signifikan. PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) turun 15,00 persen ke Rp238 setelah sebelumnya mengalami lonjakan yang tidak wajar sebelum libur panjang.
PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) juga terkoreksi 14,98 persen ke Rp1.760 setelah reli panjang dalam beberapa pekan terakhir. Koreksi juga terjadi pada PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang melemah 14,91 persen ke Rp3.480 akibat profit taking dan tekanan teknikal.
Penurunan tajam turut dialami PT Steady Safe Tbk (SAFE) yang melemah 14,90 persen ke Rp177 usai reli spekulatif menjelang libur. PT MD Pictures Tbk (FILM) juga turun 14,88 persen ke Rp2.060 setelah meredanya sentimen positif terkait penayangan film lebaran.(*)