Logo
>

IHSG Anjlok, Tiga Saham ini Tetap Top Gainers

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHSG Anjlok, Tiga Saham ini Tetap Top Gainers

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saat IHSG terpuruk dalam perdagangan bursa pada Selasa, 3 September 2024, beberapa saham di LQ45 justru menunjukkan performa yang luar biasa. Saham-saham seperti INDF, ACES, dan PGAS berhasil mengakhiri pekan pertama September dengan catatan yang memukau.

    INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk)

    INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) menutup sesi perdagangan dengan kenaikan harga yang signifikan. Saham ini berakhir di level Rp 6.775 per saham. Dibandingkan dengan penutupan pada Senin (2/9), harga saham INDF naik 0,74 persen dari Rp 6.725. Meskipun dibuka lebih rendah di Rp 6.700 per saham, INDF mencapai harga tertinggi di Rp 6.775 dan terendah di Rp 6.675, dengan kenaikan Rp 50 per saham dalam satu hari.

    Dalam seminggu terakhir, harga saham INDF mengalami penurunan 0,37 persen dari Rp 6.800 pada 27 Agustus 2024. Setahun yang lalu, pada 1 September 2023, harga saham INDF tercatat di Rp 7.000, yang berarti penurunan sebesar 3,21 persen dalam periode tersebut. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai transaksi saham INDF sebesar Rp 78,30 miliar, dengan volume transaksi mencapai 116.457 lot. Laba bersih per saham (EPS) INDF tercatat Rp 878, dengan rasio harga terhadap laba (PER) di angka 7,66 kali, dan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 0,97 kali.

    PGAS (PT Pertamina Gas Negara (Persero) Tbk)

    PGAS (PT Pertamina Gas Negara (Persero) Tbk) juga berhasil menutup sesi perdagangan dengan kenaikan harga yang tipis. Saham PGAS ditutup di level Rp 1.555 per saham, naik 0,65 persen dari penutupan sehari sebelumnya di angka Rp 1.545. Saham ini dibuka pada level yang sama dengan penutupan Senin, namun mencapai harga tertinggi Rp 1.570 dan terendah Rp 1.545, dengan kenaikan Rp 10 per saham.

    Dalam hitungan seminggu, harga saham PGAS mengalami penurunan 1,58 persen dari Rp 1.580 pada 27 Agustus 2024. Namun, dibandingkan dengan setahun yang lalu, harga saham PGAS justru mengalami kenaikan 14,76 persen dari Rp 1.355. BEI mencatat nilai transaksi saham PGAS sebesar Rp 52,80 miliar, dengan volume transaksi mencapai 339.168 lot. Laba bersih per saham PGAS tercatat sebesar Rp 252, dengan rasio harga terhadap laba (PER) di angka 6,13 kali dan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 0,86 kali.

    ACES (PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk)

    ACES (PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk) menutup perdagangan dengan kenaikan harga yang tipis. Saham ACES tercatat di harga penutupan Rp 720 per saham, naik 0,70 persen dari Rp 715 pada penutupan Senin. Saham ini dibuka di harga yang sama dengan penutupan sebelumnya, namun sempat menyentuh harga tertinggi Rp 725 dan terendah Rp 715, dengan kenaikan Rp 5 per saham dalam sehari.

    Dalam hitungan tujuh hari, harga saham ACES menurun 2,04 persen dari Rp 735 pada 27 Agustus 2024. Dibandingkan setahun yang lalu, harga saham ACES juga mengalami penurunan 2,70 persen dari Rp 740 pada 1 September 2023.

    Seperti yang sudah menjadi proyeksi Kabar Bursa, hari ini, 3 September 2024, IHSG dan rupiah diproyeksikan bergerak dengan volatilitas tinggi. Fluktuasi ini dipicu oleh rilis data ekonomi dan sejumlah agenda penting yang akan berlangsung sepanjang pekan.

    Berdasarkan data dari London Stock Exchange Group (LSEG), pasar uang hampir sepenuhnya memperhitungkan peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh European Central Bank (ECB) pada 12 September mendatang. Namun, para pengambil kebijakan ECB mulai terbelah dalam pandangan mereka terhadap prospek pertumbuhan ekonomi. Sebagian mengkhawatirkan potensi resesi, sementara yang lain lebih fokus pada tekanan inflasi yang masih tinggi.

    Pasar memproyeksikan pergerakan Wall Street akan semakin volatil pada sesi perdagangan berikutnya. Penyebabnya adalah rilis data PMI Manufaktur AS Global S&P untuk Agustus 2024 yang dijadwalkan pada Selasa (3 September 2024). Data ini mengalami revisi kedua, di mana PMI Manufaktur AS Global S&P turun menjadi 48 pada Agustus dari 49,6 pada Juli, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 49,6. Penurunan ini menunjukkan kontraksi kedua berturut-turut dalam aktivitas pabrik AS, dengan laju paling tajam tahun ini.

    Penurunan PMI ini dipicu oleh dua kali penurunan berturut-turut dalam arus masuk pesanan baru untuk produsen, yang juga mencatat penurunan tercepat sejak Desember. Ini menegaskan dampak negatif dari suku bunga yang tinggi terhadap aktivitas pabrik. Selain itu, tingkat ketenagakerjaan hampir tidak bergerak, dengan kenaikan paling kecil sejak Januari.

    Di sisi permintaan, penurunan dari pabrik membantu mengurangi tekanan kapasitas untuk pengiriman bahan baku dan memperpendek waktu pengiriman pemasok. Namun, di sisi harga, biaya input melonjak dengan laju tercepat sejak Mei, meski produsen tidak sepenuhnya mampu menyalurkan tekanan harga ini kepada konsumen.

    PMI Manufaktur Indonesia yang menunjukkan kontraksi selama dua bulan berturut-turut, yaitu pada Juli (49,3) dan Agustus (48,9), menjadi sinyal negatif bagi perekonomian. PMI Manufaktur yang saat ini berada di posisi terendah sejak Agustus 2021 mencerminkan tekanan signifikan pada sektor manufaktur, yang merupakan salah satu pilar utama ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

    Penurunan ini memicu kekhawatiran, mengingat sektor manufaktur berperan penting dalam ekonomi Indonesia, baik dari sisi kontribusi terhadap PDB maupun penciptaan lapangan kerja. Kinerja lemah di sektor ini juga bisa berdampak buruk pada citra Presiden Joko Widodo (Jokowi), terutama menjelang akhir masa jabatannya pada Oktober mendatang.

    Lebih parah lagi, situasi ini diperburuk oleh deflasi yang telah dialami Indonesia selama empat bulan berturut-turut, diikuti oleh penurunan PMI Manufaktur. Ini menjadi indikator bahwa daya beli masyarakat sedang menurun. S&P Global menjelaskan bahwa kontraksi lebih lanjut pada manufaktur Indonesia disebabkan oleh penurunan output dan pesanan baru yang semakin tajam. Perusahaan-perusahaan manufaktur juga cenderung mengurangi jumlah tenaga kerja, meskipun pengurangannya masih bersifat marginal.

    Dengan situasi ini, proyeksi untuk sektor manufaktur Indonesia hingga akhir kuartal III-2024 tampaknya masih akan berada di bawah tekanan. Jika tidak ada langkah kebijakan yang efektif untuk membalikkan tren ini, dampaknya bisa merambat ke sektor-sektor lain dan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

    Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3 September 2024 merupakan peristiwa bersejarah, terutama karena ini adalah kunjungan pertama seorang Paus ke Indonesia dalam 35 tahun terakhir. Perjalanan Apostolik ini merupakan bagian dari tur Paus ke kawasan Asia Pasifik, yang mencakup Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Singapura, yang akan berlangsung dari 2 hingga 13 September 2024.

    Kunjungan ini sangat penting bagi umat Katolik di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, dan menunjukkan komitmen Paus untuk menjalin dialog antaragama serta memperkuat hubungan baik dengan berbagai komunitas di Asia. Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi dalam rangkaian perjalanan ini, yang menegaskan pentingnya Indonesia dalam konteks global dan dalam misi Paus untuk memperkuat persaudaraan dan perdamaian di seluruh dunia.

    Perjalanan ini juga menjadi yang terpanjang dalam 11 tahun masa kepausan Paus Fransiskus, bahkan lebih panjang dari lawatannya ke Amerika pada awal masa kepausannya. Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan antara Vatikan dan negara-negara yang dikunjungi, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang solidaritas, persatuan, dan dialog antaragama. (*)

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi